Muhammadiyah Perlu Beri Solusi Krisis Moral

Kamis, 30 Juli 2015 - 08:42 WIB
Muhammadiyah Perlu Beri...
Muhammadiyah Perlu Beri Solusi Krisis Moral
A A A
JAKARTA - Indonesia saat ini sedang menghadapi masalah multidimensi, yaitu mengalami krisis serius dalam berbagai bidang.

Namun yang dominan merupakan krisis moral, yaitu moralitas bangsa begitu lemah sehingga Indonesia menjadi bangsa terpuruk dan sarat persoalan. ”Krisis moral menjadi hal terpenting yang perlu dibenahi,” kata Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti saat dihubungi KORAN SINDO kemarin.

Selain moral, lanjut dia, Indonesia juga dihadapkan pada krisis ekonomi yang dapat terlihat dari jumlah angka kemiskinan serta kesenjangan kelompok kaya dan miskin yang semakin terlihat jelas. ”Ini menjadi serius jika dikaitkan dengan masalah begitu masif rusaknya sumber daya alam yang turut memperburuk ekonomi kita,” jelasnya.

Krisis energi dan mineral juga merupakan persoalan serius. Menurut Mu’ti, persediaannya saat ini tinggal sedikit, belum lagi adanya kekeringan serius, tetapi di masyarakat saat ini belum tumbuh sense of crisis . ”Pemerintah juga belum ada upaya untuk hidup hemat dengan melakukan upaya pengembangan energi terbarukan,” tambahnya.

Mu’ti juga menambahkan adanya krisis kepercayaan yang perlu dibenahi. Menurutnya bangsa saat ini menderita ketidakpercayaan satu sama lain dan hal tersebut yang menjadi pemantik munculnya berbagai aksi kekerasan, memudarnya kohesivitas sosial sehingga masyarakat kita mudah terpecah belah. Karena itu, dia mengusulkan agar masalah tersebut menjadi pembahasan dalam muktamar keempat.

Permasalahan tersebut bisa dicarikan solusinya. Kandidat Ketua Umum PP Muhammadiyah itu menambahkan, tugas yang diemban Muhammadiyah ke depan adalah menghadirkan nilainilai agama untuk membebaskan manusia dari berbagai soal, baik masalah sosial ataupun masalah kondisi alam saat ini.

”Saat ini agama belum berperan di ruang publik, agama hanya sebagai tuntunan pedoman spiritualitas dan menjadi momok. Ini agenda besar Muhammadiyah bagaimana menghadirkan agama sebagai pemahaman luas sesuai dengan konteks dan membangun gerakan yang berkemajuan,” ucapnya.

Sementara itu, tokoh muda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay mengatakan pengurus Muhammadiyah yang terpilih dalam muktamar di Makassar sebaiknya tidak berpolitik atau merangkap jabatan politik. ”Saya menilai mengurus Muhammadiyah perlu kerja keras dan membutuhkan banyak waktu. Mengurus Muhammadiyah tidak boleh sambilan,” kata Saleh.

Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah itu mengatakan mengurus Muhammadiyah harus mendapat perhatian khusus, di mana pun dan kapan pun.

Mula akmal
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0720 seconds (0.1#10.140)