Sosok Pemimpin Berani Patut Dicontoh
A
A
A
INDONESIA negeri kepulauan serta sumber daya alam melimpah. Ironinya, banyak masyarakat di negeri, kata Koes Ploes, tongkat kayu dan batu jadi tanaman ini, hidup di bawah garis kemiskinan.
Ketimpangan sosial semakin nyata. Ada yang hidup bergelimang harta, namun tidak sedikit yang hidupnya kembang kempis. Kondisi ini diperparah masih maraknya kasus korupsi sepertinya tidak pernah habis.
Berbicara tentang kondisi negara, tentu tidak dapat dilepaskan dengan kualitas kepemimpinan nasional.
Pada 17 Agustus 2015 lalu, Republik Indonesia genap berusia 70 tahun. Di republik yang beranjak dewasa ini butuh pemimpin yang kuat untuk mengembalikan harkat martabat Indonesia di mata internasional.
Negeri ini membutuhkan kepemimpinan yang berani melepas cengkeraman asing atas potensi kakayaan alam Indonesia demi kesejahteraan rakyatnya. Bukan pemimpin yang sekadar mengamankan kekuasaannya dengan pencitraan. Bukan pemimpin yang sekadar melindungi dan mengakomodir kelompoknya.
Terlepas dari berbagai kontroversi masing-masing, ada beberapa pemimpin bisa
menjadi cermin dan bahan renungan bagi para pemimpin negeri ini dalam menjalankan tugas yang diamanatkan kepadanya.
Soekarno
Presiden pertama Indonesia ini dikenal sebagai pemimpin karismatik. Soekarno juga dijuluki sebagai orator sejati. Gaya berpidatonya yang heroik tanpa teks mampu memukau orang yang mendengarnya.
Semangat nasionalisme dan kemampuannya memimpin berhasil membawa perubahan bangsa ini, baik dalam negeri maupun internasional. Sikap keras dan tidak mau didikte bangsa lain membuat Indonesia dihargai dunia internasional.
Sikap ini ditunjukkan Soekarno ketika menghadapi adanya ancaman akan berdirinya Federasi Malaysia. Soekarno pernah berpidato berapai-api di depan rakyat Indonesia dengan menyatakan ganyang Malaysia.
Sikap tersebut didasari kemarahan Soekarno adanya upaya Inggris untuk menggabungkan empat negara menjadi satu dengan nama Federasi Malaysia, yaitu Malaya, Sabah, Sarawak dan Singapura.
Pembentukan Federasi Malaysia itu dinilai Seokarno sebagai taktik Inggris untuk menekan kesejahteraan Indonesia dan mengunci kebebasan Indonesia. Terbentuknya Federasi Malaysia akan mengunci jalur Semananjung Malaysia.
Sikap keras Soekarno ini disambut aksi unjuk rasa besar-besaran anti-Indonesia di Kuala Lumpur pada 17 September 1963.
Mereka menyerbu KBRI Indonesia merobek foto Soekarno dan membawa lambang burung Garuda kemudian menyerahkan ke Perdana Menteri Malaysia saat itu Tuanku Abdul Rahman untuk diinjak-injak.
Sikap melecehkan yang ditunjukkan pihak Malaysia ini akhirnya mampu membangkitkan amarah Soekarno yang berujung pada perintah untuk menyerang Malaysia.
Sikap tegas dan semangat nasionalisme lainnya yang dilakukan Soekarno adalah ketika merebut Irian Barat dari pendudukan Belanda. Seokarno dengan kecerdikannya saat itu memanfaatkan perang dingin yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Diplomasi Soekarno berhasil memanfaatkan kekuatan militer Uni Soviet untuk mendukung perjuangan Indonesia dalam merebut Irian Barat yang sekarang bernama Papua dari pendudukan Belanda.
Soekarno juga berhasil menekan Amerika Serikat untuk menarik Belanda dari wilayah Irian Barat setelah meyakinkan Amerika Serikat bahwa Uni Soviet akan membantu Indonesia dalam mengusir Belanda dari wilayah Irian Barat.
Fidel Castro
Pemimpin Kuba yang satu ini sangat khas dalam penampilannya. Berseragam militer, topi hijau, bewok tebal, dan cerutu di tangan menjadikannya tampak berbeda dengan penampilan pemimpin lain yang sering mengenakan setelan jas dan dasi resmi, apalagi buatan luar negeri dengan harga mahal. Fidel Castro selain penampilannya selalu sederhana, juga konsistensi pada perjuangan sejak awal menjadikan dia dicintai rakyatnya.
Kelebihan lainnya pada Fidel Castro dia mampu berpidato tanpa teks dalam waktu cukup lama dan memukau para pendengarnya. Kemampuan ini hanya dimiliki beberapa pemimpin negara, termasuk Presiden Indonesia pertama Soekarno dan pemimpin Mesir Gamal Abdul Nasser.
Fidel Castro sudah menjaga jarak dengan Pemerintahan Amerika Serikat sejak dipimpin Eisenhower tahun 1960.
Sikap ini tetap dipertahankan selama 47 tahun kemudian ketika kepemimpinan Amerika Serikat berganti ke George Bush. Dia konsisten dengan lantang meneriakkan Amerika Serikat adalah negara imperialisme yang harus dilawan.
