2050, Penduduk Dunia 9,7 Miliar Jiwa
A
A
A
Dunia akan menghadapi pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Dalam kurun waktu 35 tahun mendatang atau tepatnya 2050, jumlah penghuni planet Bumi ini diperkirakan mencapai 9,7 miliar.
Pusat pertumbuhan penduduk berada di negara-negara Asia dan Afrika, terutama di negara-negara berkembang. Pertumbuhan penduduk itu akan berdampak pada peningkatan kebutuhan primer, persaingan hidup, imigrasi dalam jumlah besar, dan kemiskinan.
Berdasarkan proyeksi terbaru yang dirilis Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pekan lalu, total penduduk dunia pada 2050 akan mencapai 9,7 miliar. Namun, beberapa organisasi lain ada juga yang mengambil angka 11 miliar. Perkiraan dan perhitungan tersebut dalam kasus sebelumnya secara kasar tergolong akurat. Dalam laporan Prospek Penduduk Dunia Terkini PBB, pertumbuhan penduduk dunia saat ini berkembang sekitar 74 juta jiwa per tahun.
Prediksi peningkatan angka penduduk itu sudah didasarkan pada asumsi rata-rata menurunnya angka kelahiran dari 2,5 anak menjadi 2,0 anak. Padahal sebelumnya pada 1950-1955 seorang perempuan bisa memiliki lima anak. “Dalam beberapa kasus, level kelahiran tampak meningkat. Namun, dalam kasus yang lain, estimasinya terlalu rendah,” kata Direktur Divisi Penduduk Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB, John Wilmot, di New York pekan lalu, dirilis situs resmi PBB, www.un.org . “Jumlah anak di negara dengan perkembangan besar juga anjlok,” tambahnya.
Menurut Wilmot, pertumbuhan tercepat diperkirakan akan terus terjadi selama beberapa dekade di sejumlah negara yang memiliki angka kelahiran tinggi seperti Nigeria, Republik Demokratik Kongo, Etiopia, dan Uganda. Begitu juga dengan Afghanistan dan Timor Leste. Seorang perempuan berpeluang memiliki anak lebih dari lima. Hampir sebagian besar pertumbuhan penduduk terjadi di negara berkembang. Saat ini sekitar 98,3 juta jiwa berada di negara berkembang. Pada 2050 jumlah penduduk di negara berkembang diperkirakan bertambah meningkat menjadi 7,8 miliar.
Sebaliknya, jumlah penduduk di negara maju tidak akan berubah drastis dari 1,2 miliar jiwa. Namun, beberapa negara maju akan tetap mengalami penambahan penduduk. Amerika Serikat (AS) misalnya. Pertumbuhan penduduk di AS diperkirakan naik 31% dari 305 juta pada 2008 menjadi 400 juta pada 2050. Saat ini Indonesia merupakan negara terpadat keempat di dunia setelah AS, India, dan China.
Namun, dengan angka kelahiran yang sangat tinggi di benua Afrika yakni sekitar 4,8 anak setiap perempuan, Nigeria diperkirakan akan melampaui Indonesia pada 2050. Posisi Indonesia akan bergeser satu level dalam hal jumlah penduduk. Pada 2050 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan melompat hingga 366 juta dari 249 juta pada 2013.
“Secara keseluruhan pertumbuhan penduduk dunia memang melambat. Namun, laporan ini mengingatkan kita bahwa beberapa negara berkembang, terutama di Afrika, pertumbuhan penduduk masih melaju sangat cepat,” kata Pejabat PBB di Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial, Wu Hongo, di situs PBB. Menurut PBB, pada 2050 India akan menjadi negara terpadat di dunia menyalip China. India akan memiliki penduduk sebanyak 1,6 miliar jiwa, sedangkan China 1,4 miliar jiwa.
Secara kawasan, total penduduk Asia mencapai 5,2 miliar, Afrika 2,4 miliar, Amerika Latin dan Karibia 782 juta, Eropa 709 juta, dan Amerika Utara 446 juta. Jumlah imigrasi juga akan meningkat. Pada 2005-2050 angka bersih imigrasi ke negara yang lebih maju diproyeksikan mencapai 98 juta. Saat itu penduduk dunia akan mencapai klimaks dan diperkirakan akan menurun sedikit demi sedikit sebelum kembali me-ningkat secara perlahan hingga 8,97 miliar pada 2300.
Namun, skenario yang berbeda disampaikan profesor asal Norwegia, Jorgen Randers. “Proyeksi tradisional kurang memperhitungkan dampak penurunan kesuburan urbanisasi global. Puncak jumlah penduduk di dunia kemungkinan akan terjadi pada 2040 dengan angka mencapai 8,1 miliar,” tulis Randers dalam bukunya, A Global Forecast for the Next Forty Years .
Maraknya perempuan karier juga diperkirakan akan mengurangi angka kelahiran. Pada 2050 sejumlah negara justru mengalami pengurangan penduduk lebih dari 10%. Jepang diperkirakan akan kehilangan 19 juta jiwa, Rusia 23 juta jiwa, dan Jerman 10 juta jiwa. Jumlah penduduk dengan usia lebih muda dari 15 tahun juga berkurang.
Di AS penduduk senior diperkirakan akan berlipat ganda dari 41 menjadi 86 juta. Lagi-lagi, Jepang, Korea Selatan (Korsel), dan Jerman diperkirakan akan menjadi negara dengan penduduk “tertua”.
