11 Kampus Negeri Dapat Hibah Rp5 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah akan memberikan hibah bagi 11 perguruan tinggi negeri (PTN) sebesar Rp5 miliar. Dana itu diberikan untuk membantu ke-11 PTN tersebut agar menjadi PTN berkelas dunia.
Ke-11 PTN yang bakal mendapat suntikan dana itu adalah Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menduduki peringkat pertama, disusul Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Universitas Brawijaya, Universitas Padjadjaran, Universitas Airlangga, Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Diponegoro (Undip), dan Universitas Hasanuddin (Unhas).
Dirjen Kelembagaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek- Dikti) Patdono Suwignyo mengatakan, Kemenristek- Dikti sudah membuat pemeringkatan perguruan tinggi. Satu kluster berisi 11 perguruan tinggi terbaik yang akan dibantu masuk ke dalam peringkat 500 perguruan tinggi terbaik dunia.
”Kami buat pemeringkatan untuk membantu mereka masuk 500 besar dunia, perbaikan mutu dan pemutakhiran data,” ungkap Patdono di Kantor Kemenristek- Dikti, Jakarta, kemarin. Patdono mengatakan, pemeringkatan ini dianalisis dari kualitas sumber daya manusia (SDM), manajemen, penelitian dan publikasi, serta kualitas kegiatan mahasiswa. Patdono menjelaskan, Kemenristek- Dikti akan memberikan hibah terlebih dulu kepada UG di 2016 dan IPB pada 2018 serta Universitas Airlangga pada 2019.
”Kami memang memberikan hibah baru kepada PTN berstatus badan hukum. PTN yang statusnya masih BLU (badan layanan umum) tidak, karena status pengaturan uangnya belum otonom,” paparnya. Patdono melanjutkan, klasifikasi dan pemeringkatan ini disusun sebagai upaya mendorong perguruan tinggi untuk mengembangkan kapasitas akademik dan nonakademiknya.
Adapun data yang digunakan adalah data yang dilaporkan 3.320 perguruan tinggi yang masuk Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT), Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, dan Scopus per Desember 2014. Menristek-Dikti M Nasir mengatakan, dengan klasifikasi ini maka diharapkan dapat mendorong perguruan tinggi lain untuk mengikuti jejak mereka menjadi kampus berkelas dunia.
Selain itu, jika dilihat dari capaian kinerja Kemenristek- Dikti maka sudah ada beberapa target yang harus dicapai seperti angka partisipasi kasar (APK). Sementara untuk publikasi sudah ada peningkatan yang terlihat, sebab banyak penelitian yang diprototipekan dan diinovasikan di kehidupan nyata. Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Edy Suandi Hamid berpendapat, tidak mudah bagi perguruan tinggi untuk meraih predikat kampus terbaik dunia.
Ketatnya persaingan di dunia pendidikan mengharuskan perguruan tinggi harus sejak dini mempersiapkan diri. ”Perguruan tinggi harus melakukan transformasi organisasi dan menjamin eksistensinya,” katanya. Tidak hanya kerja keras dari pengelola perguruan tinggi, dukungan dari pemerintah pun sangat penting.
Neneng zubaidah
Ke-11 PTN yang bakal mendapat suntikan dana itu adalah Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menduduki peringkat pertama, disusul Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Universitas Brawijaya, Universitas Padjadjaran, Universitas Airlangga, Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Diponegoro (Undip), dan Universitas Hasanuddin (Unhas).
Dirjen Kelembagaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek- Dikti) Patdono Suwignyo mengatakan, Kemenristek- Dikti sudah membuat pemeringkatan perguruan tinggi. Satu kluster berisi 11 perguruan tinggi terbaik yang akan dibantu masuk ke dalam peringkat 500 perguruan tinggi terbaik dunia.
”Kami buat pemeringkatan untuk membantu mereka masuk 500 besar dunia, perbaikan mutu dan pemutakhiran data,” ungkap Patdono di Kantor Kemenristek- Dikti, Jakarta, kemarin. Patdono mengatakan, pemeringkatan ini dianalisis dari kualitas sumber daya manusia (SDM), manajemen, penelitian dan publikasi, serta kualitas kegiatan mahasiswa. Patdono menjelaskan, Kemenristek- Dikti akan memberikan hibah terlebih dulu kepada UG di 2016 dan IPB pada 2018 serta Universitas Airlangga pada 2019.
”Kami memang memberikan hibah baru kepada PTN berstatus badan hukum. PTN yang statusnya masih BLU (badan layanan umum) tidak, karena status pengaturan uangnya belum otonom,” paparnya. Patdono melanjutkan, klasifikasi dan pemeringkatan ini disusun sebagai upaya mendorong perguruan tinggi untuk mengembangkan kapasitas akademik dan nonakademiknya.
Adapun data yang digunakan adalah data yang dilaporkan 3.320 perguruan tinggi yang masuk Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT), Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, dan Scopus per Desember 2014. Menristek-Dikti M Nasir mengatakan, dengan klasifikasi ini maka diharapkan dapat mendorong perguruan tinggi lain untuk mengikuti jejak mereka menjadi kampus berkelas dunia.
Selain itu, jika dilihat dari capaian kinerja Kemenristek- Dikti maka sudah ada beberapa target yang harus dicapai seperti angka partisipasi kasar (APK). Sementara untuk publikasi sudah ada peningkatan yang terlihat, sebab banyak penelitian yang diprototipekan dan diinovasikan di kehidupan nyata. Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Edy Suandi Hamid berpendapat, tidak mudah bagi perguruan tinggi untuk meraih predikat kampus terbaik dunia.
Ketatnya persaingan di dunia pendidikan mengharuskan perguruan tinggi harus sejak dini mempersiapkan diri. ”Perguruan tinggi harus melakukan transformasi organisasi dan menjamin eksistensinya,” katanya. Tidak hanya kerja keras dari pengelola perguruan tinggi, dukungan dari pemerintah pun sangat penting.
Neneng zubaidah
(ars)