Sikap konsisten lainnya yang ditunjukkan Fidel Castro adalah ketika dia bersama Presiden Indonesia pertama Soekarno menerapkan gerakan Non-Blok. Sikap itu terus berlanjut meskipun kepemimpinan Indonesia sudah berubah hingga Presiden Indonesia keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Akibat sikap keras dan konsisten itu menyebabkan dirinya selalu dimusuhi Amerika Serikat. Bahkan upaya pembunuhan beberapa kali menimpanya, meskipun menuai kegagalan.
Upaya ini dilakukan mulai dari memberi racun, bahan peledak dalam cerutu yang biasa dihisapnya, dosis kematian LSD dengan memasukkan Sianida pada susu coklatnya, hingga percobaan pembunuhan dengan memberi infeksi tuberkolosis yang dipakainya. Dan yang paling berbahaya adalah memberi obat perontok rambut dan jenggot agar wibawa dan kharismanya merosot.
Kegagagalan berbagai upaya pembunuhan itu menyebabkan orang bertanya-tanya siapa sebenarnya Fidel Castro, mungkinkah ada tangan Tuhan dalam diri Fidel Castro atau memang titisan dewa yang diturunkan ke Kuba untuk menyelamatkan rakyat seperti yang dipercayai kaum Sinteria di Kuba.
Sebaliknya, pemimpin Amerika Serikat selalu menghujat Fidel Castro dengan menyebut Fidel Castro adalah sebuah kesalahan dan perlu untuk disingkirkan dari permukaan bumi.
Fidel Castro tetap mempertahankan konsistennya meskipun kemiskinan melanda Kuba seiring krisis yang terjadi setelah keruntuhan Uni Soviet. Pada kesempatan itu dia berpesan kepada rakyatnya untuk bersabar dengan melakukan penghematan besar-besaran yang dilakukan demi kelangsungan Kuba.
Penghematan dilakukan mulai dari pemadaman listrik, meniadakan bahan bakar minyak (BBM) dari pasaran hingga melarang pembelian mobil baru. Ujian semakin berat dengan adanya embargo ekonomi yang terapkan Amerika Serikat kepada Kuba.
Namun, terbukti berkat sikap konsisten Fidel Castro, Kuba mampu bertahan tidak tergantung dengan negara lain. Meskipun dalam kondisi krisis, dia tetap mengupayakan pendidikan dan kesehatan gratis bagi rakyatnya. Sikapnya ini menjadikan Fidel Castro semakin dicintai rakyatnya, bahkan kepemimpinannya menjadi inspirasi bagi beberap pemimpin negara lain, seperti Presiden Venezuela, Hugo Cahavez.
Salah satu kunci keberhasilan Fidel Castro dalam memimpin Kuba adalah kemampuan meyakinkan rakyatnya. Bahkan dia tidak segan-segan melontarkan permintaan maaf terbuka ke rakyat Kuba ketika gagal menaikkan produksi gula pada tahun 1960.
Tapi kegagalan ini bisa diterima rakyatnya dengan keberhasilan menghadapi pasukan Amerika Serikat yang dikoordinasikan Central Inteliigence Agency (CIA) era Pemerintahan John F Kennedy tahun 1963 di Teluk Babi. Fidel Castro berhasil mendesak Amerika Serikat untuk membayar denda 53 juta dollar sebagai pengganti tawanan perang sebanyak 1.113 orang tentara Amerika Serikat.
Gamal Abdul Nasser
Gamal Abdul Nasser adalah presiden kedua Mesir yang dielu-elukan rakyatnya. Dia dilahirkan di Iskandariah (Alexandria). Dia merupakan sosok pemimpin yang memiliki sikap tegas dalam mengambil keputusan. Sosoknya juga memiliki kesamaan dengan Presiden Indonesia pertama Seokarno sebagai pemimpin berkarisma.
Rakyatnya sangat antusias untuk mendengarkan setiap keputusan atau kebijakan yang diambil Gamal Abdul Nasser. Pernah pada tanggal 26 Juli 1956, Gamal Abdul Nasser menyampaikan pidato kenegaraannya, disambut sikap antusias rakyatnya dengan menyalakan siaran radio di setiap kesempatan.
Pada saat itu Gamal Abdul Nasser mengumumkan keputusannya untuk menasionalisasi Terusan Suez. Dia mengatakan Terusan Suez adalah milik rakyat Mesir yang dibayar dengan 120.000 nyawa orang Mesir. Keputusan ini diambil dengan harapan memajukan perekonomian rakyat Mesir.
Terusan Suez merupakan terusan kapal sepanjang 163 km yang terletak di Mesir, menghubungkan Pelabuhan Said (Bur Sa’id) di Laut Tengah dengan Suez (al-Suways) di Laut Merah. Terusan ini terdiri dari dua bagian, utara dan selatan Danau Great Bitter.
Terusan ini mengizinkan transportasi air dari Eropa ke Asia tanpa mengelilingi Afrika. Sebelum adanya kanal ini, beberapa transportasi dilakukan dengan cara mengosongkan kapal dan membawa barang-barangnya lewat darat antara Laut Tengah dan Laut Merah.
Terusan Suez merupakan simbol klasik eksploitasi Barat atas rakyat Timur Tengah. Terusan itu dibangun orang-orang Eropa selama tahun 1860-an dengan biaya rendah, tetapi hanya tujuh persen saham dari terusan itu dimiliki orang-orang Mesir dan nyaris tidak mendapatkan keuntungan dari aset tersebut.
