Dunia Usaha Tunggu Gebrakan Menteri Baru

Jum'at, 14 Agustus 2015 - 09:53 WIB
Dunia Usaha Tunggu Gebrakan...
Dunia Usaha Tunggu Gebrakan Menteri Baru
A A A
JAKARTA - Kalangan dunia usaha sangat berharap pemerintah bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Mereka meminta para menteri baru segera membuat gebrakan konkret untuk menghadapi perlambatan ekonomi global.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani mengatakan, pergantian beberapa menteri memang bertujuan memperbaiki kinerja pemerintahan, tetapi bukan jawaban atas segalanya. Menurut dia, banyak pekerjaan rumah pemerintah yang tetap harus dilakukan.

”(Reshuffle) ini salah satu upaya pemerintah melakukan perubahan, tapi apakah kinerja ini bisa ditunjukkan, kita masih menunggu, masih melihat. Apakah orangorang ini sudah ada track record, ada yang ada, ada yang kurang, tapi kita memberikan kesempatan kepada mereka untuk bisa menjalankan tugas,” tuturnya di Jakarta kemarin.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo melantik 6 menteri dan pejabat setingkat menteri dalam Kabinet Kerja di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8). Para menteri itu adalah Luhut Binsar Pandjaitan sebagai menteri koordinator politik, hukum, dan keamanan. Luhut akan merangkap jabatan sebagai kepala Staf Kepresidenan, yang ia jabat sebelumnya.

Lalu ekonom Rizal Ramli menjadi menteri koordinator kemaritiman. Rizal menggantikan posisi Indroyono Soesilo. Selanjutnya Thomas Trikasih Lembong dilantik sebagai menteri perdagangan menggantikan Rachmat Gobel. Sementara Sofyan Djalil yang sebelumnya menko perekonomian dilantik sebagai kepala Bappenas menggantikan Andrinof Chaniago.

Adapun mantan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dilantik sebagai menko perekonomian. Kemudian Pramono Anung, politikus PDI Perjuangan, dilantik menjadi sekretaris kabinet menggantikan Andi Widjajanto. Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bahlil Lahadalia mengatakan, pasar belum terlalu merespons positif terhadap pergantian Kabinet Kerja ini.

”Kita lihat 3 bulan ke depan bagaimana Menko Perekonomian melakukan perubahan pada makroekonomi,” ujarnya. Menurut Bahlil, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mempunyai banyak pengalaman dan memahami makroekonomi. ”Saya melihat sangat positif dan memberikan harapan baru. Tapi ekonomi tidak hanya digambarkan makro atau perdagangan.

Menteri yang lainnya tidak diganti. Terkait hal itu kita berpikir positif saja sementara, kita kasih waktu,” katanya. Bahlil menambahkan, Darmin juga bertugas menjembatani Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia. Terkait dengan nilai tukar rupiah, dirinya berharap menteri baru ini bisa konsisten dan secara sungguh-sungguh menggalakkan penggunaan rupiah di setiap transaksi.

”Termasuk Menteri BUMN dan Menteri Keuangan agar wajib mempergunakan rupiah sebagai satusatunya transaksi di negara Indonesia,” tuturnya. Bahlil menegaskan, dunia usaha melihat ada tiga hal yang harus diselesaikan dalam masalah ekonomi ini, di antaranya jangka pendek, menengah, dan panjang.

Menurut Bahlil, dalam jangka pendek sampai dengan akhir tahun, yang menjaga pertumbuhan ekonomi domestik adalah sektor pemerintah. Karena itu bagaimana stimulus pemerintah segera merealisasi anggaran baik dari pusat, provinsi maupun daerah karena efek berantainya sangat signifikan untuk memengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional.

”Dalam jangka menengah, bagaimana membuat suatu kebijakan yang konkret, realistis dan mampu dieksekusi untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan bisa menaruh investasi baik dari asing maupun dalam negeri sendiri,” jelasnya. Sementara dalam jangka panjang, bagaimana merumuskan makroekonomi yang kuat untuk membangun ekonomi nasional dalam mewujudkan kedaulatan ekonomi.

