Sejumlah Kendala Partai Politik di Pilkada
A
A
A
JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan membantah jika partai politik (parpol) pragmatis.
Bahkan Daniel berpandangan, munculnya calon tunggal di suatu daerah dalam pilkada, tidak ada hubungannya dengan sikap pragmatis parpol.
Menurutnya, karena dalam menentukan pasangan calon (paslon), setiap parpol melakukan proses fit and proper test terlebih dahulu.
"Mereka (parpol) menginginkan faktor besar kemenangan jadi pertimbangan utama, jadi sangat normal," kata Daniel saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Kamis 30 Juli 2015.
Menurut Daniel, PKB sedang mengupayakan untuk bisa mencalonkan kadernya di 12 daerah yang baru memiliki satu paslon, dan bahkan belum ada paslon yang mendaftar.
Diakuinya, karena banyak hal yang perlu dipertimbangkan untuk bisa mengajukan calon di suatu daerah.
"Yang jadi masalah bukan kurangnya kader potensial. Tapi, begitu maju harus menyiapkan seluruh energi yang ada, baik itu mental, spiritual, fisik, dan juga materiil," ujar anggota Komisi IV DPR itu.
Namun demikian, dia menambahkan, jika calon tunggal tersebut terlalu kuat baik dari segi figur maupun dari segi peta politik yang dimiliki, maka itu merupakan kenyataan politik yang mau tidak mau harus dihadapi oleh parpol.
"Jadi bukan pragmatis, tapi ini keadaan politik yang tidak bisa dihindari," tutup Daniel.
Pilihan:
Kicauan Yulianis Soal Nazar & KPK, Bikin Mahfud Bereaksi
KIP Tolak Permintaan LSM Soal Informasi Dokumen Prabowo
Bahkan Daniel berpandangan, munculnya calon tunggal di suatu daerah dalam pilkada, tidak ada hubungannya dengan sikap pragmatis parpol.
Menurutnya, karena dalam menentukan pasangan calon (paslon), setiap parpol melakukan proses fit and proper test terlebih dahulu.
"Mereka (parpol) menginginkan faktor besar kemenangan jadi pertimbangan utama, jadi sangat normal," kata Daniel saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Kamis 30 Juli 2015.
Menurut Daniel, PKB sedang mengupayakan untuk bisa mencalonkan kadernya di 12 daerah yang baru memiliki satu paslon, dan bahkan belum ada paslon yang mendaftar.
Diakuinya, karena banyak hal yang perlu dipertimbangkan untuk bisa mengajukan calon di suatu daerah.
"Yang jadi masalah bukan kurangnya kader potensial. Tapi, begitu maju harus menyiapkan seluruh energi yang ada, baik itu mental, spiritual, fisik, dan juga materiil," ujar anggota Komisi IV DPR itu.
Namun demikian, dia menambahkan, jika calon tunggal tersebut terlalu kuat baik dari segi figur maupun dari segi peta politik yang dimiliki, maka itu merupakan kenyataan politik yang mau tidak mau harus dihadapi oleh parpol.
"Jadi bukan pragmatis, tapi ini keadaan politik yang tidak bisa dihindari," tutup Daniel.
Pilihan:
Kicauan Yulianis Soal Nazar & KPK, Bikin Mahfud Bereaksi
KIP Tolak Permintaan LSM Soal Informasi Dokumen Prabowo
(maf)