All-Indonesian Final Ganda Putra Urung Terwujud
A
A
A
JAKARTA - Harapan tuan rumah menciptakan all-Indonesian final pada ganda putra Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2015 kandas menyusul terhentinya Angga Pratama/ Ricky Karanda Suwardi di perempat final.
Namun, pebulu tangkis Indonesia menjaga harapan merebut gelar dengan meloloskan wakil keempat dari lima kategori. Indonesia akan mengulang pencapaian 1980 jika seluruh atlet sukses berjaya. Ketika itu Rudy Hartono (tunggal putra), Verawati Fadjrin (tunggal putri), Ade Chandra/Christian Hadinata (ganda putra), dan Christian Hadinata/Imelda Wiguna (ganda campuran) mengharumkan Tanah Air dengan mendominasi kompetisi.
Salah satu peluang Indonesia meraih prestasi pada turnamen tahun ini hadir di ganda putra. Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan melangkah ke babak 4 besar seusai mengalahkan duet Inggris Marcus Ellis/Chris Langridge 21-16, 22-20 di Istora Gelora Bung Karno kemarin. Unggulan ketiga tersebut selanjutnya memperebutkan tiket final melawan favorit utama asal Korea Selatan, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong, malam nanti.
Pertemuan ini merupakan duel kesepuluh antara kedua pasangan. Hendra/Ahsan untuk sementara harus mengakui keunggulan lawan 3-6. ”Kami kendalikan permainan sejak awal. Namun, kami sempat ketinggalan pada game kedua. Saat itu lawan susah dimatikan,” ujar Ahsan yang dijumpai seusai pertandingan, ”kami siap menghadapi semifinal. Kami mencoba tampil tenang.”
Ahsan/Hendra tanpa kesulitan mengamankan game pertama perempat final. Selalu memimpin atas Ellis/Langridge. Keadaan kemudian berubah pada game berikutnya. Giliran lawan yang memimpin hingga 20-17. Namun, Ahsan/Hendra mampu bangkit. Mereka berhasil merebut lima angka secara beruntun demi memastikan kemenangan.
Indonesia sebenarnya berkesempatan menghadirkan all- Indonesian final di ganda putra. Sayang Angga/Ricky dikalahkan andalan Jepang, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa, dengan skor 17-21, 21-14, 21-18. Hiroyuki/Kenichi selanjutnya akan bertarung versus Liu Xialong/Qiu Zihan asal China.
Angga menyesalkan kekalahan ini. Dia menyebut ketidaktenangan pada game ketiga sebagai faktor penentu. ”Kami belajar banyak untuk laga-laga selanjutnya. Kami harus lebih sabar dan fokus, terutama di saat-saat kritis,” katanya.
Wakil Indonesia lain di semifinal adalah Linda Wenifanetri (tunggal putri), Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii (ganda putri), dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran). Linda dijadwalkan bersua Saina Nehwal (India). Nitya/Greysia bertemu Tian Qing/Zhao Yunlei (China). Tontowi/Liliyana meladeni Zhang Nan/Zhao Yunlei (China).
Satu-satunya kategori yang lepas tidak lain tunggal putra. Hadir kejutan pada kategori ini setelah Lin Dan dikalahkan wakil Denmark Jan O Jorgensen 12- 21, 15-21. Tergusurnya Lin dan membuat skenario duel klasik melawan Lee Chong Wei di semifinal buyar.
”Saya sedih tidak bisa berjumpa Chong Wei. Tapi saya harus terima hasil ini. Saya takluk karena tampil kurang bagus. Konsentrasi saya juga rusak karena pertandingan tadi bergelar bersamaan dengan Ahsan/Hendra. Penonton sangat bising. Saya sulit konsentrasi. Instruksi pelatih pun tidak bisa saya dengar,” pungkas Lin Dan.
Raikhul amar
Namun, pebulu tangkis Indonesia menjaga harapan merebut gelar dengan meloloskan wakil keempat dari lima kategori. Indonesia akan mengulang pencapaian 1980 jika seluruh atlet sukses berjaya. Ketika itu Rudy Hartono (tunggal putra), Verawati Fadjrin (tunggal putri), Ade Chandra/Christian Hadinata (ganda putra), dan Christian Hadinata/Imelda Wiguna (ganda campuran) mengharumkan Tanah Air dengan mendominasi kompetisi.
Salah satu peluang Indonesia meraih prestasi pada turnamen tahun ini hadir di ganda putra. Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan melangkah ke babak 4 besar seusai mengalahkan duet Inggris Marcus Ellis/Chris Langridge 21-16, 22-20 di Istora Gelora Bung Karno kemarin. Unggulan ketiga tersebut selanjutnya memperebutkan tiket final melawan favorit utama asal Korea Selatan, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong, malam nanti.
Pertemuan ini merupakan duel kesepuluh antara kedua pasangan. Hendra/Ahsan untuk sementara harus mengakui keunggulan lawan 3-6. ”Kami kendalikan permainan sejak awal. Namun, kami sempat ketinggalan pada game kedua. Saat itu lawan susah dimatikan,” ujar Ahsan yang dijumpai seusai pertandingan, ”kami siap menghadapi semifinal. Kami mencoba tampil tenang.”
Ahsan/Hendra tanpa kesulitan mengamankan game pertama perempat final. Selalu memimpin atas Ellis/Langridge. Keadaan kemudian berubah pada game berikutnya. Giliran lawan yang memimpin hingga 20-17. Namun, Ahsan/Hendra mampu bangkit. Mereka berhasil merebut lima angka secara beruntun demi memastikan kemenangan.
Indonesia sebenarnya berkesempatan menghadirkan all- Indonesian final di ganda putra. Sayang Angga/Ricky dikalahkan andalan Jepang, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa, dengan skor 17-21, 21-14, 21-18. Hiroyuki/Kenichi selanjutnya akan bertarung versus Liu Xialong/Qiu Zihan asal China.
Angga menyesalkan kekalahan ini. Dia menyebut ketidaktenangan pada game ketiga sebagai faktor penentu. ”Kami belajar banyak untuk laga-laga selanjutnya. Kami harus lebih sabar dan fokus, terutama di saat-saat kritis,” katanya.
Wakil Indonesia lain di semifinal adalah Linda Wenifanetri (tunggal putri), Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii (ganda putri), dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran). Linda dijadwalkan bersua Saina Nehwal (India). Nitya/Greysia bertemu Tian Qing/Zhao Yunlei (China). Tontowi/Liliyana meladeni Zhang Nan/Zhao Yunlei (China).
Satu-satunya kategori yang lepas tidak lain tunggal putra. Hadir kejutan pada kategori ini setelah Lin Dan dikalahkan wakil Denmark Jan O Jorgensen 12- 21, 15-21. Tergusurnya Lin dan membuat skenario duel klasik melawan Lee Chong Wei di semifinal buyar.
”Saya sedih tidak bisa berjumpa Chong Wei. Tapi saya harus terima hasil ini. Saya takluk karena tampil kurang bagus. Konsentrasi saya juga rusak karena pertandingan tadi bergelar bersamaan dengan Ahsan/Hendra. Penonton sangat bising. Saya sulit konsentrasi. Instruksi pelatih pun tidak bisa saya dengar,” pungkas Lin Dan.
Raikhul amar
(bbg)