Republican Pertanyakan Loyalitas Trump

Sabtu, 08 Agustus 2015 - 10:24 WIB
Republican Pertanyakan Loyalitas Trump
Republican Pertanyakan Loyalitas Trump
A A A
WASHINTON - Para pendukung Partai Republik mempertanyakan loyalitas kandidat calon presiden (capres) Donald Trump. Padahal, popularitas miliarder properti itu terus meroket tajam.

Awal keraguan para pendukung Partai Republik terhadap Trump karena dia tidak pernah aktif dalam partai tersebut. Dia tidak memiliki rekam jejak yang menunjukkan nilai seorang konservatif dan Republican sejati. Apalagi, Trump memiliki catatan sebagai seorang liberal, bukan seorang konservatif.

Puncak keraguan Republican terhadap Trump terlihat dalam debat kandidat capres yang digelar di Cleveland, Ohio, Amerika Serikat (AS), Kamis (6/8) lalu. Dia menjadi satusatunya kandidat yang menolak untuk memberikan dukungan bagi pemenang perebutan nominasi Republican. Penegasan itu setelah Trump ditanya Senator Rand Paul dari Kentucky.

Padahal, sudah menjadi kepastian ketika kandidat capres Republican yang kalah akan memberikan dukungan kepada pihak yang menang. ”Saya tidak akan mengambil keputusan tersebut sekarang,” jawab Trump. Jawaban Trump itu mendapat cemoohan dari penonton. Itu menjadi momen yang cukup memojokkan Trump.

Pendukung Republican dikenal sangat konservatif. Mereka bukan pemilih yang gampang berubah haluan. Paul menuding Trump tetap memiliki opsi untuk mendukung kandidat capres Demokrat Hillary Clinton. Trump dulu memiliki kedekatan dengan Bill Clinton, suami Hillary.

”Dia (Trump) belum memberikan taruhan karena dia kerap membeli semua jenis politisi ” kata Paul, dikutip Reuters . Dia juga menyebut Trump sebagai ”pembeli politisi”. ”Dia (Trump) membeli dan menjual berbagai politisi dari segala lini,” tudingnya.

Penolakan komitmen Trump itu menjadi risiko besar bagi pertarungannya ke depan. Pendukung Republican identik dengan loyalitas dan memiliki komitmen yang tinggi. Namun, Trump merupakan kandidat yang berbeda dan unik. Peserta focus group Fox News yang sebelumnya memberikan dukungan bagi Trump, setelah melihat performa kandidat favorit, mereka mengaku berubah pikiran.

Mereka kecewa karena Trump menolak memberikan dukungan kepada capres Republican yang memenangkan pemilihan pendahuluan. ”Saya pikir dia (Trump) mengambil senjata dan menembak kepalanya (bunuh diri) dalam kampanye,” kata pakar strategi Republican asal Florida Rick Wilson.

Dalam kesempatan debat tersebut, Trump juga menyatakan penolakan untuk maju dalam pemilu presiden AS melalui jalur independen jika kalah dalam perebutan tiket capres Partai Republik. Dia tetap yakin akan menang dalam pemilihan pendahuluan Republican. ”Saya tidak akan memisahkan diri dari pemilihan pendahuluan Republik,” kata Trump dalam debat yang disiarkan langsung Fox News . ”Saya juga tidak akan menjadi capres via jalur independen,” imbuhnya.

Penolakan Trump maju sebagai capres independen didukung pakar politik Universitas Virginia Geoffrey Skelley. ”Jika dia (Trump) maju sebagai kandidat independen, itu menjadi langkah yang mungkin membantu Hillary Clinton untuk menang,” kata Skelley kepada AFP .

Dalam debat pertama Republican yang menarik perhatian tiga juta pemirsa televisi itu tidak ada kandidat yang mendominasi atau menjadi pemenang. Apalagi, moderator debat fokus pada isu substansif dalam kepemimpinan. ”Tidak ada seorang pun yang membuat lompat galah hingga akhir pertandingan,” kata Skelley.

Andika hendra m
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6464 seconds (0.1#10.140)