Si Otak Cemerlang Penggaet Investor

Kamis, 13 Agustus 2015 - 08:58 WIB
Si Otak Cemerlang Penggaet Investor
Si Otak Cemerlang Penggaet Investor
A A A
Ada sedikit yang mengejutkan dalam reshuffle Kabinet Kerja yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin. Dari 5 nama menteri yang diganti, 3 nama merupakan nama lama.

Adapun dua lainnya merupakan sosok baru, yakni Darmin Nasution dan Thomas Trikasih Lembong. Dari dua nama baru itu, Darmin Nasution sudah banyak dikenal publik. Sebab Darmin sebelumnya pernah menjabat sebagai gubernur Bank Indonesia (BI). Adapun satu lagi, Thomas Trikasih Lembong, belum begitu dikenal banyak kalangan.

Siapa sebenarnya sosok Thomas ini? Thomas Trikasih Lembong yang akrab dengan sapaan Tom Lembong ini lahir di Jakarta pada 4 Maret 1971. Pria keturunan Manado ini dibesarkan di Jerman pada usia 3 sampai 10 tahun. Pendidikan sekolah dasar (SD) dan SMP ditempuh di Regina Pacis, Palmerah, Jakarta.

Setelah menginjak SMA, Tom Lembong hijrah kembali ke Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Adapun pendidikan tingginya diselesaikan di Harvard University tahun 1994 dengan gelar bachelor of arts (A.B) di bidang arsitektur dan tata kota. Di Tanah Air, Tom Lembong kerap kali digambarkan oleh para ekonom terkemuka sebagai ”otak yang paling cemerlang di Indonesia” (the best mind in the country).

Dalam 12 tahun terakhir, Tom telah berhasil menggalang dana investor, dengan mayoritas investor asing, sebesar USD1,47 miliar yang diinvestasikan ke dalam sekitar dua lusin investasi. Beberapa investasi terkenal yang dilakukannya, pada 2001-2002 dia memimpin investasi konsorsium Farallon Capital (Farindo Investments) bersama-sama dengan Djarum Group untuk mengakuisisi 51%saham Bank BCA senilai USD571 juta.

Investasi ini sangat berhasil dan nilai dari investasi naik lebih dari 4 kali lipat. Selanjutnya, tahun 2005 Tom memimpin konsorsium Farallon Capital untuk menyokong beberapa pengusaha nasional untuk melakukan akuisisi terhadap Adaro Coal (ADRO) yang pada saat itu dimiliki investor asal Australia.

Mantan Senior Vice of President Badan Pengelolaan Perbankan Nasional (BPPN) ini berhasil menggaet investasi dari pemegang saham ADRO sebesar USD50 juta dan saat ini nilai kapitalisasi pasar saham tersebut lebih dari USD3,5 miliar. Investasi lain, tahun 2006, Tom mendirikan Quvat Management. Sampai tahun 2008, Quvat Management telah berhasil mengalang dana USD493 juta yang hampir seluruhnya diinvestasikan di Indonesia.

Pada akhir tahun 2006, melalui Quvat Management dia menghabiskan dana USD81 juta untuk mendirikan perusahaan bioskop Blitz Megaplex. Blitz Megaplex menjadi pendobrak bisnis bioskop yang selama lebih dari 20 tahun dimonopoli satu perusahaan, 21 Cineplex. Pada 2013, omzet Blitz Megaplex naik 40% dan berhasil IPO pada April 2014.

Terpilih menjadi menteri, Tom mengaku belum terbiasa dengan dunia birokrat ataupun politik. ”Saya orangnya sangat informal dan praktis. Mohon maaf kalau ada kesalahan atau gaya yang belum biasa dengan pemerintahan atau politik,” ungkapnya. Melihat rekam jejak Tom di bidang investasi, tak pelak jika para ekonom ”mengecapnya” sebagai sosok yang memiliki kecemerlangan praktis.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Mintardjo Halim menilai Thomas Lembong sebagai sosok muda dan energik. ”Saya lihat dia punya kemampuan cukup baik. Tapi yang penting team work. Dia harus bisa berkoordinasi dengan menterimenteri lain juga,” ungkapnya.

Nugroho/Inda Susanti Jakarta
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4895 seconds (0.1#10.140)