RI-Turki Sepakat Cegah Aksi Terorisme ISIS
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Turki berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama di bidang terorisme, terutama penangkalan terhadap pengikut ISIS.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pemerintah Indonesia akan menempatkan intelijen di kawasan Turki yang selama ini menjadi tempat penyeberangan ke Suriah. ”Ya, kita kan tahu bahwa banyak dari sini yang menuju ke SuriahitulewatTurki. Oleh sebab itu, tadi kita juga minta agar ada kerja sama intelijen, kerja sama informasi, dan kita juga minta ada nanti yang kita tempatkan di sana,” ujar Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta.
Menurut Kepala Negara, aparat intelijen yang ditempatkan khusus akan melakukan pengawasan secara intensif untuk pencegahan terhadap warga negara Indonesia yang akan menyeberang ke Suriah. ”Ya, dari aparat kita intelijen untuk juga tukar-menukar informasi dan intelijen ini betul-betul bisa kita lakukan begitu,” tandasnya.
Pembicaraan kerja sama dalam bidang terorisme tersebut dibahas Presiden Jokowi bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Dalam kunjungannya ke Jakarta, Presiden Erdogan melakukan pembicaraan empat mata dan menggelar pertemuan bilateral untuk meningkatkan kerja sama kedua negara dalam berbagai bidang.
Presiden Erdogan dalam kunjungan pertamanya sebagai presiden Turki ini juga membawa 200 pengusaha untuk mengembangkan bisnis, meningkatkan investasi dan perdagangan. Sebelum diterima Presiden Jokowi dalam upacara kenegaraan, Presiden Erdogan melaksanakan Salat Jumat di Masjid Istiqlal bersama Wapres Jusuf Kalla.
Dalam keterangan pers bersama, Presiden Erdogan menyebutkan terdapat 60.000 simpatisan ISIS yang telah dihambat masuk Suriah melalui Turki. ”Sebanyak 116.000 orang telah dideportasi, dan sekitar 1.300 telah ditangkap dan ditahan, dan mereka juga telah dibawa keluar dari negara kita,” ujar Erdogan.
Terkait peningkatan kerja sama itu, pemerintah Turki menyambut baik rencana Presiden Jokowi yang ikut berkontribusi menempatkan intelijennya. Negara-negara lain menurutnya juga perlu berkontribusi untuk mencegah adanya warga negaranya bergabung dengan ISIS.
Selain membahas mengenai berbagai isu dunia dan krisis di Timur Tengah, kedua kepala pemerintahan juga membahas mengenai peningkatan kerja sama di bidang ekonomi. Menurut Presiden Jokowi, hambatan perdagangan yang ada saat ini bisa segera diselesaikan terutama yang terkait dengan Free Trade Agreement.
Presiden Jokowi menegaskan, target kedua negara tahun ini adalah menyelesaikan hambatan dan masalah birokrasi. Selain itu, kedua negara juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang industri perawatan militer, industri pembuatan kapal-kapal kecil, dan kerja sama di bidang pembangkit listrik tenaga gas.
”Tadi juga sudah kita setujui akan segera adanya penerbangan langsung dari Turki ke Kuala Lumpur, kemudian ke Jakarta dan menuju Denpasar. Ini dalam rangka untuk meningkatkan turisme dan juga untuk angkutan penumpang dan kargo dari TurkikeIndonesiadanIndonesia ke Turki,” jelasnya.
Rarasati syarief
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pemerintah Indonesia akan menempatkan intelijen di kawasan Turki yang selama ini menjadi tempat penyeberangan ke Suriah. ”Ya, kita kan tahu bahwa banyak dari sini yang menuju ke SuriahitulewatTurki. Oleh sebab itu, tadi kita juga minta agar ada kerja sama intelijen, kerja sama informasi, dan kita juga minta ada nanti yang kita tempatkan di sana,” ujar Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta.
Menurut Kepala Negara, aparat intelijen yang ditempatkan khusus akan melakukan pengawasan secara intensif untuk pencegahan terhadap warga negara Indonesia yang akan menyeberang ke Suriah. ”Ya, dari aparat kita intelijen untuk juga tukar-menukar informasi dan intelijen ini betul-betul bisa kita lakukan begitu,” tandasnya.
Pembicaraan kerja sama dalam bidang terorisme tersebut dibahas Presiden Jokowi bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Dalam kunjungannya ke Jakarta, Presiden Erdogan melakukan pembicaraan empat mata dan menggelar pertemuan bilateral untuk meningkatkan kerja sama kedua negara dalam berbagai bidang.
Presiden Erdogan dalam kunjungan pertamanya sebagai presiden Turki ini juga membawa 200 pengusaha untuk mengembangkan bisnis, meningkatkan investasi dan perdagangan. Sebelum diterima Presiden Jokowi dalam upacara kenegaraan, Presiden Erdogan melaksanakan Salat Jumat di Masjid Istiqlal bersama Wapres Jusuf Kalla.
Dalam keterangan pers bersama, Presiden Erdogan menyebutkan terdapat 60.000 simpatisan ISIS yang telah dihambat masuk Suriah melalui Turki. ”Sebanyak 116.000 orang telah dideportasi, dan sekitar 1.300 telah ditangkap dan ditahan, dan mereka juga telah dibawa keluar dari negara kita,” ujar Erdogan.
Terkait peningkatan kerja sama itu, pemerintah Turki menyambut baik rencana Presiden Jokowi yang ikut berkontribusi menempatkan intelijennya. Negara-negara lain menurutnya juga perlu berkontribusi untuk mencegah adanya warga negaranya bergabung dengan ISIS.
Selain membahas mengenai berbagai isu dunia dan krisis di Timur Tengah, kedua kepala pemerintahan juga membahas mengenai peningkatan kerja sama di bidang ekonomi. Menurut Presiden Jokowi, hambatan perdagangan yang ada saat ini bisa segera diselesaikan terutama yang terkait dengan Free Trade Agreement.
Presiden Jokowi menegaskan, target kedua negara tahun ini adalah menyelesaikan hambatan dan masalah birokrasi. Selain itu, kedua negara juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang industri perawatan militer, industri pembuatan kapal-kapal kecil, dan kerja sama di bidang pembangkit listrik tenaga gas.
”Tadi juga sudah kita setujui akan segera adanya penerbangan langsung dari Turki ke Kuala Lumpur, kemudian ke Jakarta dan menuju Denpasar. Ini dalam rangka untuk meningkatkan turisme dan juga untuk angkutan penumpang dan kargo dari TurkikeIndonesiadanIndonesia ke Turki,” jelasnya.
Rarasati syarief
(bbg)