Dengan lantang dia menegaskan negaranya tidak membutuhkan bantuan Barat, karena memiliki sumber penghasilan sangat besar. Kebijakan itu merupakan bentuk gebrakan Gamal Abdul Nasser selaku presiden yang ingin membuat Mesir keluar dari kemiskinan dan menuju kemakmuran. Sikap itu sekaligus menunjukkan dia sebagai pemimpin yang berwibawa
Tentu saja keputusan yang disiarkan berbagai media ini sangat mengejutkan negara barat, khususnya Inggris dan Perancis yang memiliki saham atas Terusan Suez.
Keputusan Gamal Abdul Nasser ini mendapat prestise dari dalam negeri dan luar negeri.
Bahkan dia dikukuhkan sebagai Bapak Pendiri Negara Mesir Modern oleh rakyatnya. Sementara prestise dari luar negeri, dalam konteks dunia Arab, Mesir di bawah kepemimpinan Gamal Abdul Nasser berhasil membangun kembali semangat dunia Islam terhadap Israel.
Dalam Konteks non-dunia Arab, Presiden Gamal Abdul Nasser termasuk salah satu tokoh pencetus, pendiri, dan pembangun Gerakan Non-Blok.
Sikap tegas dan keberaniannya itu menjadikan dia seorang pemimpin yang dikagumi rakyatnya dan para pemimpin negara dunia.
Keputusan kontroversi Gamal Abdul Nasser itu mengakibatkan terjadinya serangan militer Britania Raya, Perancis dan Israel terhadap Mesir yang dimulai pada tanggal 29 Oktober 1956. Peristiwa ini dikenal dengan krisis Suez.
Kendati serangan militer Britania Raya, Perancis dan Israel terhadap Mesir pada tanggal 29 Oktober 1956 dalam merebut Terusan Suez berhasil dari sisi militer, namun bencana dari sisi politik.
Bersama dengan krisis Suez, Amerika Serikat harus mengurus Revolusi Hongaria. Amerika Serikat juga takut akan adanya perang yang lebih luas setelah Uni Soviet dan negara-negara Pakta Warsawa lainnya mengancam untuk membantu Mesir dan melancarkan serangan roket ke London, Paris, dan Tel Aviv.
Invasi akhirnya dihentikan, karena mendapat tekanan dari dunia internasional, dan Terusan Suez menjadi milik Mesir.
Abraham Lincoln
Abraham Lincoln resmi duduk di kursi kepresidenan tanggal 4 Maret 1861, saat umurnya mencapai 52 tahun. Presiden Amerika Serikat ke-16 ini tidak menyukai dengan orang-orang bermental menyenangkan atasan atau disebut “Yes Man”.
Sikap ini ditunjukkan ketika dia menyusun kabinetnya dengan mengakomodir orang-orang dari mantan pesaingnya. Dia dikenal tipe pemimpin yang percaya diri dan senang berdiskusi kepada pihak yang memiliki pandangan berbeda.
Dia meyakini, diskusi dengan perbedaan pandangan itu akan menemukan sesuatu yang baru. Maka itu dia dikenal sebagai pemimpin yang terbiasa dengan konflik dan cepat belajar bagaimana mengelola perbedaan.
Abraham juga dikenal sebagai pemimpin yang gigih menghapuskan perbudakan. Di mana pada tahun 1850-an, perbudakan masih legal di Amerika Serikat bagian selatan. Prinsip dan pandangan Lincoln mengenai kesetaraan dan antiperbudakan kemungkinan dipengaruhi latar belakangnya dari keluarga sederhana.
Sebagai bentuk konsistensi perjuangannya yang antiperbudakan dia sempat mengeluarkan dua dekrit eksekutif yang disebut sebagai dekrit Emancipation Proclamation. Dekrit yang pertama diterbitkan pada 22 September 1862, sedangkan yang kedua pada 1 Januari 1863. Dekrit itu dikeluarkan dalam dua tahap, karena konteks dan situasi perang saudara yang dihadapi negara Amerika Serikat saat itu.
Pada 1864, di usianya ke-55 tahun, Lincoln terpilih kembali sebagai presiden Amerika Serikat. Ketika mendekati akhir peperangan, Lincoln bersikap moderat terhadap gagasan rekonstruksi, yaitu mendambakan persatuan kembali bangsa melalui kebijakan rekonsiliasi lunak.
Namun, pada 14 April 1865, Abraham Lincoln ditembak oleh salah satu pendukung konfederasi yang menentang diserahkannya tentara konfederasi kepada pemerintah setelah berakhirnya perang saudara. Lincoln ditembak di Ford Theatre, Washington, dan meninggal keesokan harinya.
Mahmaud Ahmadinejad
Presiden Iran keenam ini boleh dibilang pemimpin sederahana dalam kehidupannya. Dia tidak bergaya hidup mewah dan bergelimang harta selayaknya presiden atau pemimpin lain. Padahal waktu kepemimpinannya cukup panjang sejak 3 Agustus 2005 hingga 3 Agustus 2013.
