Pagi Dihubungi, Siang Sudah Jadi Menteri

Kamis, 13 Agustus 2015 - 09:11 WIB
Pagi Dihubungi, Siang...
Pagi Dihubungi, Siang Sudah Jadi Menteri
A A A
Menjelang pukul 09.00 WIB kemarin menjadi waktu yang sangat sibuk bagi staf Protokol dan Rumah Tangga Kepresidenan. Pasalnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Kementerian Sekretariat Negara tiba-tiba meminta Protokol mencetak undangan pelantikan menteri Kabinet Kerja periode 2015-2019. Permintaan mendadak ini ditanggapi dengan sigap oleh Protokol Istana. Dalam pemerintahan Presiden Jokowi, mereka sudah terbiasa melakukan sesuatu yang bersifat kenegaraan secara mendadak.

Kendati dengan persiapan yang sangat singkat, yakni sekitar empat jam sebelum acara berlangsung, upacara pelantikan menteri-menteri baru di Istana Negara siang kemarin bisa berlangsung khidmat. Perombakan kabinet yang dilakukan Presiden Jokowi memang jauh berbeda dengan para pendahulunya.

Dalam waktu kurang dari 24 jam, Presiden dapat memberhentikan menteri lama, mengangkat menteri baru, dan kemudian melantiknya di Istana Negara. Begitu mendadaknya, sampai- sampai surat keputusan presiden (keppres), yang biasanya dibuat dengan cermat sehari sebelum pelantikan, pagi kemarin masih tampak ”botak”.

Keppres tersebut belum terisi nomor mengingat surat tersebut baru ditandatangani Presiden Jokowi beberapa menit menjelang pelantikan. Kabar perombakan kabinet cepat menyebar ke kalangan wartawan. Pagi kemarin, selain kesibukan di bagian Protokol dan Rumah Tangga Kepresidenan, suasana di lingkungan Istana semakin riuh dengan ratusan wartawan dari berbagai media yang ingin menyiarkan langsung kegiatan pelantikan.

Banyak stasiun televisi harus beradu argumen terlebih dahulu dengan komandan kompleks (danplek) Paspampres karena merasa tidak ada pemberitahuan resmi pihak Istana tentang rencana pelantikan dan pengumuman reshuffle kabinet. Selain kesibukan para wartawan, para menteri yang berkantor di lingkungan Istana juga disibukkan dengan kegiatan yang mendadak berubah.

Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan yang sebelumnya akan bertolak ke Bandung, Jawa Barat, terpaksa harus membatalkan kegiatannya setelah menerima telepon dari Presiden Jokowi. Dalam pembicaraan singkat itu, Presiden menyampaikan kepada Luhut bahwa yang bersangkutan akan dilantik sebagai menteri koordinator politik, hukum dan keamanan (menko polhukam) menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno.

”Pertimbangannya apa (diangkat sebagai menko polhukam), tanya saja Bapak Presiden. Saya diberitahunya (sebagai menko) baru tadi pagi,” ujar Luhut di kompleks Istana. Selain Luhut, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto yang berkantor di sebelah kompleks Istana juga sibuk dan berupaya menghindari kerumunan wartawan.

Bahkan Andi menemui Presiden Jokowi di kompleks Istana memilih dengan menggunakan mobil dinasnya daripada menggunakan mobil buggy golf seperti biasanya. Soal perombakan dengan tempo cepat ini diakui Tim Komunikasi Presiden Bidang Politik Teten Masduki. Teten mengatakan, menteri-menteri yang akan dipurnatugaskan diberi tahu secara bertahap sejak Selasa (11/8) malam.

Secara berturut-turut menteri yang dipanggil pada Selasa malam di Istana Merdeka adalah Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.

”Khusus Pak Indroyono (Menko Maritim) memang beliau sedang berada di Papua. Tapi karena Presiden ingin (masalah perombakan) tuntas saat ini, jadi Pak Presiden melakukan kontak ke beliau melalui telepon,” jelasnya.

Seusai memanggil para menteri yang sudah diberhentikan, Presiden lantas menghubungi sejumlah tokoh seperti Darmin Nasution, Rizal Ramli, Thomas Trikasih Lembong, dan Pramono Anung. Sekitar 20 menit menjelang pelantikan menteri, yang didahului oleh pelantikan Gubernur Banten, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tiba di Istana Negara bersama putrinya, Puan Maharani yang juga Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Berbeda dengan para tamu lainnya, Megawati ke Istana melalui pintu utama yang dikhususkan bagi Presiden dan Wapres. Kepada wartawan, Seskab Pramono Anung mengaku telah dikabari Presiden untuk memangku jabatan ini sejak tiga pekan lalu.

Namun Minggu (9/8) sekitar pukul 21.00 WIB, Pramono kembali dipanggil Presiden untuk berbicara empat mata selama hampir satu jam sekaligus melaporkan posisi barunya kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Presiden memberikan arahan kepada Pramono untuk menjalin komunikasi dengan pimpinan lembaga tinggi negara, kemudian dengan pimpinan partai politik, baik komunikasi ke dalam maupun keluar. ”Jadi tidak hanya di Koalisi Indonesia Hebat (KIH), tetapi juga Koalisi Merah Putih (KMP), termasuk tentunya lembaga-lembaga tinggi lainnya,” ujar mantan Sekjen PDIP itu.

Andi mengakui Pramono sangat lincah melakukan komunikasi politik. ”Saya pikir kalau Presiden ingin memperkuat konsolidasi politik ke depan, Mas Pram itu pilihan yang tepat,” ujar Andi sebelum meninggalkan kantornya dengan mobil Mini Cooper berwarna putih plus topi bundar yang menjadi ciri khasnya.

Rarasati Syarief Jakarta
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2253 seconds (0.1#10.140)