”Di antaranya bagaimana infrastruktur bisa berjalan, regulasi bisa sinkronisasi, serta bagaimana pengusaha nasional dan daerah bisa sinkron. Jangan sampai investasi masuk itu tidak menciptakan lapangan kerja baru bagi bangsa, tapi mempekerjakan orang asing,” tegasnya. Wakil Ketua Umum Kadin bidang Perbankan dan Keuangan Rosan P Roeslani berharap tim ekonomi menciptakan harapan positif bagi dunia usaha.

Perubahan konfigurasi kabinet yang baru diumumkan, khususnya di tim ekonomi, menunjukkan bahwa pemerintah paham dengan perlambatan ekonomi saat ini dan akan segera mengupayakan solusinya. ”Itu (reshuffle) pesan yang sangat penting bagi dunia usaha saat ini. Setidaknya menyurutkan ketidakpastian dan rumor yang ada selama ini,” kata dia.

Adapun ekonom Universitas Indonesia (UI) Rizal E Halim menilai reshuffle belum sesuai dengan ekspektasi pasar. ”Belum cukup untuk mendorong kinerja kabinet ekonomi. Ini dapat tecermin dari respons pasar yang biasa saja setelah pengumuman reshuffle,” sebutnya.

Terlepas dari itu, langkah Presiden Jokowi patut diapresiasi walaupun memang bukan berarti tidak ada reshuffle jilid kedua. Karena yang dibutuhkan publik saat ini adalah dampak program-program kerja Jokowi sesuai dengan janji-janji politik pada saat pilpres lalu. Dia mengatakan kabinet ekonomi saat ini dihadapkan pada tantangan besar dalam memulihkan kepercayaan pasar domestik sehingga optimisme ekonomi dapat terus ditingkatkan.

Fokus Tangani Perlambatan Ekonomi

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku akan lebih fokus untuk menghentikan pertumbuhan ekonomi yang melambat. Kebijakan ekonomi yang akan dijalankan dalam beberapa bulan ke depan pun akan lebih ekspansif.

”Kalaupun (pertumbuhan ekonomi) tidak bisa langsung dibalikkan menjadi meningkat dari melambat, paling tidak melambatnya berhenti dulu, baru kemudian dia membaik,” kata Darmin saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, kemarin. Darmin menyebutkan, salah satu fokus pemerintah saat ini adalah bagaimana menggelontorkan lebih banyak uang ke masyarakat melalui belanja pemerintah dan stimulus fiskal.

Dengan begitu, dia mengharapkan kegiatan ekonomi lebih menggeliat sehingga laju ekonomi bisa tumbuh lebih baik dibandingkan semester I/2015. Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu mengatakan, meski fokus mendongkrak pertumbuhan ekonomi, pemerintah akan tetap menjaga stabilitas ekonomi makro.

Dia pun meyakini, fokus pemerintah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi tidak akan bertabrakan dengan fungsinya dalam menjaga stabilitas. ”Semuanya ada, instrumennya ada, ukurannya ada. Jadi jangan khawatir,” papar Darmin. Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, pemerintah terus berupaya mempercepat realisasi belanja, di samping mempercepat penyertaan modal negara (PMN) kepada BUMN, khususnya BUMN infrastruktur.

Realisasi anggaran pun terus dimonitor Tim Evaluasi dan Percepatan Realisasi Anggaran (TEPRA) yang dipimpin Wakil Menteri Keuangan. ”Per hari ini (kemarin), realisasi belanja sudah 48% atau Rp952,4 triliun dari pagu belanja Rp1984,1 triliun. Sementara penerimaan negara 45% dari Rp795,4 triliun dari pagu penerimaan Rp1761,6 triliun,” imbuhnya.

Inda susanti/ rahmat fiansyah/ oktiani endarwati/ant
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0743 seconds (0.1#10.140)