100.000 Orang Tolak Penutupan Pantai Riviera
A
A
A
Liburan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud beserta rombongannya di sekitar wilayah Pantai Riviera, Prancis menuai pro-kontra. Perlakuan khusus yang diberikan Pemerintah Prancis dianggap menghalangi hak sebagian masyarakat yang ingin bermain di Pantai Riviera. Namun, di sisi lain kunjungan sang raja menguntungkan sebagian besar pengusaha.
Masyarakat setempat mengajukan protes. Mereka membuat petisi untuk menolak penutupan pantai tersebut. Animo masyarakat terhadap petisi itu sangat tinggi. Hingga kemarin lebih dari 100.000 orang menandatangani petisi yang menentang penutupan Pantai Riviera itu. Masyarakat setempat sadar keselamatan Raja Salman beserta rombongannya perlu dijamin.
Kehadiran mereka di Pantai Riviera juga perlu disambut sebaik mungkin. Namun, mereka menganggap penutupan Pantai Riviera bagi warga lokal merupakan bentuk ketidakadilan. Sejak Sabtu akhir pekan kemarin, pemerintah setempat menutup pantai tersebut untuk umum. Mereka khawatir para pendemo akan menduduki tempat wisata publik itu untuk mencegah eksklusivitas Raja Salman dan menunjukkan protes terhadap pemerintah.
Raja Salman dikabarkan akan tinggal di vila khususnya di pantai tersebut selama tiga pekan. Pemerintah Prancis menyambut Raja Salman beserta rombongannya yang mencapai 1.000 orang di Bandara Nice, Sabtu akhir pekan lalu. Mereka dilaporkan menumpangi dua pesawat besar Arab Saudi pabrikan Rusia, Boeing 747.
Kehadiran rombongan Raja Salman memberikan keuntungan besar bagi otoritas dan pebisnis Prancis. Pemerintah Prancis langsung menyediakan penginapan istimewa bagi tamu dari Arab Saudi itu. Raja Salman beserta keluarga besar kerajaan tinggal di vila antara Antibes dan Marseille.
Sementara itu, sekitar 700 orang elite lainnya tinggal di hotel berbintang dan ternama di Cannes. Presiden asosiasi manajer hotel Cannes, Michel Chevillon, mengatakan, kunjungan Raja Salman beserta rombongannya jelas merupakan berita bagus untuk bisnis perhotelan dan ekonomi lokal. Kunjungan orang nomor satu Arab Saudi itu akan menambah pundi-pundi pendapatan. ”Mereka merupakan orangorang yang memiliki daya beli sangat kuat,” ujar Chevillon, dikutip BBC .
Pernyataan Chevillon bukan tanpa alasan. Para petinggi Arab Saudi merupakan orang superkaya mengingat dagangan minyak dan gas Arab Saudi laku keras hingga menguasai pasar dunia. Bagaimanapun, kebijakan Pemerintah Prancis untuk menutup Pantai Riviera menuai banyak protes dari masyarakat lokal.
Mereka tidak terima sekalipun tamu yang hadir merupakan kalangan elite Arab Saudi. Tempat tersebut merupakan milik bersama warga Prancis yang harus bisa dinikmati bersama di setiap waktu.
”Kami menyebut zona alam ini seperti semua tempat publik maritim lainnya. Ini merupakan properti publik yang intrinsik. Tempat seperti ini seharusnya bisa menguntungkan bagi semua penduduk, turis, orang Prancis, orang asing, dan orang-orang yang sekadar melintas,” bunyi petisi itu.
Di dalam petisi tersebut, masyarakat juga meminta negara menjamin prinsip fundamental kesetaraan bagi semua warga negara sesuai dengan aturan yang ditetapkan. ”Kami mengerti alasan keamanan dan kepentingan negara. Tapi, tidak ada seorang pun yang bisa bebas dari aturan yang sudah ada,” tulis wali kota setempat, Michelle Salucki.
Muh shamil
Masyarakat setempat mengajukan protes. Mereka membuat petisi untuk menolak penutupan pantai tersebut. Animo masyarakat terhadap petisi itu sangat tinggi. Hingga kemarin lebih dari 100.000 orang menandatangani petisi yang menentang penutupan Pantai Riviera itu. Masyarakat setempat sadar keselamatan Raja Salman beserta rombongannya perlu dijamin.
Kehadiran mereka di Pantai Riviera juga perlu disambut sebaik mungkin. Namun, mereka menganggap penutupan Pantai Riviera bagi warga lokal merupakan bentuk ketidakadilan. Sejak Sabtu akhir pekan kemarin, pemerintah setempat menutup pantai tersebut untuk umum. Mereka khawatir para pendemo akan menduduki tempat wisata publik itu untuk mencegah eksklusivitas Raja Salman dan menunjukkan protes terhadap pemerintah.
Raja Salman dikabarkan akan tinggal di vila khususnya di pantai tersebut selama tiga pekan. Pemerintah Prancis menyambut Raja Salman beserta rombongannya yang mencapai 1.000 orang di Bandara Nice, Sabtu akhir pekan lalu. Mereka dilaporkan menumpangi dua pesawat besar Arab Saudi pabrikan Rusia, Boeing 747.
Kehadiran rombongan Raja Salman memberikan keuntungan besar bagi otoritas dan pebisnis Prancis. Pemerintah Prancis langsung menyediakan penginapan istimewa bagi tamu dari Arab Saudi itu. Raja Salman beserta keluarga besar kerajaan tinggal di vila antara Antibes dan Marseille.
Sementara itu, sekitar 700 orang elite lainnya tinggal di hotel berbintang dan ternama di Cannes. Presiden asosiasi manajer hotel Cannes, Michel Chevillon, mengatakan, kunjungan Raja Salman beserta rombongannya jelas merupakan berita bagus untuk bisnis perhotelan dan ekonomi lokal. Kunjungan orang nomor satu Arab Saudi itu akan menambah pundi-pundi pendapatan. ”Mereka merupakan orangorang yang memiliki daya beli sangat kuat,” ujar Chevillon, dikutip BBC .
Pernyataan Chevillon bukan tanpa alasan. Para petinggi Arab Saudi merupakan orang superkaya mengingat dagangan minyak dan gas Arab Saudi laku keras hingga menguasai pasar dunia. Bagaimanapun, kebijakan Pemerintah Prancis untuk menutup Pantai Riviera menuai banyak protes dari masyarakat lokal.
Mereka tidak terima sekalipun tamu yang hadir merupakan kalangan elite Arab Saudi. Tempat tersebut merupakan milik bersama warga Prancis yang harus bisa dinikmati bersama di setiap waktu.
”Kami menyebut zona alam ini seperti semua tempat publik maritim lainnya. Ini merupakan properti publik yang intrinsik. Tempat seperti ini seharusnya bisa menguntungkan bagi semua penduduk, turis, orang Prancis, orang asing, dan orang-orang yang sekadar melintas,” bunyi petisi itu.
Di dalam petisi tersebut, masyarakat juga meminta negara menjamin prinsip fundamental kesetaraan bagi semua warga negara sesuai dengan aturan yang ditetapkan. ”Kami mengerti alasan keamanan dan kepentingan negara. Tapi, tidak ada seorang pun yang bisa bebas dari aturan yang sudah ada,” tulis wali kota setempat, Michelle Salucki.
Muh shamil
(ftr)