Pertama kali berkantor di Istana Kepresidenan dia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat mahal harganya kepada masjid di Teheran dan mengganti karpet Istana dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan. Dia juga memerintahkan protokoler Istana untuk menyulap ruang tamu VIP yang sangat besar menjadi ruangan biasa dengan dua kursi kayu sederhana tetapi terlihat impresif.
Ada kebiasaan yang tidak dimiliki presiden lainnya, menurut staf kepresidenan, Ahmadinejad selalu membawa tas berisi sarapan roti isi atau roti keju dari istrinya dan dimakan dengan rasa gembira. Selain itu, dia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.
Ahamdinejad juga dikenal sebagai seorang pemimpin taat dengan agama yang diyakininya. Setiap mendengar suara azan dia selalu menyegerakan salat, di manapun posisinya meskipun harus beralaskan karpet biasa.
Sikap sederhana lainnya yang patut ditiru para pemimpin negara lainnya adalah, ketika mengadakan hajatan besar menikahkan puteranya tidak menghabiskan miliaran rupiah seperti ketika putra-putri seorang presiden maupun menteri di Indonesia menikah. Sebaliknya, pesta pernikahan putera Ahmadinejad dilaksanakan dengan suasana sederhana layaknya pernikahan anak seorang kaum buruh.
Pernah ketika di wawancara TV Fox (Amerika Serikat) mengenai kehidupan pribadinya, yaitu apa yang dikatakan ketika melihat cermin setiap pagi. Dia menjawab, "Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya, ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran .”
Nelson Rolihlahla Mandela
Lahir di Mvezo, Afrika Selatan, 18 Juli 1918 dan meninggal di Johannesburg, Afrika Selatan, 5 Desember 2013 di usia 95 tahun. Nelson Mandela adalah seorang revolusioner antiapartheid dan politikus Afrika Selatan yang menjabat sebagai Presiden Afrika Selatan sejak 1994 sampai 1999.
Sejak memimpin Afrika Selatan dia diwarisi persoalan tingginya kriminalitas. Dia kemudian membuat kebijakan dengan melibatkan warganya dalam pembuatan dan penegakan hukum beserta aturannya. Kebijakan ini dilakukan agar warganya mau dengan sadar untuk mengikuti dan melaksanakan hukum dan aturannya itu. Dia juga membentuk satuan polisi yang disegani semua pihak.
Kebijakan lainnya adalah membubarkan lembaga kepolisian yang mendukung apartheid. Dia kemudian membentuk layanan polisi.
Recep Tayyip Erdogan
Pernah menjadi penjaga pantai di Laut Hitam Kota Rize, menyebabkan Erdogan sejak kecil telah bergumul dengan gelombang dan belajar kesabaran serta keberanian. Dia sangat rajin membaca dan menulis juga sangat menyukai dunia ekonomi dan politik.
Sejak keruntuhan kerjaan Islam Utsmani, kekuatan Islam mulai runtuh sedikit demi sedikit, sehingga negara Turki yang tadinya berlandaskan Islam digantikan dengan paham sekuler yang dicetuskan Mustafa Kemal Ataturk.
Periode dari tahun 1925-2002 menunjukkan Turki dalam penjara sekulerisasi yang dibungkus oleh militer Turki. Partai berbasis Islam tidak diberikan ruang gerak untuk proses Islamisasi oleh kelompok sekuler (militer). Kudeta militer pun sering terjadi di Turki, agar paham sekuler tetap kuat dan tertanam selamanya di Turki. Tokoh-tokoh Islam seperti Erbakan dari Partai Refah pun tidak bisa berbuat banyak dengan kekuatan militer sekuler Turki pada saat itu.
Akhirnya Erdogan pada tahun 2001 membentuk Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) dengan AD/ART tidak berasaskan Islam. Partainya kemudian berhasil memenangkan pemilu pada tahun 2002 berkat kerja partainya memperjuangkan kepentingan rakyat setempat.
Kemenangan partainya ini menjadikan Erdogan sebagai Perdana Menteri dan Abdullah Ghul sebagai Presiden Republik Turki. Selama menjalankan pemerintahannya, Erdogan mencoba meyakinkan rakyat bahwa dirinya adalah muslim moderat.
Rakyat Turki akhirnya menyukai gaya Pemerintahan Erdogan, karena didukung kerja partainya yang mengedepankan kepentingan rakyat. Hal ini dibuktikan dengan membaiknya perekonomian Turki dan menjadikan negara yang kuat dan maju setelah runtuh akibat perilaku para tokoh sekuler Turki.
Meskipun pemikirannya banyak menuai kontroversi, namun sosok Erdogan tetap dikagumi rakyatnya, karena banyak prestasi selama memimpin Turki.
Erdogan berhasil membawa ekonomi Turki ke nomor 17 di dunia pada saat itu. Padahal, ketika dirinya terpilih sebagai Perdana Menteri Turki, kepemimpinan sebelumnya dari kalangan militer mewarisi utang 11,7% dengan inflasi mencapai 30% akibat korupsi. Bahkan, Turki tumbuh di atas 10% di tengah negara lain mengalami resesi tahun 2009, seperti yang melanda Spanyol dan Yunani.
Erdogan sangat memahami posisi strategis negaranya, sehingga memiliki hubungan baik dengan kawasan dan menerapkan kebijakan luar negeri zero problem with neighbour. Dia juga sangat vokal dan respek terhadap dunia Islam.
