Kloter I Telat Mendarat Hampir Dua Jam
A
A
A
MADINAH - Jamaah haji kelompok terbang (kloter) I mengalami keterlambatan selama 1 jam 40 menit dari waktu yang ditentukan ketika mendarat di Bandara Amir Mahmud bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah kemarin.
Keterlambatan ini disebabkan visa 79 jamaah belum selesai diproses. Walau terlambat, jamaah kloter I dari Embarkasi Ujungpandang, Makassar, Sulawesi Selatan, yang berseragam batik dominan warna hijau itu keluar dari ruang pemeriksaan imigrasi di Gate 3 dengan wajah ceria. Mereka disambut petugas haji yang memakai seragam khusus hitam putih dipadu dengan rompi warna hitam.
Sambil membawa tas tentengan, mereka lalu naik ke bus penjemput yang akan membawa mereka ke hotel tempat pemondokan di dekat Masjid Nabawi. ”Alhamdulillah tiba dengan selamat. Tadi (kemarin) kami terbang selama 12 jam dari Makassar,” kata jamaah bernama Muniati.
Lain lagi dengan penuturan Armil dan istrinya, Sri. Keduanya mengeluhkan prosesi seremonial pemberangkatan di Embarkasi Makassar yang dinilai terlalu lama. ”Habis itu terbangnya sempat terlambat lebih dari satu jam. Meski demikian perjalanan kami relatif lancar,” ujarnya.
Dari pantauan KORAN SINDO, seorang jamaah keluar dari bandara dengan didorong menggunakan kursi roda. Kedatangan mereka disambut Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Darmakirti Sailendra Putra, didampingi Kuasa Usaha Indonesia di Madinah, Sunarko, dan Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Madinah-Jeddah, Nurul Badruttamam.
”Selamat datang, alhamdulillah jamaah haji (dalam keadaan) sehat. Saya minta jamaah memperhatikan kondisi cuaca panas di Madinah. Jangan sampai bapak dan ibu melupakan istirahat selama melaksanakan ibadah,” Darmakirti berpesan.
Saat keluar dari bandara, jamaah disambut cuaca panas dengan suhu 44 derajat Celsius yang terasa menyengat tubuh. Beruntung dari pintu keluar bandara, lokasi bus hanya berjarak sekitar 25 meter sehingga jamaah tidak terlalu lama merasa kepanasan.
Kepala Seksi Pemberangkatan dan Pemulangan Jamaah Haji Daker Bandara Jeddah- Madina, Edayanti Dasril Munir, saat ditemui di Bandara AMAA menjelaskan, kloter I dari UPG (Ujungpandang) 01 itu rencananya diberangkatkan pukul 05.20 Wita, tetapi ternyata mengalami keterlambatan disebabkan visa untuk 79 jamaah belum selesai. ”Visa belum keluar dari Kedutaan Besar Arab Saudi,” katanya.
Berdasarkan informasi dari Embarkasi Makassar, total jamaah yang seharusnya diberangkatkan dengan pesawat Garuda Indonesia 747-400 sebanyak 455 penumpang, namun hanya 435 penumpang yang berangkat. Di pesawat tersebut juga terdapat 19 kursi yang kosong.
Dia menegaskan, keterlambatan ini bukan karena masalah teknis pesawat atau jadwal keberangkatan, tetapi murni karena belum keluarnya visa jamaah. Sebab pesawat Garuda telah standby 24 jam sebelum waktu pemberangkatan. Adapun Saudi Air yang disewa Garuda Indonesia telah standby enam-tujuh jam sebelumnya.
Keterlambatan ini tidak akan mengubah jadwal mendaratnya 184 kloter di Bandara AMAA mulai kemarin hingga 3 September nanti. ”Kalau sampai terakhir masih ada jamaah yang tersisa, akan ada penambahan flight. Tapi saya harap tidak sampai terjadi,” tandasnya.
Pada akhir penerbangan gelombang kedua yang mendarat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah akan dilakukan penerbangan sapu jagat jika masih ada jamaah yang belum terangkut. Nantinya mereka akan diterbangkan dengan penerbangan domestik menuju embarkasi sebelum diberangkatkan ke Jeddah.
Dia berharap 79 jamaah yang tertunda keberangkatannya itu bisa kembali diberangkatkan pada penerbangan kedua besok (hari ini). Adapun 11 kloter lainnya yang diberangkatkan kemarin tidak ada masalah penundaan. Dari 11 kloter yang diberangkatkan hari ini, 8 di antaranya mendarat kemarin. Adapun 3 kloter sisanya baru mendarat dini hari ini.
Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daker Bandara Medinah- Jeddah Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Jadang Hasan Basri mengimbau jamaah haji yang tiba di Bandara Madinah agar tetap mengikuti petunjuk dan aturan yang telah diarahkan petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH).
