Neurosains Rangsang Kemampuan Anak
A
A
A
BANDUNG - Memiliki anak cerdas menjadi impian semua orang tua. Berbagai cara pun ditempuh untuk mewujudkan keinginan tersebut, mulai dari memberikan asupan gizi yang baik sejak kandungan hingga membekalinya dengan pendidikan sedari usia dini.
Dalam perkembangannya, muncul terobosan baru untuk memacu kecerdasan anak. Inovasi tersebut adalah neurosains. ”Neurosains salah satu perspektif keilmuan, sebuah konsep yang sangat strategis sekali untuk mengoptimalisasi golden age (usia emas) anak, memaksimalkan fungsi otaknya,” kata Ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Jawa Barat Rudiyanto di sela seminar internasional tentang neurosains sebagai basis pembangunan dan pendidikan anak di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Kamis (30/7).
Seminar diikuti sekitar 1.000 orang dari berbagai daerah seluruh Indonesia dan perwakilan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Vietnam. Seminar yang digelar Himpaudi dan Ditjen PAUD Kemendikbud ini juga menghadirkan pembicara Adele Diamond dari University of British Columbia. Seminar didukung sepenuhnya Switzal dan MNC Life. Rudyanto menuturkan, perkembangan anak usia dini juga tidak terlepas dari upaya guru dalam menstimulasi agar anak bisa semakin berkembang.
”Saat ini penerapan neurosains sudah dilakukan para pengajar PAUD di berbagai daerah. Hanya saja ada yang sudah benarbenar mengoptimalkannya dan ada yang tidak,” kata dia. Salah seorang praktisi neurosains terapan Anne Gracia mengungkapkan, neurosains terapan mengkhususkan diri untuk dapat membantu orang tua serta guru mengetahui secara spesifik profil kematangan anak.
”Kita bisa lihat kematangan anak dari sudut pandang kematangan otak dan syaraf, kemampuan tiap anak akan berbeda-beda,” tuturnya.
Mg12
Dalam perkembangannya, muncul terobosan baru untuk memacu kecerdasan anak. Inovasi tersebut adalah neurosains. ”Neurosains salah satu perspektif keilmuan, sebuah konsep yang sangat strategis sekali untuk mengoptimalisasi golden age (usia emas) anak, memaksimalkan fungsi otaknya,” kata Ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Jawa Barat Rudiyanto di sela seminar internasional tentang neurosains sebagai basis pembangunan dan pendidikan anak di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Kamis (30/7).
Seminar diikuti sekitar 1.000 orang dari berbagai daerah seluruh Indonesia dan perwakilan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Vietnam. Seminar yang digelar Himpaudi dan Ditjen PAUD Kemendikbud ini juga menghadirkan pembicara Adele Diamond dari University of British Columbia. Seminar didukung sepenuhnya Switzal dan MNC Life. Rudyanto menuturkan, perkembangan anak usia dini juga tidak terlepas dari upaya guru dalam menstimulasi agar anak bisa semakin berkembang.
”Saat ini penerapan neurosains sudah dilakukan para pengajar PAUD di berbagai daerah. Hanya saja ada yang sudah benarbenar mengoptimalkannya dan ada yang tidak,” kata dia. Salah seorang praktisi neurosains terapan Anne Gracia mengungkapkan, neurosains terapan mengkhususkan diri untuk dapat membantu orang tua serta guru mengetahui secara spesifik profil kematangan anak.
”Kita bisa lihat kematangan anak dari sudut pandang kematangan otak dan syaraf, kemampuan tiap anak akan berbeda-beda,” tuturnya.
Mg12
(ars)