Sikap ini ditunjukkan dengan mengecam kebrutalan Israel dan Amerika Serikat terhadap Palestina dan mengudeta Mesir. Sikap ini disampaikan dalam forum dunia dan media internasional.
Ketimpangan sosial semakin nyata. Ada yang hidup bergelimang harta, namun tidak sedikit yang hidupnya kembang kempis. Kondisi ini diperparah masih maraknya kasus korupsi sepertinya tidak pernah habis.
Berbicara tentang kondisi negara, tentu tidak dapat dilepaskan dengan kualitas kepemimpinan nasional.
Pada 17 Agustus 2015 lalu, Republik Indonesia genap berusia 70 tahun. Di republik yang beranjak dewasa ini butuh pemimpin yang kuat untuk mengembalikan harkat martabat Indonesia di mata internasional.
Negeri ini membutuhkan kepemimpinan yang berani melepas cengkeraman asing atas potensi kakayaan alam Indonesia demi kesejahteraan rakyatnya. Bukan pemimpin yang sekadar mengamankan kekuasaannya dengan pencitraan. Bukan pemimpin yang sekadar melindungi dan mengakomodir kelompoknya.
Terlepas dari berbagai kontroversi masing-masing, ada beberapa pemimpin bisa
menjadi cermin dan bahan renungan bagi para pemimpin negeri ini dalam menjalankan tugas yang diamanatkan kepadanya.
Soekarno
Presiden pertama Indonesia ini dikenal sebagai pemimpin karismatik. Soekarno juga dijuluki sebagai orator sejati. Gaya berpidatonya yang heroik tanpa teks mampu memukau orang yang mendengarnya.
Semangat nasionalisme dan kemampuannya memimpin berhasil membawa perubahan bangsa ini, baik dalam negeri maupun internasional. Sikap keras dan tidak mau didikte bangsa lain membuat Indonesia dihargai dunia internasional.
Sikap ini ditunjukkan Soekarno ketika menghadapi adanya ancaman akan berdirinya Federasi Malaysia. Soekarno pernah berpidato berapai-api di depan rakyat Indonesia dengan menyatakan ganyang Malaysia.
Sikap tersebut didasari kemarahan Soekarno adanya upaya Inggris untuk menggabungkan empat negara menjadi satu dengan nama Federasi Malaysia, yaitu Malaya, Sabah, Sarawak dan Singapura.
Pembentukan Federasi Malaysia itu dinilai Seokarno sebagai taktik Inggris untuk menekan kesejahteraan Indonesia dan mengunci kebebasan Indonesia. Terbentuknya Federasi Malaysia akan mengunci jalur Semananjung Malaysia.
Sikap keras Soekarno ini disambut aksi unjuk rasa besar-besaran anti-Indonesia di Kuala Lumpur pada 17 September 1963.
Mereka menyerbu KBRI Indonesia merobek foto Soekarno dan membawa lambang burung Garuda kemudian menyerahkan ke Perdana Menteri Malaysia saat itu Tuanku Abdul Rahman untuk diinjak-injak.
Sikap melecehkan yang ditunjukkan pihak Malaysia ini akhirnya mampu membangkitkan amarah Soekarno yang berujung pada perintah untuk menyerang Malaysia.
Sikap tegas dan semangat nasionalisme lainnya yang dilakukan Soekarno adalah ketika merebut Irian Barat dari pendudukan Belanda. Seokarno dengan kecerdikannya saat itu memanfaatkan perang dingin yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Diplomasi Soekarno berhasil memanfaatkan kekuatan militer Uni Soviet untuk mendukung perjuangan Indonesia dalam merebut Irian Barat yang sekarang bernama Papua dari pendudukan Belanda.
Soekarno juga berhasil menekan Amerika Serikat untuk menarik Belanda dari wilayah Irian Barat setelah meyakinkan Amerika Serikat bahwa Uni Soviet akan membantu Indonesia dalam mengusir Belanda dari wilayah Irian Barat.
Fidel Castro
Pemimpin Kuba yang satu ini sangat khas dalam penampilannya. Berseragam militer, topi hijau, bewok tebal, dan cerutu di tangan menjadikannya tampak berbeda dengan penampilan pemimpin lain yang sering mengenakan setelan jas dan dasi resmi, apalagi buatan luar negeri dengan harga mahal. Fidel Castro selain penampilannya selalu sederhana, juga konsistensi pada perjuangan sejak awal menjadikan dia dicintai rakyatnya.
Kelebihan lainnya pada Fidel Castro dia mampu berpidato tanpa teks dalam waktu cukup lama dan memukau para pendengarnya. Kemampuan ini hanya dimiliki beberapa pemimpin negara, termasuk Presiden Indonesia pertama Soekarno dan pemimpin Mesir Gamal Abdul Nasser.
Fidel Castro sudah menjaga jarak dengan Pemerintahan Amerika Serikat sejak dipimpin Eisenhower tahun 1960.
Sikap ini tetap dipertahankan selama 47 tahun kemudian ketika kepemimpinan Amerika Serikat berganti ke George Bush. Dia konsisten dengan lantang meneriakkan Amerika Serikat adalah negara imperialisme yang harus dilawan.
