Baku Tembak di Pesta Nikah
A
A
A
KABUL - Sedikitnya 21 orang tewas dalam baku tembak yang dipicu perselisihan antartamu undangan saat acara resepsi pernikahan di Deh Salah, Provinsi Baghlan, Afghanistan Utara, Minggu (26/7) tengah malam.
Insiden tersebut menandai rendahnya keamanan di Afghanistan yang masih dilanda konflik sejak beberapa dekade terakhir. Baghlan juga merupakan wilayah yang terkenal rawan terjadi konflik. Resepsi pernikahan yang diharapkan dapat berjalan penuh suka berbalik menjadi kabar duka. Berdasarkan laporan Reuters, mengutip pejabat Baghlan, jumlah korban tewas mencapai 21 orang, sedangkan korban luka-luka mencapai delapan orang.
”Penyelidikan mengenai motif dan penyebab peristiwa ini masih berjalan. Polisi akan menangkap semua tersangka,” kata Kepala Polisi Baghlan Jenderal Abdul Jabar Pordeli. ”Pesta pernikahan berubah menjadi sebuah tragedi setelah beberapa pria bersenjata masuk dan melepaskan tembakan kepada tamu lakilaki,” tambahnya. Menurut Basharat, insiden itu terlebih dahulu diwarnai cekcok.
Beberapa orang yang membawa senjata mengeluarkan kata-kata kurang pantas sebelum baku tembak terjadi. Kepala polisi lokal Gulistan Qusani mengatakan, semua korban tewas merupakan tamu undangan laki-laki. Mereka berusia mulai dari 14-60 tahun. ”Pihak keamanan lokal melepaskan tembakkan ke udara setelah adu mulut yang membuat atmosfer menjadi panas. Lalu kedua belah pihak mulai saling balas menembak satu sama lain,” terang Qusani yang juga menyebutkan korban tewas mencapai 21 orang.
Satu saksi mata juga memaparkan pernyataan yang sama dengan Qusani. Gubernur Baghlan Sultan MohammadEbadimengatakan, pihaknya mengirimkan delegasi ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk menyelidiki lebih dalam kasus tersebut. Selain itu, tim itu juga dibentuk untuk mencegah terjadinya baku tembak susulan antarkerabat, saudara, atau teman korban, mengingat situasimasihsensitif.
Baku tembak mematikan antarwarga sipil kerap terjadi di Afghanistan, mengingat warga bebas memiliki senjata untuk alasan keamanan. Baku tembak rawan terjadi terutama di wilayah bergejolak. Afghanistan masih dilanda perang sejak hampir 40 tahun lalu. Menurut kepala polisi Deh Salah, Color Gulestan, sekitar 2.500 anggota bersenjata yang ada dalam kelompok ilegal beroperasi di Deh Salah.
Saat ini pemerintah berusaha melakukan perundingan dengan kelompok Taliban pada 7 Juli untuk mengakhiri kekacauan. ”Kami akan kembali melakukan perundingan kedua pekan ini yang kemungkinan akan dilakukan di China dan mencoba melakukan gencatan senjata,” ungkap pernyataan Pemerintah Afghanistan pada Jumat (24/7) pekan lalu. Sebelumnya bom bunuh diri pada Rabu (22/7) menewaskan 19 orang di pasar Provinsi Faryab Utara.
Pada Juli 2012 bom bunuh diri juga menewaskan anggota parlemen dan 16 orang lain dalam resepsi pernikahan putrinya di Afghanistan Utara. Pada Juni 2011 pria bersenjata melepaskan tembakkan secara membabi buta di Afghanistan Timur hingga menewaskan pasangan pengantin dan delapan orang lainnya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan hampir 1.000 warga sipil tewas sejak empat bulan awal tahun ini, meningkat pesat dari tahun lalu. Alhasil, Presiden Ashraf Ghani mendapatkan kritik keras. Sebagian masyarakat juga tidak puas dengan perselisihan politik dan penunjukan menteri pertahanan yang berlarut-larut.
Muh shamil
Insiden tersebut menandai rendahnya keamanan di Afghanistan yang masih dilanda konflik sejak beberapa dekade terakhir. Baghlan juga merupakan wilayah yang terkenal rawan terjadi konflik. Resepsi pernikahan yang diharapkan dapat berjalan penuh suka berbalik menjadi kabar duka. Berdasarkan laporan Reuters, mengutip pejabat Baghlan, jumlah korban tewas mencapai 21 orang, sedangkan korban luka-luka mencapai delapan orang.
”Penyelidikan mengenai motif dan penyebab peristiwa ini masih berjalan. Polisi akan menangkap semua tersangka,” kata Kepala Polisi Baghlan Jenderal Abdul Jabar Pordeli. ”Pesta pernikahan berubah menjadi sebuah tragedi setelah beberapa pria bersenjata masuk dan melepaskan tembakan kepada tamu lakilaki,” tambahnya. Menurut Basharat, insiden itu terlebih dahulu diwarnai cekcok.
Beberapa orang yang membawa senjata mengeluarkan kata-kata kurang pantas sebelum baku tembak terjadi. Kepala polisi lokal Gulistan Qusani mengatakan, semua korban tewas merupakan tamu undangan laki-laki. Mereka berusia mulai dari 14-60 tahun. ”Pihak keamanan lokal melepaskan tembakkan ke udara setelah adu mulut yang membuat atmosfer menjadi panas. Lalu kedua belah pihak mulai saling balas menembak satu sama lain,” terang Qusani yang juga menyebutkan korban tewas mencapai 21 orang.
Satu saksi mata juga memaparkan pernyataan yang sama dengan Qusani. Gubernur Baghlan Sultan MohammadEbadimengatakan, pihaknya mengirimkan delegasi ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk menyelidiki lebih dalam kasus tersebut. Selain itu, tim itu juga dibentuk untuk mencegah terjadinya baku tembak susulan antarkerabat, saudara, atau teman korban, mengingat situasimasihsensitif.
Baku tembak mematikan antarwarga sipil kerap terjadi di Afghanistan, mengingat warga bebas memiliki senjata untuk alasan keamanan. Baku tembak rawan terjadi terutama di wilayah bergejolak. Afghanistan masih dilanda perang sejak hampir 40 tahun lalu. Menurut kepala polisi Deh Salah, Color Gulestan, sekitar 2.500 anggota bersenjata yang ada dalam kelompok ilegal beroperasi di Deh Salah.
Saat ini pemerintah berusaha melakukan perundingan dengan kelompok Taliban pada 7 Juli untuk mengakhiri kekacauan. ”Kami akan kembali melakukan perundingan kedua pekan ini yang kemungkinan akan dilakukan di China dan mencoba melakukan gencatan senjata,” ungkap pernyataan Pemerintah Afghanistan pada Jumat (24/7) pekan lalu. Sebelumnya bom bunuh diri pada Rabu (22/7) menewaskan 19 orang di pasar Provinsi Faryab Utara.
Pada Juli 2012 bom bunuh diri juga menewaskan anggota parlemen dan 16 orang lain dalam resepsi pernikahan putrinya di Afghanistan Utara. Pada Juni 2011 pria bersenjata melepaskan tembakkan secara membabi buta di Afghanistan Timur hingga menewaskan pasangan pengantin dan delapan orang lainnya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan hampir 1.000 warga sipil tewas sejak empat bulan awal tahun ini, meningkat pesat dari tahun lalu. Alhasil, Presiden Ashraf Ghani mendapatkan kritik keras. Sebagian masyarakat juga tidak puas dengan perselisihan politik dan penunjukan menteri pertahanan yang berlarut-larut.
Muh shamil
(ars)