Soudelor Menerjang, 15 Tewas
A
A
A
FUZHOU - Angin topan Soudelor menimbulkan kekacauan di China dan Taiwan. Kemarin sedikitnya 9 orang tewas di China dan 6 lainnya Taiwan. Selain itu, kerusakan infrastruktur tidak dapat dihindarkan.
Di Kota Wenzhou, sebelah timur Provinsi Zhejiang, 3 orang hilang sebagaimana diungkapkan markas penanggulangan bencana. Hujan deras yang disertai angin kencang menyebabkan longsor di sejumlah wilayah hingga menimbun beberapa perkampungan.
Beberapa rumah bahkan hancur pada Sabtu (8/8) malam. Berdasarkan penuturan petugas di markas penanggulangan bencana, korban tewas dan hilang kemungkinan besar terseret arus banjir atau tertimbun tanah longsor di rumah mereka.
Soudelor menerjang daratan utama China dimulai dari Provinsi Fujian pada Sabtu (8/8) malam. Topan itu bergerak menuju Zhejiang dan Jiangxi. ”Air sudah tidak mengalir. Listrik juga begitu. Saya tidak berani keluar rumah.
Kondisinya mengerikan,” ujar seorang ibu rumah tangga Pan Danyun kepada AFP . Di Kabupaten Wencheng yang berada di bawah pemerintahan yurisdiksi Wenzhou, curah hujan dalam 24 jam terakhir turun sangat tinggi. Bahkan paling tinggi di China dalam seratus tahun terakhir, yakni 645 mm.
Total 221.900 orang telantar akibat banjir di Wenzhou. Mereka mengalami kerugian ekonomi sekitar 248 juta yuan. Atas kondisi itu, Pemerintah Provinsi Zhejiang menyatakan ”lampu kuning” lantaran khawatir atas datangnya badai sebagaimana kemarin pagi. Soudelor tiba di Kabupaten Putian, Provinsi Fujian, pada 10.10 Sabtu (8/8) waktu setempat.
Pada pukul 7.00 kemarin, curah hujan di 16 kota dan kabupaten mencapai 250 mm. Kota Fuding mengalami curah hujan sekitar 501 mm. Di ibu kota Provinsi Fujian, Fuzhou, hampir seluruh wilayah digenangi air banjir.
Akibatnya, lalu lintas kendaraan mengalami kemacetan panjang hingga diperingatkan tidak akan dapat beroperasi sampai air banjir surut. Selain itu, lebih dari 10.000 pohon tumbang. Sebanyak 163.200 orang dievakuasi pemerintah lokal China menuju tepi pantai pada Sabtu (8/8) malam, sebagaimana diungkapkan kantor bantuan kekeringan dan kendali bencana Provinsi Fujian.
Pasokan listrik terhadap lebih dari dua juta rumah telah putus. Pemerintah, sampaikemarinpagi, baru berhasil memulihkan listrik ke 630.000 rumah setelah perbaikan darurat. Tiga bandara terbesar di China juga masih ditutup. Lebih dari 530 penerbangan yang dijadwalkan beroperasi pada Minggu (9/8) dibatalkan.
Sebanyak 6 expressways (jalan tol) juga ditutup. Begitu pun dengan 191 kereta api dengan kecepatan tinggi. Penghentian operasi dilakukan untuk mengantisipasi kecelakaan.
Ketika Soudelor bergerak maju menuju timur China, yakni Provinsi Zhejiang dan Jiangzi, kantor bantuan kekeringan dan kendali banjir Fujian menyatakan kekuatan dan kecepatan angin topan tersebut telah mengalami penurunan. Dengan demikian, mereka juga menurunkan level Soudelor dari level tiga menjadi level dua.
Sementara itu, bagian timur China Provinsi Jiangzi menyalakan alarm. Mereka meminta masyarakat untukwaspadadan berlindung di tempat yang dianggap paling aman. Sebab Pemerintah Jiangzi masih menetapkan Soudelor di level tiga. Berdasarkan pengamatan, Soudelor akan memasuki wilayah Jiangzi pada tengah hari kemarin.
Sebelumnya, Soudelor menghantam Taiwan pada Sabtu (8/8) pagi. Sedikitnya 6 orang meninggal, 4 orang hilang, dan 102 orang mengalami luka-luka. Pusat Meteorologi Nasional (NMC) China memprediksi Soudelor akan terus mengalami penurunan kecepatan dan kekuatan ketika berada di daratan utama China.
Sedikitnya 250.000 orang dievakuasi dari Provinsi Fujian dan Zhejiang menjelang datangnya Soudelor. Lahan pertanian juga mengalami kerusakan. ”Sampai hari ini (kemarin), pasokan listrik juga belum pulih di separuh wilayah,” ungkap pernyataan Taiwan Power seperti dikutip AFP. ”Sebab akses juga terhambat,” tambah Taiwan Power.