Muh shamil
Pusat pertumbuhan penduduk berada di negara-negara Asia dan Afrika, terutama di negara-negara berkembang. Pertumbuhan penduduk itu akan berdampak pada peningkatan kebutuhan primer, persaingan hidup, imigrasi dalam jumlah besar, dan kemiskinan.
Berdasarkan proyeksi terbaru yang dirilis Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pekan lalu, total penduduk dunia pada 2050 akan mencapai 9,7 miliar. Namun, beberapa organisasi lain ada juga yang mengambil angka 11 miliar. Perkiraan dan perhitungan tersebut dalam kasus sebelumnya secara kasar tergolong akurat. Dalam laporan Prospek Penduduk Dunia Terkini PBB, pertumbuhan penduduk dunia saat ini berkembang sekitar 74 juta jiwa per tahun.
Prediksi peningkatan angka penduduk itu sudah didasarkan pada asumsi rata-rata menurunnya angka kelahiran dari 2,5 anak menjadi 2,0 anak. Padahal sebelumnya pada 1950-1955 seorang perempuan bisa memiliki lima anak. “Dalam beberapa kasus, level kelahiran tampak meningkat. Namun, dalam kasus yang lain, estimasinya terlalu rendah,” kata Direktur Divisi Penduduk Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB, John Wilmot, di New York pekan lalu, dirilis situs resmi PBB, www.un.org . “Jumlah anak di negara dengan perkembangan besar juga anjlok,” tambahnya.
Menurut Wilmot, pertumbuhan tercepat diperkirakan akan terus terjadi selama beberapa dekade di sejumlah negara yang memiliki angka kelahiran tinggi seperti Nigeria, Republik Demokratik Kongo, Etiopia, dan Uganda. Begitu juga dengan Afghanistan dan Timor Leste. Seorang perempuan berpeluang memiliki anak lebih dari lima. Hampir sebagian besar pertumbuhan penduduk terjadi di negara berkembang. Saat ini sekitar 98,3 juta jiwa berada di negara berkembang. Pada 2050 jumlah penduduk di negara berkembang diperkirakan bertambah meningkat menjadi 7,8 miliar.
Sebaliknya, jumlah penduduk di negara maju tidak akan berubah drastis dari 1,2 miliar jiwa. Namun, beberapa negara maju akan tetap mengalami penambahan penduduk. Amerika Serikat (AS) misalnya. Pertumbuhan penduduk di AS diperkirakan naik 31% dari 305 juta pada 2008 menjadi 400 juta pada 2050. Saat ini Indonesia merupakan negara terpadat keempat di dunia setelah AS, India, dan China.
Namun, dengan angka kelahiran yang sangat tinggi di benua Afrika yakni sekitar 4,8 anak setiap perempuan, Nigeria diperkirakan akan melampaui Indonesia pada 2050. Posisi Indonesia akan bergeser satu level dalam hal jumlah penduduk. Pada 2050 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan melompat hingga 366 juta dari 249 juta pada 2013.
“Secara keseluruhan pertumbuhan penduduk dunia memang melambat. Namun, laporan ini mengingatkan kita bahwa beberapa negara berkembang, terutama di Afrika, pertumbuhan penduduk masih melaju sangat cepat,” kata Pejabat PBB di Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial, Wu Hongo, di situs PBB. Menurut PBB, pada 2050 India akan menjadi negara terpadat di dunia menyalip China. India akan memiliki penduduk sebanyak 1,6 miliar jiwa, sedangkan China 1,4 miliar jiwa.
Secara kawasan, total penduduk Asia mencapai 5,2 miliar, Afrika 2,4 miliar, Amerika Latin dan Karibia 782 juta, Eropa 709 juta, dan Amerika Utara 446 juta. Jumlah imigrasi juga akan meningkat. Pada 2005-2050 angka bersih imigrasi ke negara yang lebih maju diproyeksikan mencapai 98 juta. Saat itu penduduk dunia akan mencapai klimaks dan diperkirakan akan menurun sedikit demi sedikit sebelum kembali me-ningkat secara perlahan hingga 8,97 miliar pada 2300.
Namun, skenario yang berbeda disampaikan profesor asal Norwegia, Jorgen Randers. “Proyeksi tradisional kurang memperhitungkan dampak penurunan kesuburan urbanisasi global. Puncak jumlah penduduk di dunia kemungkinan akan terjadi pada 2040 dengan angka mencapai 8,1 miliar,” tulis Randers dalam bukunya, A Global Forecast for the Next Forty Years .
Maraknya perempuan karier juga diperkirakan akan mengurangi angka kelahiran. Pada 2050 sejumlah negara justru mengalami pengurangan penduduk lebih dari 10%. Jepang diperkirakan akan kehilangan 19 juta jiwa, Rusia 23 juta jiwa, dan Jerman 10 juta jiwa. Jumlah penduduk dengan usia lebih muda dari 15 tahun juga berkurang.
Di AS penduduk senior diperkirakan akan berlipat ganda dari 41 menjadi 86 juta. Lagi-lagi, Jepang, Korea Selatan (Korsel), dan Jerman diperkirakan akan menjadi negara dengan penduduk “tertua”.
Muh shamil
(ars)