KRL Ditambah 12 Gerbong

Kamis, 06 Agustus 2015 - 08:34 WIB
KRL Ditambah 12 Gerbong
KRL Ditambah 12 Gerbong
A A A
JAKARTA - Jumlah armada kereta rel listrik (KRL) saat ini belum bisa mengimbangi tingginya minat masyarakat terhadap jasa transportasi massal ini. Tak pelak, setiap jam sibuk penumpang berdesakan di dalam kereta.

Karena alasan itu, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) mewacanakan penambahan gerbong KRL dari sebelumnya delapan dan 10 menjadi 12 unit. Tambahan gerbong ini sedianya dilakukan di lintas Bekasi- Jakarta Kota dan Bogor- Jakarta Kota. Dari lima rute yang ada saat ini, dua lintas tersebut yang dianggap perlu penambahan.

Hal ini mengingat okupansi dua rute itu cukup tinggi yaitu sekitar 70% bila dihitung ratarata penumpang yang mencapai sekitar 700.000 per hari. Direktur Utama PT KCJ MN Fadhilla mengatakan, untuk mendukung penambahan gerbong ini, pihaknya gencar berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop I Jakarta untuk membahas perpanjangan peron di15 stasiun di dua rute, tegangan listrik, dan pengaturan sinyal.

”Saat ini kami terus melakukan uji coba sarana dan penyesuaian prasarana untuk mendukung pengoperasian satu rangkaian KRL dengan 12 kereta,” kata Fadhil dalam siaran persnya kemarin.

Fadhil memastikan, bila penambahan gerbong nanti rampung, hal itu tidak akan mengganggu jadwal perjalanan, headway (jarak antarkereta), hingga waktu tunggu. ”KRL kan tidak seperti kereta jarak jauh, barang, atau jarak pendek yang mengandalkan lokomotif. Kita ini mengandalkan daya listrik. Jadi, sepanjang listrik sanggup, kecepatan tidak berpengaruh, tetap stabil di angka 70 kilometer/jam. Kalau saja kondisinya aman, kecepatan maksimal bisa sampai 120-130 kilometer/jam,” bebernya.

Demi merealisasikan penambahan gerbong, kemarin 24 unit KRL dari Jepang tiba di Tanjung Priok. Kedatangan KRL model Jr 205 tersebut pun melengkapi pengadaan KRL tahap kedua dari program pengadaan sebanyak 120 unit pada tahun ini. Terhitung sejak 2009-2015, penambahan 120 KRL tahun ini melengkapi 784 unit yang sudah dioperasikan hingga saat ini.

Manajer Komunikasi PT KCJ Eva Chairunissa berharap rangkaian KRL dengan 12 gerbong ini dapat terealisasi tahun ini. ”Untuk bulannya kami belum bisa informasikan, pasti nanti akan kami beri tahu ke media dan masyarakat. Jadwal uji cobanya sudah ada. Bagaimanapun ini inovasi kami,” terangnya.

Penambahan gerbong dalam satu rangkaian pernah dilakukan KCJ pada 2013 di dua rite , dari delapan menjadi 10 kereta. Hanya, meski sudah ada penambahan, kemampuan daya angkut KRL belum ideal. Apalagi, jumlah penumpang semakin banyak.

”Sebenarnya kami upayakan tambah terus jadwal perjalanan, tapi sampai saat ini penambahan terkendala dengan penyesuaian jadwal kereta lain. Karena itulah, agar tak mengganggu, kami tambah gerbong mengingat setiap bulannya okupansi masyarakat terhadap KRL sangat tinggi,” tandasnya.

Penambahan gerbong membuat kapasitas angkut menjadi bertambah. Jika dengan delapan gerbong dapat mengangkut maksimal 2.000 orang, dengan 12 kereta maka daya angkut bertambah 3.000 penumpang.

Senior Manager Corporate Communication PT KAI Daop I Bambang S Prayitno mengatakan, koordinasi masih terus dilakukan. Karena itulah, dia belum dapat memastikan kapan KRL dengan 12 gerbong bisa dioperasikan. ”Masih tahap pembahasan, harus ada perubahan sistem terlebih dahulu. Karena itu, sekarang kami masih rapat. Jangan sampai 12 rangkaian ini ganggu perjalanan yang lain,” tuturnya.

Warga Blokade Rel

Di bagian lain, ratusan warga RW 4 dan RW 6 Poris Plawad, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang yang terkena jalur proyek pembangunan rel Kereta Bandara Soekarno- Hatta menolak harga tanah yang dibayar Badan Pertanahan Nasional (BPN). Mereka menuntut tanahnya dibayar Rp20 juta per meter.

Dengan alasan itu, mereka melakukan aksi memblokade perlintasan rel kereta di dekat Stasiun Batuceper kemarin sekitar pukul 08.00 WIB. ”Kami menolak harga murah dan putusan sepihak PT Kereta Api Indonesia (KAI),” ujar Suhodo, pimpinan aksi.

Selain itu, warga juga menolak diintimidasi. ”Jangan kami diintimidasi, hentikan semua intimidasi. Sesuaikan harga dengan perincian yang jelas tentang tanah dan bangun. Tegakkan keadilan,” tuturnya. Setelah aksi blokade yang hanya beberapa menit, warga long march ke Kantor Wali Kota Tangerang.

Kuasa hukum warga Hermawanto mengatakan, warga merasa dibohongi BPN karena membayar harga tanah tidak sesuai dengan ketentuan. Dalam pertemuan terakhir, BPN begitusaja menyerahkan amplop berisi uang tanpa perincian.

”Warga dibagi amplop yang tidak tahu isinya berapa, kemudian mereka disuruh tanda tangan. Ternyata didalam ada selembaran surat pemberitahuan ganti rugi. Uangnya berjumlah sekitar Rp100 juta. Padahal, tuntutan mereka tidak segitu, mereka dibohongi,” ungkapnya.

Menurutnya, warga menginginkan ganti rugi yang adil, layak, dan menyejahterakan. Warga harus bisa pindah ke lokasi yang sama atau minimal memiliki rumah kembali. Namun, tanah mereka hanya dihargai Rp2 juta per meter.

”Harga segitu mereka pindah ke mana? BPN hanya membayar harga tanah saja, tidak dengan bangunan. Padahal, ada aspek lain seperti ruang di atas tanah, ruang di bawah tanah, dan kerugian emosional,” sebutnya.

Yan yusuf/ Ridwansyah/ Denny irawan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6194 seconds (0.1#10.140)