Ibu Kota Dibanjiri 59.000 Pendatang Baru

Sabtu, 15 Agustus 2015 - 09:50 WIB
Ibu Kota Dibanjiri 59.000...
Ibu Kota Dibanjiri 59.000 Pendatang Baru
A A A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta menggelar Operasi Bina Kependudukan (Binduk) untuk memberikan pelayanan administrasi kependudukan kepada pendatang baru. Sedikitnya terdapat 59.000 pendatang baru yang memilih tinggal di Jakarta.

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta Edison Sianturi mengatakan, sejak dua hari lalu pihaknya tengah melakukan operasi Binduk. Dari hasil pendataan sementara, ada 70.504 pendatang baru yang datang pasca-Lebaran. Namun setelah pendataan ulang, hanya sekitar 59.000 pendatang baru yang memilih tinggal di Jakarta.

”Dari 59.000, baru sebanyak 3.025 pendatang yang sudah terlayani kependudukannya. Artinya, masih ada sekitar 55.975 pendatang baru yang belum terlayani. Kami akan terus melakukan operasi Binduk sampai seluruh pendatang baru terlayani administrasi kependudukan,” katanya saat dihubungi kemarin.

Edison menjelaskan, dari 3.015 pendatang baru yang sudah terlayani, sebanyak 2.976 orang telah mendapat Surat Keterangan Domisili Sementara (SKDS), 37 orang diberikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta, dan 12 pendatang baru dikirimkan ke panti sosial Dinas Sosial DKI Jakarta.

SKDS diberikan kepada pendatang baru yang tidak memiliki surat keterangan pindah dari daerah asal, tetapi mereka memiliki tempat tinggal dan pekerjaan tetap. ”Ribuan SKDS diterbitkan dari Operasi Binduk yang digelar secara serentak di lima wilayah Ibu Kota. SKDS ini hanya berlaku selama satu tahun,” ujarnya.

Sementara, pemberian 37 KTP kepada pendatang baru tersebut karena mereka memenuhi syarat administrasi kependudukan. Mereka memiliki KTP daerah asal, ada surat pindah dari pemerintah daerah asal, memiliki tempat tinggal, dan pekerjaan tetap.

Adapun 12 pendatang baru yang dikirimkan ke Panti Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta karena mereka tidak mengantongi surat identitas kependudukan dari daerah mana pun. ”Kami juga telah melayani pengurusan akta kelahiran. Selama dua hari ini kami sudah menerbitkan sembilan akta kelahiran,” tandasnya

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Dwi Rio Sambodo mengatakan, Operasi Binduk tidak berpengaruh terhadap datangnya penduduk ke Ibu Kota. Mereka datang ke Jakarta lantaran kurang meratanya kesejahteraan di Indonesia. ”Pendatang baru tidak bisa dibatasi dengan apa pun. Terkecuali pembangunan sarana pendidikan dan lapangan kerja di setiap daerah,” tegasnya.

Politisi PDI Perjuangan ini menyarankan pembangunan di kota dan desa harus dibarengi dengan penyerapan tenaga kerja. Misalnya, banyak daerah yang dijadikan kawasan industri dan perdagangan tanpa ada rekrutmen tenaga kerja lokal. ”Harusnya ada aturan atau regulasi negara terhadap investor asing maupun lokal untuk menyerap tenaga kerja lokal dengan hitungan minimal 30 %,” pungkasnya.

Sebelumnya Pemkot Jakarta Barat menyasar di kawasan Taman Palem RT 06/14, Kelurahan Cengkareng Timur, Kecamatan Cengkareng. Wali Kota Jakarta Barat Anas Efendi mengatakan, dipilihnya Cengkareng, khususnya Kelurahan Cengkareng Timur, karena kawasan itu dipenuhi para pendatang baru.

Banyaknya industri, konveksi, hingga perdagangan membuat kontrakan di kawasan ini menjadi tumbuh subur. ”Dari delapan kecamatan, Cengkareng masih daerah dengan pendatang terbanyak,” tuturnya.

Setelah di Cengkareng, Pemkot Jakarta Barat mendata pendatang baru di Kecamatan Tambora dan Taman Sari. Operasi Binduk digelar sore hari agar pendataan lebih mengena sasaran.

Kebanyakan pendatang merupakan pekerja yang berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. ”Istilahnya kita jemput bola. Operasi Binduk ini sifatnya pembinaan supaya mereka (pendatang) sadar terkait administrasi kependudukan,” tandasnya.

Nanti mereka yang sudah melapor ke Operasi Biduk itu memperoleh SKDS yang berlaku satu tahun. Anas berharap pendataan dan izin tinggal resmi ini dimanfaatkan sebaikbaiknya oleh pendatang. ”Di sini mereka yang mau tinggal sementara kita kasih surat izin, yang mau tinggal juga kita kasih, asalkan mempunyai surat pindah dan KTP daerah. Sesuai instruksi gubernur, Jakarta itu terbuka bagi pendatang dari daerah mana pun asalkan terdata dengan jelas,” tandasnya.

Kepala Sudin Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta Barat Muhamad Hatta membeberkan, dari 70.504 pendatang baru yang terdata di Jakarta, 16.552 di antaranya tercatat berada di Jakarta Barat. Cengkareng menjadi kawasan dengan pendatang terbanyak dengan data verifikasi sebanyak 2.973 jiwa.

Peringkat kedua, Kecamatan Grogol Petamburan sebanyak 2.737 jiwa. ”Menyusul Kecamatan Kebon Jeruk 2.775, Kecamatan Kalideres 2.240 jiwa, Kecamatan Taman Sari 1.845 jiwa, Kecamatan Kembangan 1.840 jiwa, Kecamatan Tambora 1.506 jiwa, dan Kecamatan Palmerah 1.206 jiwa,” terangnya.

Salah satu warga, Ika Pratiwi, 26, mengaku senang memperoleh SKDS. Selama dua tahun ini dia bersama putrinya Mutiara, 3, selalu bolak-balik kampung halaman demi berjumpa suaminya, Sutarno, yang bekerja di Cengkareng.

Bima setiyadi/ yan yusuf
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0843 seconds (0.1#10.140)