Sikap konsisten lainnya yang ditunjukkan Fidel Castro adalah ketika dia bersama Presiden Indonesia pertama Soekarno menerapkan gerakan Non-Blok. Sikap itu terus berlanjut meskipun kepemimpinan Indonesia sudah berubah hingga Presiden Indonesia keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Akibat sikap keras dan konsisten itu menyebabkan dirinya selalu dimusuhi Amerika Serikat. Bahkan upaya pembunuhan beberapa kali menimpanya, meskipun menuai kegagalan.
Upaya ini dilakukan mulai dari memberi racun, bahan peledak dalam cerutu yang biasa dihisapnya, dosis kematian LSD dengan memasukkan Sianida pada susu coklatnya, hingga percobaan pembunuhan dengan memberi infeksi tuberkolosis yang dipakainya. Dan yang paling berbahaya adalah memberi obat perontok rambut dan jenggot agar wibawa dan kharismanya merosot.
Kegagagalan berbagai upaya pembunuhan itu menyebabkan orang bertanya-tanya siapa sebenarnya Fidel Castro, mungkinkah ada tangan Tuhan dalam diri Fidel Castro atau memang titisan dewa yang diturunkan ke Kuba untuk menyelamatkan rakyat seperti yang dipercayai kaum Sinteria di Kuba.
Sebaliknya, pemimpin Amerika Serikat selalu menghujat Fidel Castro dengan menyebut Fidel Castro adalah sebuah kesalahan dan perlu untuk disingkirkan dari permukaan bumi.
Fidel Castro tetap mempertahankan konsistennya meskipun kemiskinan melanda Kuba seiring krisis yang terjadi setelah keruntuhan Uni Soviet. Pada kesempatan itu dia berpesan kepada rakyatnya untuk bersabar dengan melakukan penghematan besar-besaran yang dilakukan demi kelangsungan Kuba.
Penghematan dilakukan mulai dari pemadaman listrik, meniadakan bahan bakar minyak (BBM) dari pasaran hingga melarang pembelian mobil baru. Ujian semakin berat dengan adanya embargo ekonomi yang terapkan Amerika Serikat kepada Kuba.
Namun, terbukti berkat sikap konsisten Fidel Castro, Kuba mampu bertahan tidak tergantung dengan negara lain. Meskipun dalam kondisi krisis, dia tetap mengupayakan pendidikan dan kesehatan gratis bagi rakyatnya. Sikapnya ini menjadikan Fidel Castro semakin dicintai rakyatnya, bahkan kepemimpinannya menjadi inspirasi bagi beberap pemimpin negara lain, seperti Presiden Venezuela, Hugo Cahavez.
Salah satu kunci keberhasilan Fidel Castro dalam memimpin Kuba adalah kemampuan meyakinkan rakyatnya. Bahkan dia tidak segan-segan melontarkan permintaan maaf terbuka ke rakyat Kuba ketika gagal menaikkan produksi gula pada tahun 1960.
Tapi kegagalan ini bisa diterima rakyatnya dengan keberhasilan menghadapi pasukan Amerika Serikat yang dikoordinasikan Central Inteliigence Agency (CIA) era Pemerintahan John F Kennedy tahun 1963 di Teluk Babi. Fidel Castro berhasil mendesak Amerika Serikat untuk membayar denda 53 juta dollar sebagai pengganti tawanan perang sebanyak 1.113 orang tentara Amerika Serikat.
Gamal Abdul Nasser
Gamal Abdul Nasser adalah presiden kedua Mesir yang dielu-elukan rakyatnya. Dia dilahirkan di Iskandariah (Alexandria). Dia merupakan sosok pemimpin yang memiliki sikap tegas dalam mengambil keputusan. Sosoknya juga memiliki kesamaan dengan Presiden Indonesia pertama Seokarno sebagai pemimpin berkarisma.
Rakyatnya sangat antusias untuk mendengarkan setiap keputusan atau kebijakan yang diambil Gamal Abdul Nasser. Pernah pada tanggal 26 Juli 1956, Gamal Abdul Nasser menyampaikan pidato kenegaraannya, disambut sikap antusias rakyatnya dengan menyalakan siaran radio di setiap kesempatan.
Pada saat itu Gamal Abdul Nasser mengumumkan keputusannya untuk menasionalisasi Terusan Suez. Dia mengatakan Terusan Suez adalah milik rakyat Mesir yang dibayar dengan 120.000 nyawa orang Mesir. Keputusan ini diambil dengan harapan memajukan perekonomian rakyat Mesir.
Terusan Suez merupakan terusan kapal sepanjang 163 km yang terletak di Mesir, menghubungkan Pelabuhan Said (Bur Sa’id) di Laut Tengah dengan Suez (al-Suways) di Laut Merah. Terusan ini terdiri dari dua bagian, utara dan selatan Danau Great Bitter.
Terusan ini mengizinkan transportasi air dari Eropa ke Asia tanpa mengelilingi Afrika. Sebelum adanya kanal ini, beberapa transportasi dilakukan dengan cara mengosongkan kapal dan membawa barang-barangnya lewat darat antara Laut Tengah dan Laut Merah.
Terusan Suez merupakan simbol klasik eksploitasi Barat atas rakyat Timur Tengah. Terusan itu dibangun orang-orang Eropa selama tahun 1860-an dengan biaya rendah, tetapi hanya tujuh persen saham dari terusan itu dimiliki orang-orang Mesir dan nyaris tidak mendapatkan keuntungan dari aset tersebut.