Muh Shamil
Di Kota Wenzhou, sebelah timur Provinsi Zhejiang, 3 orang hilang sebagaimana diungkapkan markas penanggulangan bencana. Hujan deras yang disertai angin kencang menyebabkan longsor di sejumlah wilayah hingga menimbun beberapa perkampungan.
Beberapa rumah bahkan hancur pada Sabtu (8/8) malam. Berdasarkan penuturan petugas di markas penanggulangan bencana, korban tewas dan hilang kemungkinan besar terseret arus banjir atau tertimbun tanah longsor di rumah mereka.
Soudelor menerjang daratan utama China dimulai dari Provinsi Fujian pada Sabtu (8/8) malam. Topan itu bergerak menuju Zhejiang dan Jiangxi. ”Air sudah tidak mengalir. Listrik juga begitu. Saya tidak berani keluar rumah.
Kondisinya mengerikan,” ujar seorang ibu rumah tangga Pan Danyun kepada AFP . Di Kabupaten Wencheng yang berada di bawah pemerintahan yurisdiksi Wenzhou, curah hujan dalam 24 jam terakhir turun sangat tinggi. Bahkan paling tinggi di China dalam seratus tahun terakhir, yakni 645 mm.
Total 221.900 orang telantar akibat banjir di Wenzhou. Mereka mengalami kerugian ekonomi sekitar 248 juta yuan. Atas kondisi itu, Pemerintah Provinsi Zhejiang menyatakan ”lampu kuning” lantaran khawatir atas datangnya badai sebagaimana kemarin pagi. Soudelor tiba di Kabupaten Putian, Provinsi Fujian, pada 10.10 Sabtu (8/8) waktu setempat.
Pada pukul 7.00 kemarin, curah hujan di 16 kota dan kabupaten mencapai 250 mm. Kota Fuding mengalami curah hujan sekitar 501 mm. Di ibu kota Provinsi Fujian, Fuzhou, hampir seluruh wilayah digenangi air banjir.
Akibatnya, lalu lintas kendaraan mengalami kemacetan panjang hingga diperingatkan tidak akan dapat beroperasi sampai air banjir surut. Selain itu, lebih dari 10.000 pohon tumbang. Sebanyak 163.200 orang dievakuasi pemerintah lokal China menuju tepi pantai pada Sabtu (8/8) malam, sebagaimana diungkapkan kantor bantuan kekeringan dan kendali bencana Provinsi Fujian.
Pasokan listrik terhadap lebih dari dua juta rumah telah putus. Pemerintah, sampaikemarinpagi, baru berhasil memulihkan listrik ke 630.000 rumah setelah perbaikan darurat. Tiga bandara terbesar di China juga masih ditutup. Lebih dari 530 penerbangan yang dijadwalkan beroperasi pada Minggu (9/8) dibatalkan.
Sebanyak 6 expressways (jalan tol) juga ditutup. Begitu pun dengan 191 kereta api dengan kecepatan tinggi. Penghentian operasi dilakukan untuk mengantisipasi kecelakaan.
Ketika Soudelor bergerak maju menuju timur China, yakni Provinsi Zhejiang dan Jiangzi, kantor bantuan kekeringan dan kendali banjir Fujian menyatakan kekuatan dan kecepatan angin topan tersebut telah mengalami penurunan. Dengan demikian, mereka juga menurunkan level Soudelor dari level tiga menjadi level dua.
Sementara itu, bagian timur China Provinsi Jiangzi menyalakan alarm. Mereka meminta masyarakat untukwaspadadan berlindung di tempat yang dianggap paling aman. Sebab Pemerintah Jiangzi masih menetapkan Soudelor di level tiga. Berdasarkan pengamatan, Soudelor akan memasuki wilayah Jiangzi pada tengah hari kemarin.
Sebelumnya, Soudelor menghantam Taiwan pada Sabtu (8/8) pagi. Sedikitnya 6 orang meninggal, 4 orang hilang, dan 102 orang mengalami luka-luka. Pusat Meteorologi Nasional (NMC) China memprediksi Soudelor akan terus mengalami penurunan kecepatan dan kekuatan ketika berada di daratan utama China.
Sedikitnya 250.000 orang dievakuasi dari Provinsi Fujian dan Zhejiang menjelang datangnya Soudelor. Lahan pertanian juga mengalami kerusakan. ”Sampai hari ini (kemarin), pasokan listrik juga belum pulih di separuh wilayah,” ungkap pernyataan Taiwan Power seperti dikutip AFP. ”Sebab akses juga terhambat,” tambah Taiwan Power.
Muh Shamil
(bbg)