Pekan Depan, PPD Operasikan 78 Bus di Tiga Koridor
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan bantuan 78 unit bus kepada Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD).
Pemberian ini bertujuan untuk memindahkan pengguna kendaraan pribadi untuk mau menggunakan transportasi umum. Puluhan unit bus tersebut baru mulai beroperasi pada 10 Agustus mendatang. Bus baru sumbangan dari Kemenhub itu sudah dilengkapi mesin tap in eticketing dan beroperasi sebagai armada Transjabodetabek. Dirut PPD Pande Putu Yasa menjelaskan, ukuran bus sama dengan bus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus Transjakarta (APTB) yang sudah ada saat ini.
Kondisi bus sudah dimodernisasi dengan menambah mesin tap in di dalamnya. Dengan demikian, proses transaksi pembayaran dilakukan sendiri oleh penumpang. Saat ini, dari 78 unit siap beroperasi, 10 di antaranya sudah terpasang mesin tap in . Sisanya, terus dikebut. ”Ini yang pertama di Indonesia. Bus dilengkapi dengan mesin tap in di dalamnya sehingga bisa self service,dan yang pasti cashless,” ujarnya.
Bus-bus tersebut didistribusikan ke tiga koridor padat penumpang, yakni koridor pertama Depok-PGC-Grogol sebanyak 25 unit. Lalu di koridor kedua Poris Pelawad, Tangerang- Tomang-Kemayoran sebanyak 25 unit, dan koridor ketiga Harapan Indah, Bekasi-Pasar Baru sebanyak 28 unit. Seluruh armadanya terkoneksi langsung dengan haltehalte bus Transjakarta saat berada dalam kota. Misalnya, koridor pertama akan terkoneksi dengan halte PGC, lalu koridor dua terkoneksi dengan halte Tomang, dan koridor tiga terkoneksi denga halte BNN.
”Jadi, begitu masuk Jakarta, bus langsung singgah di halte busway pertama. Menurunkan maupun menaikkan penumpang,” tuturnya. Bus berkapasitas angkut 60 orang itu juga ramah bagi kaum disabel. Di dalamnya dilengkapi kursi prioritas untuk ibu hamil, closed circuit television (CCTV), dan stiker petunjuk agar tidak akan menyulitkan penumpang ataupun wisatawan asing yang menggunakan bus tersebut.
”Busnya produk karoserinya dalam negeri, merek Hino. Spesifikasinya sudah sesuai aturan, karena ini juga (pemberian) Kemenhub,” jelasnya. Dia mengatakan, penumpang juga tidak akan dibebani biaya tambahan selama melakukan perjalanan di dalam kota. Artinya, selama menggunakan Transjakarta dan berada di Jakarta, penumpang tidak dikenai tarif Rp9.000.
”Tapi begitu dia keluar dari Jakarta, dia harus bayar sesuai tarif keluar kota Rp9.000,” jelasnya. Pengoperasian seluruh bus tersebut akan dimaksimalkan pada saat-saat sibuk, seperti pukul 05.00-09.00 WIB. Agar lebih teratur, headway seluruh armada ditetapkan selama 15 menit. Artinya, setiap 15 menit sekali bus harus ada di halte. ”Jadi, ada ataupun nggak ada penumpang, busnya harus tetap jalan,” tuturnya.
Pihaknya juga sudah melengkapi sarana pul di tiga titik, yakni Cawang, Depok, dan Tangerang. ”Kami harus sesuaikan dengan aturan yang sama,” ujarnya. Penambahan 78 armada baru itu menambah jumlah bus PPD yang beroperasi di Jakarta. Beberapa bulan lalu pihaknya sudah mengoperasikan 25 unit bus. Sebanyak 10 unit beroperasi di rute Blok M-Ciputat dan 15 lainnya rute Bekasi-Dukuh Atas.
”Kalau bus existing yang lama masih beroperasi 150 unit,” ujarnya. Dirut PT Transjakarta Antonius Kosasih mengatakan, kerja sama antara PT Transjakarta dan PPD hanya pada trayek serta jalur. PPD juga harus memenuhi standar pelayanan minimum yang ditetapkan PT Transjakarta. ”Jadi, tidak nilai rupiah dari kerja sama itu. Hanya ada trayek dan jalur,” ujarnya. Kosasih mengaku senang dengan kerja sama tersebut karena bus pengangkut otomatis bertambah.
Namun dia menegaskan, PPD harus bisa mengikuti aturan yang ada, seperti berapa lama berhenti di halte, kemudian bagaimana cara membuka pintu, dan lainnya. ”Kita bersyukur dengan adanya 78 bus, operasional bus Transjakarta akan terbantu,” tuturnya.