Dengan lantang dia menegaskan negaranya tidak membutuhkan bantuan Barat, karena memiliki sumber penghasilan sangat besar. Kebijakan itu merupakan bentuk gebrakan Gamal Abdul Nasser selaku presiden yang ingin membuat Mesir keluar dari kemiskinan dan menuju kemakmuran. Sikap itu sekaligus menunjukkan dia sebagai pemimpin yang berwibawa
Tentu saja keputusan yang disiarkan berbagai media ini sangat mengejutkan negara barat, khususnya Inggris dan Perancis yang memiliki saham atas Terusan Suez.
Keputusan Gamal Abdul Nasser ini mendapat prestise dari dalam negeri dan luar negeri.
Bahkan dia dikukuhkan sebagai Bapak Pendiri Negara Mesir Modern oleh rakyatnya. Sementara prestise dari luar negeri, dalam konteks dunia Arab, Mesir di bawah kepemimpinan Gamal Abdul Nasser berhasil membangun kembali semangat dunia Islam terhadap Israel.
Dalam Konteks non-dunia Arab, Presiden Gamal Abdul Nasser termasuk salah satu tokoh pencetus, pendiri, dan pembangun Gerakan Non-Blok.
Sikap tegas dan keberaniannya itu menjadikan dia seorang pemimpin yang dikagumi rakyatnya dan para pemimpin negara dunia.
Keputusan kontroversi Gamal Abdul Nasser itu mengakibatkan terjadinya serangan militer Britania Raya, Perancis dan Israel terhadap Mesir yang dimulai pada tanggal 29 Oktober 1956. Peristiwa ini dikenal dengan krisis Suez.
Kendati serangan militer Britania Raya, Perancis dan Israel terhadap Mesir pada tanggal 29 Oktober 1956 dalam merebut Terusan Suez berhasil dari sisi militer, namun bencana dari sisi politik.
Bersama dengan krisis Suez, Amerika Serikat harus mengurus Revolusi Hongaria. Amerika Serikat juga takut akan adanya perang yang lebih luas setelah Uni Soviet dan negara-negara Pakta Warsawa lainnya mengancam untuk membantu Mesir dan melancarkan serangan roket ke London, Paris, dan Tel Aviv.
Invasi akhirnya dihentikan, karena mendapat tekanan dari dunia internasional, dan Terusan Suez menjadi milik Mesir.
Abraham Lincoln
Abraham Lincoln resmi duduk di kursi kepresidenan tanggal 4 Maret 1861, saat umurnya mencapai 52 tahun. Presiden Amerika Serikat ke-16 ini tidak menyukai dengan orang-orang bermental menyenangkan atasan atau disebut “Yes Man”.
Sikap ini ditunjukkan ketika dia menyusun kabinetnya dengan mengakomodir orang-orang dari mantan pesaingnya. Dia dikenal tipe pemimpin yang percaya diri dan senang berdiskusi kepada pihak yang memiliki pandangan berbeda.
Dia meyakini, diskusi dengan perbedaan pandangan itu akan menemukan sesuatu yang baru. Maka itu dia dikenal sebagai pemimpin yang terbiasa dengan konflik dan cepat belajar bagaimana mengelola perbedaan.
Abraham juga dikenal sebagai pemimpin yang gigih menghapuskan perbudakan. Di mana pada tahun 1850-an, perbudakan masih legal di Amerika Serikat bagian selatan. Prinsip dan pandangan Lincoln mengenai kesetaraan dan antiperbudakan kemungkinan dipengaruhi latar belakangnya dari keluarga sederhana.
Sebagai bentuk konsistensi perjuangannya yang antiperbudakan dia sempat mengeluarkan dua dekrit eksekutif yang disebut sebagai dekrit Emancipation Proclamation. Dekrit yang pertama diterbitkan pada 22 September 1862, sedangkan yang kedua pada 1 Januari 1863. Dekrit itu dikeluarkan dalam dua tahap, karena konteks dan situasi perang saudara yang dihadapi negara Amerika Serikat saat itu.
Pada 1864, di usianya ke-55 tahun, Lincoln terpilih kembali sebagai presiden Amerika Serikat. Ketika mendekati akhir peperangan, Lincoln bersikap moderat terhadap gagasan rekonstruksi, yaitu mendambakan persatuan kembali bangsa melalui kebijakan rekonsiliasi lunak.
Namun, pada 14 April 1865, Abraham Lincoln ditembak oleh salah satu pendukung konfederasi yang menentang diserahkannya tentara konfederasi kepada pemerintah setelah berakhirnya perang saudara. Lincoln ditembak di Ford Theatre, Washington, dan meninggal keesokan harinya.
Mahmaud Ahmadinejad
Presiden Iran keenam ini boleh dibilang pemimpin sederahana dalam kehidupannya. Dia tidak bergaya hidup mewah dan bergelimang harta selayaknya presiden atau pemimpin lain. Padahal waktu kepemimpinannya cukup panjang sejak 3 Agustus 2005 hingga 3 Agustus 2013.
Pertama kali berkantor di Istana Kepresidenan dia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat mahal harganya kepada masjid di Teheran dan mengganti karpet Istana dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan. Dia juga memerintahkan protokoler Istana untuk menyulap ruang tamu VIP yang sangat besar menjadi ruangan biasa dengan dua kursi kayu sederhana tetapi terlihat impresif.
