Haedar Nashir Raih Suara Terbanyak

Kamis, 06 Agustus 2015 - 08:46 WIB
Haedar Nashir Raih Suara...
Haedar Nashir Raih Suara Terbanyak
A A A
MAKASSAR - Sebanyak 13 formatur Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah terpilih melalui pemungutan suara (voting ) oleh peserta Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar tadi malam.

Seluruh formatur yang dipilih dari 39 nama ini selanjutnya akan menggelar musyawarah guna menentukan siapa tokoh yang berhak duduk sebagai ketua umum PP Muhammadiyah periode 2015-2020 hari ini.

Berdasarkan hasil perhitungan suara tadi malam, Haedar Nashir meraih dukungan terbanyak yakni 1.947 suara. Disusul Yunahar Ilyas (1.928), Dahlan Rais (1.827), Busyro Muqoddas (1.811), Abdul Mu’ti (1.802), Anwar Abbas (1.436). Urutan berikutnya Muhadjir Effendy (1.279), Syafiq A Mughni (1.198), Dadang Kahmad (1.146), Suyatno (1.096), Agung Danarto (1.051), M Goodwil Zubir (1.049) dan Hajriyanto Y Thohari (968).

Hasil pemilihan ini menunjukkan komposisi pengurus PP Muhammadiyah periode 2015- 2020 masih didominasi wajah lama. Delapan nama yang merupakan wajah lama yakni Haedar Nashir, Yunahar Ilyas, Dahlan Rais, Abdul Mu’ti, Agung Danarto, Goodwil Zubir dan Syafiq A Mughni. Sementara enam pendatang baru yakni, M Busyro Muqoddas, Muhadjir Effendy, Dadang Kahmad, Suyatno, Anwar Abbas, dan Hajriyanto Y Thohari.

Ketua Pemilihan Muktamar Muhammadiyah, yang juga calon peraih suara terbanyak ketiga, Dahlan Rais, menilai perolehan suara yang didapat para calon cukup ideal. ”Saya kira hasilnya ideal. Proses pemilihan dan pemungutan suara dari pagi sampai malam juga berjalan lancar,” ujar Dahlan pada konferensi pers seusai proses rekapitulasi suara di Gedung Iqro, Universitas Muhammadiyah, Makassar, tadi malam.

Menurut Dahlan, panitia pemilihan selanjutnya mempersilakan tim formatur untuk menentukan siapa calon ketua umum Muhammadiyah pengganti Din Syamsuddin. Nama yang disepakati formatur kemudian akan dibawa ke forum muktamar untuk mendapat persetujuan dari peserta muktamar. ”Besok (hari ini) tinggal menentukan calon ketua umum dan sekretaris,” kata Dahlan.

Nama calon ketua umum harus diajukan ke forum muktamar karena masih ada peluang sosok yang disepakati formatur tersebut tidak disetujui peserta muktamar. Berbeda dengan sekretaris yang tidak lagi memerlukan persetujuan tersebut. Namun, Dahlan yakin peserta muktamar akan menerima figur ketua umum yang dipilih oleh formatur. ”Saya optimis karena selama ini tidak pernah terjadi (penolakan),” kata Dahlan.

Semua Kandidat Berpeluang Sama

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafi’i Maarif mengatakan, peluang 13 formatur yang masuk jajaran ketua PP Muhammadiyah untuk terpilih menjadi ketua umum sama besarnya. Bahkan ketika diminta untuk menyebut siapa tokoh yang akan terpilih dalam musyawarah tim formatur, dirinya mengaku kesulitan menebaknya. ”Semua sama, semua bisa (terpilih),” ujar Buya Syafi’i di Universitas Muhammadiyah, Makassar, kemarin.

Menurutnya, posisi ketua umum PP Muhammadiyah memang tidak mudah ditebak karena calon yang mendapat dukungan paling banyak belum tentu menjamin akan terpilih untuk memimpin Muhammadiyah lima tahun ke depan. Meski demikian, dari nama-nama yang ada, Buya melihat semua kandidat memiliki kemampuan dan kelebihannya masing-masing.

Dia hanya berpesan agar kriteria tokoh yang terpilih nanti tidak jauh dari harapan warga Muhammadiyah. ”Kriterianya menurut saya adalah orang yang berintegritas, akhlaknya bagus dan punya rekam jejak yang meyakinkan. Di samping itu, dia juga punya wawasan kebangsaan,” tambahnya.

Sementara itu, sebelum pemilihan digelar kemarin, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyebut empat nama layak menjadi pemimpin Muhammadiyah. Alasannya, rekam jejak mereka sudah teruji. ”Siapa yang menonjol itu tidak masalah. Saya dengar ada empat orang masuk menjadi calon ketua umum yaitu Haedar Nashir, Yunahar Ilyas, Syafiq A Mughni dan Abdul Mu'ti,” kata Din di Makassar, kemarin.

Din yang juga merupakan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini mengatakan tahu persis dengan empat pribadi yang saat ini masih menjabat anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

”Saya tahu persis karena mereka adalah kawan saya dan memenuhi syarat. Masing-masing itu tentu ada perbedaan dan tentu setiap individu ada lebih di sini dan sana,” kata dia. Kendati demikian, Din menolak penyebutan nama itu sebagai bentuk kecenderungan mendukung calon-calon tertentu untuk menjadi penggantinya.

Dian ramdhani/ Anwar majid / ant
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6295 seconds (0.1#10.140)