Pembentukan Mental, Bukan Kekerasan Fisik
A
A
A
ORIENTASI studi dan pengenalan kampus atau ospek adalah kegiatan rutin setiap tahun untuk menyambut mahasiswa baru.
Setiap universitas pastinya memiliki peraturan masing-masing dalam menetapkan peraturan ospek. Meski setiap kampus saat ini diharuskan mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 38/DIKTI/Kep/2000 tentang Pengaturan Kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru di Perguruan Tinggi.
Dalam peraturan tersebut menetapkan bahwa pengenalan terhadap program studi dan program pendidikan di perguruan tinggi (universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, dan akademi) di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional hanya boleh dilakukan dalam rangka kegiatan akademik dan dilaksanakan oleh pimpinan perguruan tinggi.
Jika dulu ospek identik dengan kekerasan fisik, kini hal tersebut seharusnya tidak lagi eksis di dunia perkuliahan. Menurut penulis buku berjudul Generasi 90an Marchella FP, salah satu perbedaan ospek yang dulu dengan sekarang adalah cara pembentukan mental mahasiswa untuk siap menghadapi dunia perkuliahan, bahkan untuk menjalani kehidupan setelah lulus.
Secara teori, Marchella mempelajari bahwa terdapat generasi baby boomer, generasi X, dan generasi Y. Mental dari setiap generasi tersebut pun berbedabeda. “Bedanya adalah mental angkatan papa dan mama kita masih penuh perjuangan, tapi daya juang generasi yang sekarang makin menipis.
Salah satunya aku mengkritik diriku sendiri yang mentalnya enggak sekuat orang zaman dulu. Sekarang apa pun dipermudah dengan internet dan lainlain,” katanya. Padahal, proses pembelajaran seperti melatih disiplin, teamwork, dan tidak mudah menyerah diperlukan untuk survivedi industri pekerjaan yang harus dihadapi nanti.
Namun, hal tersebut seharusnya dapat tersampaikan tanpa harus melakukan kekerasan fisik saat ospek. Fungsi ospek, menurut Marchella, adalah ajang mengakrabkan diri sebagai mahasiswa baru dengan senior.
“Dulu aku dan teman-teman dikumpulindan ospek di Sukabumi. Kami dibentakbentak, dijemur, kakak kelasnya menyeramkan dan aku sempat menyesal kok kuliah seperti zaman sekolah. Tapi, ternyata dari proses itu memang membangun teamwork antarteman,” tuturnya saat asyik menceritakan pengalamannya dulu.
Marchella pun berharap agar para mahasiswa, khususnya mahasiswa baru, akan mendapatkan impact yang bagus dan memori kebersamaan dengan teman seangkatan ataupun senior bagaimanapun bentuk ospek yang diterapkan.
“Nikmatin ajaselagi tidak melukai fisik. Karena masa-masa itu enggak akan terulang. Enggak usah ngedumel, enggak usah marah-marah karena saat sudah lulus nanti lo akan merindukan masamasa itu,” pesannya.
Lani diana
Setiap universitas pastinya memiliki peraturan masing-masing dalam menetapkan peraturan ospek. Meski setiap kampus saat ini diharuskan mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 38/DIKTI/Kep/2000 tentang Pengaturan Kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru di Perguruan Tinggi.
Dalam peraturan tersebut menetapkan bahwa pengenalan terhadap program studi dan program pendidikan di perguruan tinggi (universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, dan akademi) di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional hanya boleh dilakukan dalam rangka kegiatan akademik dan dilaksanakan oleh pimpinan perguruan tinggi.
Jika dulu ospek identik dengan kekerasan fisik, kini hal tersebut seharusnya tidak lagi eksis di dunia perkuliahan. Menurut penulis buku berjudul Generasi 90an Marchella FP, salah satu perbedaan ospek yang dulu dengan sekarang adalah cara pembentukan mental mahasiswa untuk siap menghadapi dunia perkuliahan, bahkan untuk menjalani kehidupan setelah lulus.
Secara teori, Marchella mempelajari bahwa terdapat generasi baby boomer, generasi X, dan generasi Y. Mental dari setiap generasi tersebut pun berbedabeda. “Bedanya adalah mental angkatan papa dan mama kita masih penuh perjuangan, tapi daya juang generasi yang sekarang makin menipis.
Salah satunya aku mengkritik diriku sendiri yang mentalnya enggak sekuat orang zaman dulu. Sekarang apa pun dipermudah dengan internet dan lainlain,” katanya. Padahal, proses pembelajaran seperti melatih disiplin, teamwork, dan tidak mudah menyerah diperlukan untuk survivedi industri pekerjaan yang harus dihadapi nanti.
Namun, hal tersebut seharusnya dapat tersampaikan tanpa harus melakukan kekerasan fisik saat ospek. Fungsi ospek, menurut Marchella, adalah ajang mengakrabkan diri sebagai mahasiswa baru dengan senior.
“Dulu aku dan teman-teman dikumpulindan ospek di Sukabumi. Kami dibentakbentak, dijemur, kakak kelasnya menyeramkan dan aku sempat menyesal kok kuliah seperti zaman sekolah. Tapi, ternyata dari proses itu memang membangun teamwork antarteman,” tuturnya saat asyik menceritakan pengalamannya dulu.
Marchella pun berharap agar para mahasiswa, khususnya mahasiswa baru, akan mendapatkan impact yang bagus dan memori kebersamaan dengan teman seangkatan ataupun senior bagaimanapun bentuk ospek yang diterapkan.
“Nikmatin ajaselagi tidak melukai fisik. Karena masa-masa itu enggak akan terulang. Enggak usah ngedumel, enggak usah marah-marah karena saat sudah lulus nanti lo akan merindukan masamasa itu,” pesannya.
Lani diana
(ftr)