Ada kebiasaan yang tidak dimiliki presiden lainnya, menurut staf kepresidenan, Ahmadinejad selalu membawa tas berisi sarapan roti isi atau roti keju dari istrinya dan dimakan dengan rasa gembira. Selain itu, dia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.
Ahamdinejad juga dikenal sebagai seorang pemimpin taat dengan agama yang diyakininya. Setiap mendengar suara azan dia selalu menyegerakan salat, di manapun posisinya meskipun harus beralaskan karpet biasa.
Sikap sederhana lainnya yang patut ditiru para pemimpin negara lainnya adalah, ketika mengadakan hajatan besar menikahkan puteranya tidak menghabiskan miliaran rupiah seperti ketika putra-putri seorang presiden maupun menteri di Indonesia menikah. Sebaliknya, pesta pernikahan putera Ahmadinejad dilaksanakan dengan suasana sederhana layaknya pernikahan anak seorang kaum buruh.
Pernah ketika di wawancara TV Fox (Amerika Serikat) mengenai kehidupan pribadinya, yaitu apa yang dikatakan ketika melihat cermin setiap pagi. Dia menjawab, "Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya, ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran .”
Nelson Rolihlahla Mandela
Lahir di Mvezo, Afrika Selatan, 18 Juli 1918 dan meninggal di Johannesburg, Afrika Selatan, 5 Desember 2013 di usia 95 tahun. Nelson Mandela adalah seorang revolusioner antiapartheid dan politikus Afrika Selatan yang menjabat sebagai Presiden Afrika Selatan sejak 1994 sampai 1999.
Sejak memimpin Afrika Selatan dia diwarisi persoalan tingginya kriminalitas. Dia kemudian membuat kebijakan dengan melibatkan warganya dalam pembuatan dan penegakan hukum beserta aturannya. Kebijakan ini dilakukan agar warganya mau dengan sadar untuk mengikuti dan melaksanakan hukum dan aturannya itu. Dia juga membentuk satuan polisi yang disegani semua pihak.
Kebijakan lainnya adalah membubarkan lembaga kepolisian yang mendukung apartheid. Dia kemudian membentuk layanan polisi.
Recep Tayyip Erdogan
Pernah menjadi penjaga pantai di Laut Hitam Kota Rize, menyebabkan Erdogan sejak kecil telah bergumul dengan gelombang dan belajar kesabaran serta keberanian. Dia sangat rajin membaca dan menulis juga sangat menyukai dunia ekonomi dan politik.
Sejak keruntuhan kerjaan Islam Utsmani, kekuatan Islam mulai runtuh sedikit demi sedikit, sehingga negara Turki yang tadinya berlandaskan Islam digantikan dengan paham sekuler yang dicetuskan Mustafa Kemal Ataturk.
Periode dari tahun 1925-2002 menunjukkan Turki dalam penjara sekulerisasi yang dibungkus oleh militer Turki. Partai berbasis Islam tidak diberikan ruang gerak untuk proses Islamisasi oleh kelompok sekuler (militer). Kudeta militer pun sering terjadi di Turki, agar paham sekuler tetap kuat dan tertanam selamanya di Turki. Tokoh-tokoh Islam seperti Erbakan dari Partai Refah pun tidak bisa berbuat banyak dengan kekuatan militer sekuler Turki pada saat itu.
Akhirnya Erdogan pada tahun 2001 membentuk Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) dengan AD/ART tidak berasaskan Islam. Partainya kemudian berhasil memenangkan pemilu pada tahun 2002 berkat kerja partainya memperjuangkan kepentingan rakyat setempat.
Kemenangan partainya ini menjadikan Erdogan sebagai Perdana Menteri dan Abdullah Ghul sebagai Presiden Republik Turki. Selama menjalankan pemerintahannya, Erdogan mencoba meyakinkan rakyat bahwa dirinya adalah muslim moderat.
Rakyat Turki akhirnya menyukai gaya Pemerintahan Erdogan, karena didukung kerja partainya yang mengedepankan kepentingan rakyat. Hal ini dibuktikan dengan membaiknya perekonomian Turki dan menjadikan negara yang kuat dan maju setelah runtuh akibat perilaku para tokoh sekuler Turki.
Meskipun pemikirannya banyak menuai kontroversi, namun sosok Erdogan tetap dikagumi rakyatnya, karena banyak prestasi selama memimpin Turki.
Erdogan berhasil membawa ekonomi Turki ke nomor 17 di dunia pada saat itu. Padahal, ketika dirinya terpilih sebagai Perdana Menteri Turki, kepemimpinan sebelumnya dari kalangan militer mewarisi utang 11,7% dengan inflasi mencapai 30% akibat korupsi. Bahkan, Turki tumbuh di atas 10% di tengah negara lain mengalami resesi tahun 2009, seperti yang melanda Spanyol dan Yunani.
Erdogan sangat memahami posisi strategis negaranya, sehingga memiliki hubungan baik dengan kawasan dan menerapkan kebijakan luar negeri zero problem with neighbour. Dia juga sangat vokal dan respek terhadap dunia Islam.
Sikap ini ditunjukkan dengan mengecam kebrutalan Israel dan Amerika Serikat terhadap Palestina dan mengudeta Mesir. Sikap ini disampaikan dalam forum dunia dan media internasional.
(kur)