Ridwansyah
Pemberian ini bertujuan untuk memindahkan pengguna kendaraan pribadi untuk mau menggunakan transportasi umum. Puluhan unit bus tersebut baru mulai beroperasi pada 10 Agustus mendatang. Bus baru sumbangan dari Kemenhub itu sudah dilengkapi mesin tap in eticketing dan beroperasi sebagai armada Transjabodetabek. Dirut PPD Pande Putu Yasa menjelaskan, ukuran bus sama dengan bus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus Transjakarta (APTB) yang sudah ada saat ini.
Kondisi bus sudah dimodernisasi dengan menambah mesin tap in di dalamnya. Dengan demikian, proses transaksi pembayaran dilakukan sendiri oleh penumpang. Saat ini, dari 78 unit siap beroperasi, 10 di antaranya sudah terpasang mesin tap in . Sisanya, terus dikebut. ”Ini yang pertama di Indonesia. Bus dilengkapi dengan mesin tap in di dalamnya sehingga bisa self service,dan yang pasti cashless,” ujarnya.
Bus-bus tersebut didistribusikan ke tiga koridor padat penumpang, yakni koridor pertama Depok-PGC-Grogol sebanyak 25 unit. Lalu di koridor kedua Poris Pelawad, Tangerang- Tomang-Kemayoran sebanyak 25 unit, dan koridor ketiga Harapan Indah, Bekasi-Pasar Baru sebanyak 28 unit. Seluruh armadanya terkoneksi langsung dengan haltehalte bus Transjakarta saat berada dalam kota. Misalnya, koridor pertama akan terkoneksi dengan halte PGC, lalu koridor dua terkoneksi dengan halte Tomang, dan koridor tiga terkoneksi denga halte BNN.
”Jadi, begitu masuk Jakarta, bus langsung singgah di halte busway pertama. Menurunkan maupun menaikkan penumpang,” tuturnya. Bus berkapasitas angkut 60 orang itu juga ramah bagi kaum disabel. Di dalamnya dilengkapi kursi prioritas untuk ibu hamil, closed circuit television (CCTV), dan stiker petunjuk agar tidak akan menyulitkan penumpang ataupun wisatawan asing yang menggunakan bus tersebut.
”Busnya produk karoserinya dalam negeri, merek Hino. Spesifikasinya sudah sesuai aturan, karena ini juga (pemberian) Kemenhub,” jelasnya. Dia mengatakan, penumpang juga tidak akan dibebani biaya tambahan selama melakukan perjalanan di dalam kota. Artinya, selama menggunakan Transjakarta dan berada di Jakarta, penumpang tidak dikenai tarif Rp9.000.
”Tapi begitu dia keluar dari Jakarta, dia harus bayar sesuai tarif keluar kota Rp9.000,” jelasnya. Pengoperasian seluruh bus tersebut akan dimaksimalkan pada saat-saat sibuk, seperti pukul 05.00-09.00 WIB. Agar lebih teratur, headway seluruh armada ditetapkan selama 15 menit. Artinya, setiap 15 menit sekali bus harus ada di halte. ”Jadi, ada ataupun nggak ada penumpang, busnya harus tetap jalan,” tuturnya.
Pihaknya juga sudah melengkapi sarana pul di tiga titik, yakni Cawang, Depok, dan Tangerang. ”Kami harus sesuaikan dengan aturan yang sama,” ujarnya. Penambahan 78 armada baru itu menambah jumlah bus PPD yang beroperasi di Jakarta. Beberapa bulan lalu pihaknya sudah mengoperasikan 25 unit bus. Sebanyak 10 unit beroperasi di rute Blok M-Ciputat dan 15 lainnya rute Bekasi-Dukuh Atas.
”Kalau bus existing yang lama masih beroperasi 150 unit,” ujarnya. Dirut PT Transjakarta Antonius Kosasih mengatakan, kerja sama antara PT Transjakarta dan PPD hanya pada trayek serta jalur. PPD juga harus memenuhi standar pelayanan minimum yang ditetapkan PT Transjakarta. ”Jadi, tidak nilai rupiah dari kerja sama itu. Hanya ada trayek dan jalur,” ujarnya. Kosasih mengaku senang dengan kerja sama tersebut karena bus pengangkut otomatis bertambah.
Namun dia menegaskan, PPD harus bisa mengikuti aturan yang ada, seperti berapa lama berhenti di halte, kemudian bagaimana cara membuka pintu, dan lainnya. ”Kita bersyukur dengan adanya 78 bus, operasional bus Transjakarta akan terbantu,” tuturnya.
Ridwansyah
(ars)