Panji Inu, Legenda yang Nyaris Terlupakan

Minggu, 16 Agustus 2015 - 09:01 WIB
Panji Inu, Legenda yang...
Panji Inu, Legenda yang Nyaris Terlupakan
A A A
Kisah Panji Inu adalah legenda Indonesia yang luar biasa. Selain menceritakan kepahlawanannya mempersatukan Kerajaan Kediri dan Jenggala, juga karena kisah cinta tulusnya kepada Putri Candra Kirana.

Semua cerita tersebut tersaji dalam sendratari spektakuler Panji Inu yang digelar The Ary Suta Center (ASC) di Gedung Kesenian Jakarta, 12-13 Agustus lalu. Penonton bukan hanya dibuat kagum dengan kisah yang melegenda itu, tapi juga takjub dengan penampilan- penampilan ciamik para penari lintas generasi, dari anak-anak sekolah, mahasiswa, para pekerja seni, hingga penari senior.

Mereka semua mampu memadukan dua budaya sekaligus, tari bali dan tari jawa dalam satu panggung. Apalagi kreasi-kreasi kontemporer juga turut mewarnai pertunjukan itu. Karya besar tersebut tercipta dari sentuhan koreografer asal Bali, Ayu Bulantrisna Djelantik dan polesan Dewi Sulastri yang kental dengan budaya Jawa. Racikan koreografer muda Bathara Saverigadi Dewandoro dan Agung Panji juga membuat sendratari tersebut makin berwarna.

Terlebih karena kreativitas itu dipadukan dengan seni tabuh garapan komposer DedekWahyudi dan I Ketut Saba. Yang lebih menarik, sendratari perpaduan budaya Jawa dan Bali tersebut juga dikolaborasikan dengan teknologi video mapping karya Adi Panuntun dari Sembilan Matahari, sosok anak muda yang menjadi juara dunia videomapping di Moskow, Rusia, akhir tahun lalu.

”Dramatari Panji Inu yang kami gelarmerupakan hasil karya besar anak bangsa. Kami sangat mengapresiasinya. Kami juga akan terus berkarya demi melestarikan sejarah dan budaya bangsa,” ujar Chairman ASC I Putu Gede Ary Suta. Cerita Panji Inu terjadi pada akhir pemerintahan Raja Airlangga, penguasa Kerajaan Brawijaya. Saat itu, kerajaan terbelah menjadi dua, yakni Kerajaan Kediri dengan ibu kota Daha, dan Kerajaan Jenggala dengan ibu kotaKauripan.Kedua kerajaan itu dipimpin dua orang bersaudara.

KononMpu Baradahmembagi dua kerajaan itu dengan menuangkan air dari kendi yang kemudian menjadi sungai pemisah kedua negara. Namun, dalam perjalanannya, upaya mempersatukan dua kerajaan itu tetap ada. Salah satunya dengan mempertunangkan Pangeran Inu Kertapati, putra Raja Jenggala, dengan anak perempuan Raja Kediri, Putri Candra Kirana.

”Ini legenda yang hampir dilupakan generasi muda Indonesia. Padahal, ini benarbenar cerita rakyat asli Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan. Karena itu, kami buat sendratari Panji Inu yang dikemas sedemikian rupa, termasuk menggunakan teknologi video mapping agar lebih hidup,” ujar penggagas sekaligus penanggung jawab kegiatan, MF Murti Haryati. Dalam sendratari ini Kerajaan Jenggala dibawakan dalam bentuk tari bernuansa Jawa, sementara Kerajaan Kediri dibawakan dalam bentuk pelegongan , baris, dan tarian rakyat Janger, Bali.

”Dengan perpaduan dua budaya ini, sendratari cerita Panji Inu terlihat lebih istimewa. Sekaligus ini menekankan pentingnya generasi muda untuk selalu mengingat ceritacerita rakyat seperti Panji Inu,” kata Bulantrisna. Dalam perjalanannya kisah cinta Pangeran Inu dan Putri Candra Kirana ternyata tidaklah semulus harapan rakyat kedua kerajaan. Pasalnya, keberadaan ibu tiri dan saudara perempuan tiri Putri Candra Kirana, yakni Galuh Ajeng dan Galuh Liku, selalu berusaha memisahkan hubungan mereka.

Pangeran Inu pun diminta membuat taruhan untukmemilih salah satu di antara mereka yang berhak mendampingi sang pangeran. Dia pun mengirim hadiah dalam bungkusan mewah dan bungkusan kecil. Ketika Galuh Liku lebih memilih bungkusan mewah, Putri Candra Kirana justru memilih bungkusan kecil yang ternyata berisi patung emas sebagai tanda wanita pilihan Pangeran Inu. Ini yang kemudian menjadi awal masa sulit Candra Kirana. Sebab, patung emas itu direbut putri Galuh Ajeng, yakni Galuh Liku.

Putri Kirana pun kemudian diusir ke hutan. Namun, dalam kesedihan hidup di tengah belantara dia justru mendapatkan ilham dari Ilahi. Dia harus memotong rambutnya dan menyamar menjadi seorang lelaki bernama Pangeran Panji Semirang.

Dia juga menghimpun kekuatan bala tentara dan satria dari hutan setempat. Setiap rombongan orang kaya yang melewati hutan dirampoknya. Hasil rampasan berupa koin-koin kemudian dibagikannya ke rakyat miskin. Tak pelak, di mata masyarakat miskin Panji Semirang bukanlah penjahat, dia lebih tampak sebagai sosok malaikat.

Kisah Panji Inu-Candra Kirana pun kemudian berakhir bahagia. Cinta mereka bersatu kembali.Mereka juga menjadi pasangan yang dekat dengan rakyat dan menjunjung sikap senasib sepenanggungan dengan rakyat.

Imas damayanti
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0639 seconds (0.1#10.140)