Pidato Jokowi Gambarkan Ketidakpastian Program Pemerintah
A
A
A
JAKARTA - Pidato tahunan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di DPR/DPD dipandang tidak mencakup seluruh persoalan bangsa. Jokowi bahkan tidak menjelaskan kepada rakyatnya sikap dirinya sebagai pemimpin dalam menyikapi permasalahan yang terjadi selama 10 bulan menjabat.
"Harusnya dimulai dengan penyelesaian persoalan dan apa pandangan presiden, kan lebih baik pandangan presiden selaku kepala negara dan kepala pemerintahan. Jadi supaya rakyat tahu sebenarnya apa sih yang diinginkan oleh presiden," ujar Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Maswadi Rauf saat berbincang dengan SINDO, Jumat 14 Agustus 2015.
Menurut Maswadi, minimnya bahan berpidato membuat Jokowi juga tidak dapat mengembangkan apa yang dijelaskannya. Padahal, pidato tahunan itu adalah ajang baginya berinteraksi langsung dengan rakyat.
"Jadi saya pikir panjang sejam pun tidak apa-apa, sehingga banyak hal yang dibahas dan dijelaskan dan di mana posisi presiden, posisi pemerintah. Jadi beberapa hal penting itu tidak justru tidak dibahas," sesalnya.
Maswadi menambahkan, dengan pidato hampa substansi ini, maka mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menambah panjang ketidakpastian di masyarakat terkait program-program pemerintah yang belum banyak terlihat hasilnya.
"Ini kan kita selama 10 bulan penuh berspekulasi semua ini. Karena presiden tidak memberikan penjelasan. Presiden tidak menjalankan posisinya, jadi kita mengarang-ngarang sendiri," pungkasnya.
PILIHAN:
Pidato Kenegaraan Jokowi Sangat Mengecewakan
Jokowi Tegaskan Indonesia Kondisi Perang
"Harusnya dimulai dengan penyelesaian persoalan dan apa pandangan presiden, kan lebih baik pandangan presiden selaku kepala negara dan kepala pemerintahan. Jadi supaya rakyat tahu sebenarnya apa sih yang diinginkan oleh presiden," ujar Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Maswadi Rauf saat berbincang dengan SINDO, Jumat 14 Agustus 2015.
Menurut Maswadi, minimnya bahan berpidato membuat Jokowi juga tidak dapat mengembangkan apa yang dijelaskannya. Padahal, pidato tahunan itu adalah ajang baginya berinteraksi langsung dengan rakyat.
"Jadi saya pikir panjang sejam pun tidak apa-apa, sehingga banyak hal yang dibahas dan dijelaskan dan di mana posisi presiden, posisi pemerintah. Jadi beberapa hal penting itu tidak justru tidak dibahas," sesalnya.
Maswadi menambahkan, dengan pidato hampa substansi ini, maka mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menambah panjang ketidakpastian di masyarakat terkait program-program pemerintah yang belum banyak terlihat hasilnya.
"Ini kan kita selama 10 bulan penuh berspekulasi semua ini. Karena presiden tidak memberikan penjelasan. Presiden tidak menjalankan posisinya, jadi kita mengarang-ngarang sendiri," pungkasnya.
PILIHAN:
Pidato Kenegaraan Jokowi Sangat Mengecewakan
Jokowi Tegaskan Indonesia Kondisi Perang
(kri)