I am a Person Raih Penghargaan Tertinggi

Minggu, 30 Agustus 2015 - 11:41 WIB
I am a Person Raih Penghargaan...
I am a Person Raih Penghargaan Tertinggi
A A A
Festival ARKIPEL Film Dokumenter Internasional III 2015 telah ditutup, Sabtu (29/8), di Goethe Institute, Jakarta. Sutradara asal Prancis Anna Rousillon dengan filmnya I am a Person berhasil meraih penghargaan tertinggi festival ini.

Penghargaan tersebut sekaligus menjadi penutup rangkaian Festival ARKIPEL 2015. Hal itu disampaikan Direktur Seni Festival ARKIPEL IIIHafizRancajale saat membacakan pemenang festival. Film I am a Person karya Anna berhasil memukau juri dengan memenuhi standar penilaian dalam Festival ARKIPEL. Sutradara senior film dokumenter asalAmerika Serikat yang juga menjadi juri film John Jost menyerahkan trofi penghargaan secara simbolik kepada perwakilan Anna Roussillon.

”Kami telah melakukan penilaian sesuai standar prosedur, selamat bagi Anna,” ujarnya. Film I am a Person karya Anna menceritakan kehidupan salah satu keluarga Mesir dalam suasana pergulatan politik yang guncang ketika masyarakatMesir menuntut Presiden Hosni Mubarak (presiden ketika itu) untuk turun takhta.

Mubarak telah menjabat selama30 tahun sebagai presiden Mesir, kejatuhannya merupakan sejarah baru Mesir dalammelihat demokrasi. Hal itulah yang kemudian dijadikan tema besar dalam film Anna. Selain menampilkan 130 film dokumenter karya sineas lokal dan internasional, Festival ARKIPEL 2015 juga menyelenggarakan beberapa program di dalamnya.

Di antaranya kompetisi internasional, program kuratorial, presentasi khusus, penayangan khusus, dan diskusi film. Beberapa nama kurator tamu rekanan festival dan institusi yang terlibat baik dari lokal maupun internasional antara lain David Teh (Singapura), Budi Irawanto (Indonesia), Benjamin Cook (Inggris), May Adadol Ingawanij dan Mary Pasanga (Jepang), JangwookLee danRenaKim(Korea Selatan), Shai Heredia (India), Amy Fung (Kanada), Philip Widman (Jerman), dan Iqbal Barkat (Australia).

Ketua Festival ARKIPEL 2015 Yuki Aditya menyatakan, kolaborasi seniman dan kurator dari berbagai negara tersebut merupakan langkah penting dalam membangun dan mempertahankan jaringan antarfestival film, kurator, penonton, dan pembuat film.

Hal itu secara otomatis akan membuka akses dalam hal produksi dan distribusi pengetahuan yang lebih luas baik bagi masyarakat Indonesia maupun dunia dalam ranah sinema dokumenter dan eksperimental. ”Kolaborasi dilakukan untuk membangun dan mempertahankan jaringan satu sama lainnya antarpegiat seni film dokumenter,” kata Yuki. Festival ARKIPEL 2015 digelar pada 19 Agustus 2015 dengan tema utama Grand Illusion.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang diikuti 200 hingga 300 peserta, Festival ARKIPEL 2015 diikuti peserta yang melonjak naik sebanyak 1.200 peserta. Hal tersebut diakui Yuki sebagai sebuah apresiasi yang sangat berharga terhadap kemajuan ARKIPEL. Yuki menyatakan, setiap masukan, gagasan, dan saran dari penikmat film dokumenter dari tiap kalangan sangat ditunggu demi kemajuan ARKIPEL.

Imas damayanti
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6685 seconds (0.1#10.140)