NU Garda Depan Penjaga Bangsa

Minggu, 02 Agustus 2015 - 09:29 WIB
NU Garda Depan Penjaga...
NU Garda Depan Penjaga Bangsa
A A A
JOMBANG - Jamiyah Nahdlatul Ulama (NU) harus tetap istiqamah menjaga NKRI, yakni dengan selalu menjaga sikap toleransi dalam kehidupan beragama. Upaya ini menjadi kunci terwujudnya bangsa yang damai, tenteram adil, dan sejahtera.

Harapan itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan sambutan pembukaan Muktamar Ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur, tadi malam. Menurut Jokowi, tema yang diusung pada muktamar, yakni ”Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia”, sangat tepat untuk mewujudkan misi tersebut.

”Saya sangat mengapresiasi tema muktamar kali ini. Tema ini menunjukkan bahwa NU selalu peduli dengan keutuhan bangsa ini. Islam Nusantara adalah cerminan Islam yang moderat. Islam yang rahmatan lilalamin dan jamiyah NU harus terus menjadi garda terdepan untuk menjaga bangsa ini,” tegas Jokowi disambut tepuk tangan ribuan peserta.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun optimistis, ketika Islam Nusantara berjalan baik, kasus perpecahan dan pertikaian antarsuku dan agama di NKRI tidak akan terjadi. ”Kasus di Tolikara pada Idul Fitri beberapa waktu lalu harus menjadi pelajaran penting. Jangan sampai ini terjadi lagi,” ujarnya. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) PBNU KH Said Aqil Siradj berjanji akan terus mengawal NKRI sebagaimana perjuangan para pendiri NU terdahulu.

”Siapa pun presidennya, NU akan beradadibelakangnya. NU memberi apresiasi bukan berarti berkompromi dan memberi kritik bukan berarti beroposisi,” ujarnya. Dalam sambutannya, Said mengatakan bahwa Islam Nusantara bukanlah aliran atau sekte baru. Islam Nusantara adalah Islam yang melebur dengan budaya Indonesia yang sesuai dengan syara’, Islam yang berperadaban dan santun.

”Islam Nusantara membuat pemeluknya cinta tanah air lahir dan batin. Itulah Islam ahlussunnah waljamaah. Islam yang mengedepankan akhlak karimah,” jelasnya. Islam Nusantara memang menjadi pesan sentral pada acara pembukaan muktamar kemarin. Bahkan pada khotbah iftitah, Pj Rais Aam PBNU KH Mustofa Bisri juga berkali- kali menggarisbawahi persoalan tersebut. Dia misalnya menyebut Islam Nusantara yang diusung NU bisa menjadi jawaban atas permasalahan yang ada.

Dia menuturkan saat ini hampir setiap hari dunia selalu disuguhi tampilan Islam yang dibawakan kaum muslimin yang marah. Atas kondisi tersebut, dunia pun bertanya-tanya di mana agama yang katanya membawa ajaran rahmah dan kasih sayang. Pria yang akrab dengan sapaan Gus Mus itu mengatakan, ketika ada sekelompok yang mengibarkan bendera Islam sambil menghancurkan manusia, dunia pun semakin mempertanyakan tentang praktik Islam yang selama ini dianggap rahmatan lilalamin, damai, dan menghargai manusia.

”Pada saat inilah Islam Nusantara atau lebih jelasnya perilaku umat Islam Nusantara di mana NU ikut mengembangkannya diharapkan lebih menampilkan diri sebagai jawaban,” ujarnya. Pesan ini pula yang disampaikan penyair celurit emas D Zawawi Imron berjudul Indonesia Tanah Sajadah yang dibacakan pada pembukaan kemarin. Menurut dia, Indonesia adalah tanah sajadah, yakni tanah air yang memberikan nikmat dan kehidupan. ”Siapa yang cinta jangan mencipratinya dengan darah. Jangan mengisinya dengan fitnah, maksiat, dan permusuhan,” tandasnya.

Selain dihadiri Presiden Jokowi, pembukaan muktamar yang digelar di Alun-alun Jombang tersebut dihadiri sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat. Mereka yang hadir di antaranya Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin. Dari tokoh masyarakat tampak mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, istri almarhum Gus Dur Sinta Nuriyah.

Sejumlah mufti dari Timur Tengah juga menghadiri acara akbar ini. Adapun dari kalangan politisi, tampak Ketua Umum DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo (HT), Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan. HT meyakini para pengurus NU dapat memutuskan pemimpin yang tepat dan yang bisa membawa NU menjadi lebih baik lagi.

Tentunya juga bagi bangsa dan negara. ”Harapan saya, NU bisa memberikan warna yang lebih, bagi pemahaman bangsa dan negara, itu penting sekali karena ini organisasi Islam yang paling besar di Indonesia,” ucapnya. Siapa calon pemimpin NU paling tepat, CEO MNC Group ini mengaku sulit untuk menentukan siapa yang layak menjadi pemimpin.

”Kalau menurut saya Kiai Said (KH Said Aqil Siradj) baik ya, beliau pemahamannya luar biasa, dia sangat paham pesantren karena NU identik dengan pesantren. Dan yang lain-lain juga punya potensi, jadi biarlah nanti yang punya hak suara yang akan memilih para yang qualified ,” kata HT. Dari pantauan di lapangan, seusai pembukaan muktamar oleh Presiden Jokowi, kegiatan yang rencananya dilanjutkan dengan sidang pleno I membahas dan mengesahkan tata tertib muktamar di ruang pleno Alun-alun Jombang ditunda dan baru digelar hari ini Minggu (2/8).

Kemudian dilanjutkan dengan sidang pleno II, yakni laporan pertanggungjawaban (LPJ) PBNU masa khidmat 2010-2015, pandangan umum atas LPJ PBNU, serta jawaban atas pandangan umum LPJ PBNU di ruang pleno Alunalun Jombang. Keesokan harinya, Senin (3/8), dilanjutkan dengan sidang- sidang komisi, yakni, sidang Komisi A Bahtsul Masail ad Diniyah al Maudlu’iyyah dan Sidang Komisi B Bahtsul Masail ad Diniyah al Waqi’iyyah di Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras.

Selanjutnya Sidang Komisi C Bahtsul Masail ad Diniyah al Qununiyyah di Ponpes Tambak Beras, Sidang Komisi D Organisasi, membahas AD/ ART di Ponpes Mambaul Ma’arif Denanyar. Lalu Sidang Komisi E Program membahas rencana kerja satu abad NU di Ponpes Darul Ulum (Ponpes Rejoso).

Adapun sidang Komisi F Rekomendasi membahas rekomendasi eksternal dan internal di Ponpes Tebu Ireng. Pada Selasa (4/8), sidang pleno III mengani pengesahan hasil sidang-sidang komisi di ruang pleno Alun-alun Jombang. Selanjutnya pemilihan ahlul halli wal aqdi (AHWA) serta rapat AHWA menunjuk rais ‘aam NU di ruang pleno Alunalun Jombang.

Setelah itu sidang pleno IV, pemilihan Ketua Umum PBNU di ruang pleno Alun-alun Jombang. Pada Rabu (5/8) penutupan muktamar di Alun-alun yang rencananya dilakukan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Ihyaihya ulumuddin/ sucipto
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0514 seconds (0.1#10.140)