Ciptakan Benang Operasi Organik

Kamis, 06 Agustus 2015 - 08:22 WIB
Ciptakan Benang Operasi Organik
Ciptakan Benang Operasi Organik
A A A
MALANG - Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) membuat terobosan menarik dalam bidang alat medis.

Mereka berhasil menciptakan benang operasi organik dari getah jarak (jatropha multifida). Benang khusus untuk jahit operasi tubuh manusia selama ini masih banyak mengandalkan benang sintetis yang diimpor dari China, India, dan Eropa. Selain itu, juga ada benang operasi yang menggunakan bahan usus hewan.

Penemuan benang jahit organik ini oleh Siti Nurjannah, Andri Julianto, Yumeida Noor Ilma, Ahmad Aufal Marom, dan Mohamad Rifan. Mereka berasal dari lintas fakultas, yakni Kedokteran Hewan, Teknik Industri, dan Hukum. ”Ide ini muncul dari kebiasaan masyarakat Indonesia yang selama ini banyak memanfaatkan getah jarak sebagai penutup luka,” ujar Siti Nurjannah.

Berdasarkan pengalaman dan kearifan masyarakat tersebut, mereka mencoba melakukan belajar literasi dan analisa. Berdasarkan hasil analisa bahan ternyata getah jarak mengandung senyawa antiradang dan antinyeri. Selain itu, getah jarak memiliki keunggulan berupa kemampuan lebih cepat menutup luka. Siti menyebutkan, penggunaan benang sintetis impor akan membebani masyarakat karena biayanya terlalu mahal.

Sementara penggunaan benang operasi dari bahan usus hewan memiliki dampak negatif berupa menjadi salah satu pemicu peradangan dan terlalu mudah larut. Meski telah diklaim memiliki banyak keunggulan, tetapi Siti mengungkapkan, benang operasi berbahan getah jarak ini masih membutuhkan proses penyempurnaan dan pengujian lanjutan.

”Kami akan menguji daya simpan dan uji reaksi jaringan. Apabila hasilnya sudah memuaskan dan memenuhi standar kesehatan, kami sangat berharap Indonesia tidak perlu bergantung pada impor benang operasi lagi,” tuturnya.

Andri Julianto menjelaskan, secara teknis bahan benang operasi dari getah jarak ini antara lain getah jarak, polivinil alkohol, asam glikolat, aquades, dan asam sitrat. ”Seluruh bahan tersebut dicampur, diaduk hingga homogen. Saat pengadukan, ditambahkan air panas 70 derajat celsius,” katanya.

Yuswantoro
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5313 seconds (0.1#10.140)