Laporan Wartawan KORAN SINDO SUNU HASTORO F MADINAH
Keterlambatan ini disebabkan visa 79 jamaah belum selesai diproses. Walau terlambat, jamaah kloter I dari Embarkasi Ujungpandang, Makassar, Sulawesi Selatan, yang berseragam batik dominan warna hijau itu keluar dari ruang pemeriksaan imigrasi di Gate 3 dengan wajah ceria. Mereka disambut petugas haji yang memakai seragam khusus hitam putih dipadu dengan rompi warna hitam.
Sambil membawa tas tentengan, mereka lalu naik ke bus penjemput yang akan membawa mereka ke hotel tempat pemondokan di dekat Masjid Nabawi. ”Alhamdulillah tiba dengan selamat. Tadi (kemarin) kami terbang selama 12 jam dari Makassar,” kata jamaah bernama Muniati.
Lain lagi dengan penuturan Armil dan istrinya, Sri. Keduanya mengeluhkan prosesi seremonial pemberangkatan di Embarkasi Makassar yang dinilai terlalu lama. ”Habis itu terbangnya sempat terlambat lebih dari satu jam. Meski demikian perjalanan kami relatif lancar,” ujarnya.
Dari pantauan KORAN SINDO, seorang jamaah keluar dari bandara dengan didorong menggunakan kursi roda. Kedatangan mereka disambut Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Darmakirti Sailendra Putra, didampingi Kuasa Usaha Indonesia di Madinah, Sunarko, dan Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Madinah-Jeddah, Nurul Badruttamam.
”Selamat datang, alhamdulillah jamaah haji (dalam keadaan) sehat. Saya minta jamaah memperhatikan kondisi cuaca panas di Madinah. Jangan sampai bapak dan ibu melupakan istirahat selama melaksanakan ibadah,” Darmakirti berpesan.
Saat keluar dari bandara, jamaah disambut cuaca panas dengan suhu 44 derajat Celsius yang terasa menyengat tubuh. Beruntung dari pintu keluar bandara, lokasi bus hanya berjarak sekitar 25 meter sehingga jamaah tidak terlalu lama merasa kepanasan.
Kepala Seksi Pemberangkatan dan Pemulangan Jamaah Haji Daker Bandara Jeddah- Madina, Edayanti Dasril Munir, saat ditemui di Bandara AMAA menjelaskan, kloter I dari UPG (Ujungpandang) 01 itu rencananya diberangkatkan pukul 05.20 Wita, tetapi ternyata mengalami keterlambatan disebabkan visa untuk 79 jamaah belum selesai. ”Visa belum keluar dari Kedutaan Besar Arab Saudi,” katanya.
Berdasarkan informasi dari Embarkasi Makassar, total jamaah yang seharusnya diberangkatkan dengan pesawat Garuda Indonesia 747-400 sebanyak 455 penumpang, namun hanya 435 penumpang yang berangkat. Di pesawat tersebut juga terdapat 19 kursi yang kosong.
Dia menegaskan, keterlambatan ini bukan karena masalah teknis pesawat atau jadwal keberangkatan, tetapi murni karena belum keluarnya visa jamaah. Sebab pesawat Garuda telah standby 24 jam sebelum waktu pemberangkatan. Adapun Saudi Air yang disewa Garuda Indonesia telah standby enam-tujuh jam sebelumnya.
Keterlambatan ini tidak akan mengubah jadwal mendaratnya 184 kloter di Bandara AMAA mulai kemarin hingga 3 September nanti. ”Kalau sampai terakhir masih ada jamaah yang tersisa, akan ada penambahan flight. Tapi saya harap tidak sampai terjadi,” tandasnya.
Pada akhir penerbangan gelombang kedua yang mendarat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah akan dilakukan penerbangan sapu jagat jika masih ada jamaah yang belum terangkut. Nantinya mereka akan diterbangkan dengan penerbangan domestik menuju embarkasi sebelum diberangkatkan ke Jeddah.
Dia berharap 79 jamaah yang tertunda keberangkatannya itu bisa kembali diberangkatkan pada penerbangan kedua besok (hari ini). Adapun 11 kloter lainnya yang diberangkatkan kemarin tidak ada masalah penundaan. Dari 11 kloter yang diberangkatkan hari ini, 8 di antaranya mendarat kemarin. Adapun 3 kloter sisanya baru mendarat dini hari ini.
Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daker Bandara Medinah- Jeddah Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Jadang Hasan Basri mengimbau jamaah haji yang tiba di Bandara Madinah agar tetap mengikuti petunjuk dan aturan yang telah diarahkan petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH).
Laporan Wartawan KORAN SINDO SUNU HASTORO F MADINAH
(ftr)