700 Ton Sianida di Area Ledakan

Senin, 17 Agustus 2015 - 09:55 WIB
700 Ton Sianida di Area...
700 Ton Sianida di Area Ledakan
A A A
TIANJIN - Ratusan ton sianida yang sangat beracun disimpan di gudang yang hancur dalam dua ledakan dahsyat di Kota pelabuhan Tianjin, China.

Ledakan itu menewaskan sedikitnya 112 orang dan diperkirakan jumlahnya akan bertambah. Keterangan ini diungkapkan Shu Luze, kepala staf umum wilayah militer Beijing. Ini merupakan konfirmasi resmi pertama keberadaan bahan kimia di fasilitas penyimpanan bahan berbahaya di pusat ledakan tersebut.

Tragedi ini meningkatkan kekhawatiran tentang kontaminasi racun. Di sisi lain, warga dan keluarga korban mengeluhkan sikap otoritas yang terkesan menutup-nutupi informasi. Apalagi, China memblokir atau menutup puluhan website yang dianggap menyebarkan rumor terkait ledakan tersebut. Hampir 100 orang masih hilang, termasuk 85 petugas pemadam kebakaran.

Meski demikian, pejabat pemerintah menyatakan, beberapa dari mereka mungkin termasuk 88 jenazah yang sudah ditemukan tapi belum dapat diidentifikasi. Lebih dari 700 orang dirawat di rumah sakit akibat ledakan yang terjadi pada Rabu (12/8) lalu. Ledakan itu menciptakan bola api besar dan masih menyisakan kepulan asap hingga beberapa hari setelahnya.

Shi yang berpangkat jenderal menjelaskan dalam konferensi pers bahwa sianida itu diketahui ada di dua lokasi di zona ledakan. ”Volumenya sekitar beberapa ratus ton menurut perkiraan awal,” ujarnya, dikutip kantor berita AFP . Tim militer yang terdiri atas 217 pakar bahan kimia dan nuklir telah dikerahkan ke lokasi kejadian.

Laporan media lokal sebelumnya menyebutkan ada 700 ton sianida (sodium cyanide) di lokasi tersebut. Para pejabat telah meminta para pakar dari produsen bahan baku itu untuk membantu menangani masalah tersebut dan agen penetralisir hydrogen peroxide pun telah digunakan.

Pusat Kontrol Penyakit Amerika Serikat memperingatkan, paparan sianida bisa berakibat fatal. Otoritas berupaya menenangkan publik dengan menyatakan bahwa udara di Tianjin aman untuk bernapas. Meski keberadaan beberapa polutan masih berada di atas standar normal.

Perdana Menteri (PM) China Li Keqiang tiba di Tianjin kemarin siang untuk melihat langsung upaya penyelamatan. Langkah ini biasa dilakukan Li setelah bencana besar di negara tersebut. Foto-foto menunjukkan pemimpin nomor dua Partai Komunis itu dalam radius satu kilometer dari pusat ledakan, berpakaian putih, dan tidak mengenakan masker.

Kendati demikian, kantor berita Xinhua melaporkan, kadar sianida di air mencapai 10,9 kali dari standar normal pascaledakan. Jumlah tersebut telah turun tapi masih dua kali dari batas normal. Grup kampanye lingkungan, Greenpeace, kemarin menyatakan bahwa pihaknya telah menguji air permukaan untuk kadar sianida di empat lokasi di kota tersebut dan mereka tidak menemukan level sianida yang tinggi. ”Hasil ini menunjukkan, suplai air lokal saat ini tidak terkontaminasi oleh sianida,” papar Greenpeace.

Kendati demikian, mereka menyerukan tes komprehensif pada air dan udara, serta untuk publikasi hasilnya. Pada Sabtu (15/8) media melaporkan, warga yang tinggal dalam radius tiga kilometer dari pusat ledakan telah dievakuasi. Pejabat pemerintah kemudian menyatakan laporan itu tidak akurat, tapi mobil-mobil kembali di perbatasan radius tersebut.

Kemarin, jurnalis AFP melihat seorang pemuda membawa barang pribadi meninggalkan apartemen FAW Toyota dan naik bus yang menunggu mereka menuju akomodasi alternatif. Polisi yang mengenakan masker terlihat di satu titik pemeriksaan.

Steve Ra, warga negara Amerika Serikat (AS) yang dievakuasi perusahaannya ke wilayah lain di Tianjin menjelaskan, dia khawatir dengan dampak kesehatan dari ledakan tersebut. ”Kekhawatiran utamanya adalah udara. Saya menunggu untuk kembali ke kehidupan normal saya. Tapi, saya tidak tahu apa yang akan saya hirup, itulah kekhawatiran terbesar saya,” tuturnya.

Warga Tianjin, keluarga korban, dan para komentator online mengecam otoritas lokal karena dianggap kurang transparan. Mereka pun berupaya memasuki lokasi konferensi pers. Kemarin seorang pria bersitegang dengan aparat keamanan di hotel tempat para pejabat memberikan keterangan pada para wartawan. Pria itu berteriak, ”Polisi, saya akan membunuh seseorang!”

Teriakan itu tampak sebagai upaya putus asa untuk mendapat perhatian, sebelum akhirnya ditenangkan oleh seorang polisi. Keluarga korban lainnya pun menyatakan kekecewaannya saat hendak difoto oleh wartawan. ”Jangan ambil foto saja, ini tidak berguna. Berita itu tidak ada yang benar!” tegasnya.

Warga yang gedungnya rusak akibat ledakan itu pun menggelar unjuk rasa. Pemerintah China berupaya membatasi kritik dalam penanganan tragedi itu. Sedikitnya 50 website diblokir atau ditutup karena dianggap menciptakan kepanikan dengan merilis informasi yang tidak diverifikasi atau membiarkan pengguna menyebarkan rumor.

Syarifudin
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6753 seconds (0.1#10.140)