Informan Dijanjikan Rp1,18 M

Sabtu, 22 Agustus 2015 - 10:36 WIB
Informan Dijanjikan Rp1,18 M
Informan Dijanjikan Rp1,18 M
A A A
BANGKOK - Pemerintah Thailand menjanjikan USD85.000 (Rp1,18 miliar) bagi siapa saja yang mampu memberikan informasi pelaku pengeboman di Kuil Erawan awal pekan ini.

Otoritas keamanan mengklaim banyak kemajuan terkait penyidikan mengenai motif dan pelaku serangan paling mematikan di Negeri Gajah Putih tersebut. Sebanyak 20 orang meninggal dunia dalam ledakan tersebut, termasuk 14 wisatawan asing. Bukti utama penyelidikan hanya kamera pengintai yang mengidentifikasi pria muda dengan rambut keriting dan mengenakan kaus berwarna kuning.

Spekulasi yang beredar bahwa pria tersebut diduga warga Thailand atau orang asing. ”Imbalan bagi informasi untuk menangkap tersangka ditingkatkan menjadi 3 juta bath (USD85.000 atau Rp1,18 miliar),” ujar juru bicara Kepolisian Thailand Prawut Thawornsiri, dikutip Reuters .

Dia mengungkapkan, serangan bom itu mungkin dilakukan dua orang. Selain pria muda, tersangka lain adalah seorang perempuan yang mengenakan baju berwarna hitam. ”Polisi menginterogasi siapa saja yang berada di gambar kamera pengintai untuk diminta informasi. Mereka juga ditanya tentang pengamatan mereka pada Senin (17/8) malam itu,” ujarnya.

Prawut menegaskan, bom yang meledak itu berasal dari tas punggung milik pria berkaus kuning. ”Kita tidak merilis video dari kamera pengintai karena itu terlalu mengerikan,” paparnya. Dia juga membantah laporan media yang telah menyebutkan nama tersangka. ”Kita belum memiliki nama tersangka,” tegasnya.

Seorang berkewarganegaraan Swedia, Marcus Westberg, tidak luput dari pemeriksaan polisi karena wajahnya mirip tersangka utama. ”Saya merasa tenang saja. Polisi Thailand juga bekerja dengan sopan dan profesional. Kami sepakat tersangka utama berambut lebih pendek dan janggutnya tidak lebat seperti saya,” kata Westberg.

Kepala Polisi Thailand Somyot Pumpanmuang kemarin kembali menegaskan belum ditemukannya keterkaitan jaringan internasional dalam pengeboman tersebut. ”Yang jelas pengeboman tersebut untuk mendiskreditkan pemerintah, merusak kepercayaan, dan membuat turis takut dan tidak berkunjung ke Thailand,” katanya, dikutip AFP .

Somyot mengklaim penyelidikan mengalami banyak kemajuan dalam perburuan tersangka pengeboman meski mereka belum menangkap dan membongkar motif ledakan tersebut. ”Banyak kemajuan yang telah dilakukan, tapi saya tidak bisa menjelaskan segalanya,” paparnya.

Dia meyakini serangan itu dilaksanakan secara terencana dan dikoordinasikan oleh jaringan. Doa bersama antarumat beragama kemarin digelar di Kuil Erawan. Para pemimpin umat beragama di Thailand seperti Buddha, Islam, Kristen, Hindu, dan komunitas Sikh menghadiri acara tersebut.

Para pejabat pemerintahan Thailand tampak hadir dalam pertemuan tersebut seperti Deputi Perdana Menteri Prawit Wongsuwan. Mereka memanjatkan doa dan membunyikan lonceng memohon agar peristiwa serupa tak terulang lagi. Sementara Nation TV, stasiun televisi Thailand, kemarin meminta maaf karena memperagakan ulang pengeboman di Kuil Erawan, Bangkok.

Staf stasiun televisi mengenakan pakaian yang menyerupai pelaku utama serangan bom yang menewaskan 20 orang tersebut. Reka ulang yang digelar pada Kamis (20/8) sore itu memicu kemarahan di Thailand, baik bagi pengunjung kuil maupun dunia maya.

Muh shamil
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4403 seconds (0.1#10.140)