Indonesia Gelar Pameran Buku Internasional
A
A
A
JAKARTA - Indonesia akan menggelar Indonesia International Book Fair (IIBF). Dari ajang internasional ini akan dipasarkan copy right buku Indonesia ke pasar internasional.
Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Kacung Maridjan mengatakan, pameran buku kebanyakan hanya menjual buku tertentu, tetapi pemerintah menggelar IIBF dengan harapan menjual banyak copy right buku dari penulis lokal ke dunia internasional.
Selama ini menurutnya Malaysia menjadi negara yang paling banyak membeli copy right buku sehingga melalui IIBF ini pemerintah berharap penerbit dari Eropa akan turut serta melakukan pembelian. ” Ini bukan sekedar pameran jual beli buku tapi copy right. Selain negara Asia Tenggara, kita ingin buku kita dijual di kawasan Eropa,” katanya saat konferensi pers IIBF di Kantor Kemendikbud kemarin.
Kacung menjelaskan, Indonesia punya karya bagus, tetapi belum dikomersialkan dengan kuat. Dia menjelaskan, IIBF ini sendiri menjadi rangkaian acara perayaan Indonesia sebagai guest of honour diFrankfurt Book Fair (FBF) Oktober nanti. Penjajakan pasar dimulai saat IIBF agar pada saat FBF nanti semakin banyak penerbit luar yang tertarik membeli hak menggandakan buku fiksi dan nonfiksi Indonesia.
Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Pusat Lucia Andam Dewi menambahkan, IIBF akan diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCCC) pada 2-6 September nanti. Ada enam negara yang berpartisipasi, yakni India, Singapura, Malaysia, Belanda, Jerman, dan Korea Selatan (Korsel).
Korsel didaulat menjadi tamu kehormatan IIBF tahun kedua ini. Alasannya, menurut Lucia, karena sudah ada kerja sama perbukuan antara Korsel dan Indonesia. Selain itu Korsel dilirik karena sudah mempunyai badan penerjemah buku sendiri.
Neneng zubaidah
Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Kacung Maridjan mengatakan, pameran buku kebanyakan hanya menjual buku tertentu, tetapi pemerintah menggelar IIBF dengan harapan menjual banyak copy right buku dari penulis lokal ke dunia internasional.
Selama ini menurutnya Malaysia menjadi negara yang paling banyak membeli copy right buku sehingga melalui IIBF ini pemerintah berharap penerbit dari Eropa akan turut serta melakukan pembelian. ” Ini bukan sekedar pameran jual beli buku tapi copy right. Selain negara Asia Tenggara, kita ingin buku kita dijual di kawasan Eropa,” katanya saat konferensi pers IIBF di Kantor Kemendikbud kemarin.
Kacung menjelaskan, Indonesia punya karya bagus, tetapi belum dikomersialkan dengan kuat. Dia menjelaskan, IIBF ini sendiri menjadi rangkaian acara perayaan Indonesia sebagai guest of honour diFrankfurt Book Fair (FBF) Oktober nanti. Penjajakan pasar dimulai saat IIBF agar pada saat FBF nanti semakin banyak penerbit luar yang tertarik membeli hak menggandakan buku fiksi dan nonfiksi Indonesia.
Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Pusat Lucia Andam Dewi menambahkan, IIBF akan diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCCC) pada 2-6 September nanti. Ada enam negara yang berpartisipasi, yakni India, Singapura, Malaysia, Belanda, Jerman, dan Korea Selatan (Korsel).
Korsel didaulat menjadi tamu kehormatan IIBF tahun kedua ini. Alasannya, menurut Lucia, karena sudah ada kerja sama perbukuan antara Korsel dan Indonesia. Selain itu Korsel dilirik karena sudah mempunyai badan penerjemah buku sendiri.
Neneng zubaidah
(bbg)