Muktamar NU Akan Bahas Persoalan Bangsa

Minggu, 26 Juli 2015 - 18:09 WIB
Muktamar NU Akan Bahas Persoalan Bangsa
Muktamar NU Akan Bahas Persoalan Bangsa
A A A
JAKARTA - Muktamar ke 33 Nahdlatul Ulama (NU) akan membahas sejumlah persoalan penting. Diharapkan, hasil pembahasan tersebut bisa menjadi pedoman bagi semua pihak dalam mengambil kebijakan.

Ketua Steering Committee (SC) Panitia Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama, Slamet Effendy Yusuf mengatakan, persiapan akhir Muktamar yang akan dilaksanakan pada 1 sampai 5 Agustus mendatang, sudah 95 persen.

“Materi, komisi program, organisasi, dan rekomendasi, semuanya sudah siap. Materi Masail Dinniyah Maudluiyyah, Waqiiyyah, dan Qonuniyyah, semuanya juga sudah siap. Kegiatan yang bersifat teknis sudah disiapkan dengan baik oleh Organizing Committee,” ungkap Slamet, Minggu (26/7/2015).

Slamet menjelaskan, Muktamar NU akan membahas beberapa persoalan penting yang menyangkut kemaslahatan umat, bangsa dan negara. Beberapa masalah yang akan dibahas di Muktamar NU tersebut dikelompokkan dalam tiga hal, yaitu Maudluiyyah (tematik),
Waqiiyyah (kekinian), dan Qonuniyyah (perundang-undangan).

Permasalahan yang masuk kelompok Maudluiyyah antara lain, pemberian ampunan meliputi grasi, amnesti, dan abolisi, serta keputusan hakim antara keadilan dan kepastian hukum.

Sedangkan masalah yang masuk di kelompok Waqiiyyah adalah hukum mengingkari janji bagi pemimpin atau pemerintah, hukum asuransi BPJS, advokat dalam tinjauan fiqih, eksploitasi alam secara berlebihan, dan alih fungsi lahan.

Sementara permasalahan yang masuk kelompok Qonuniyyah antara lain perlindungan terhadap TKI dalam perspektif pencatatan pernikahan dengan warga negara asing, UU perlindungan umat beragama, hutang luar negeri, dan pamberlakuan pasar bebas.

Untuk pembahasan Masail Dinniyah, sambung Slamet, Muktamar NU akan membahas soal, hukum pemakzulan pemimpin, pembakaran dan penenggelaman kapal asing pencuri ikan, hukuman mati dari perspektif HAM, hingga eksploitasi alam secara berlebihan.

Effendy menambahkan, bila muktamar merupakan forum silaturahmi para alim dan ulama di lingkungan NU sehingga harus dilaksanakan dengan berlandaskan semangat mempererat tali persaudaraan.

“Jadi yang berniat memutuskan tali silaturahim, lebih baik dibatalkan dari sekarang, karena memutus tali silaturahim berarti tidak ingin NU maju dan berkembang,” tegas Slamet.

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Sirodj, mengajak semua pihak termasuk media massa untuk terlibat aktif menyukseskan pelaksanaan Muktamar ke-33 NU. Termasuk menciptakan situasi muktamar agar berlangsung damai.

“Media massa memiliki andil besar untuk suksesnya Muktamar ke-33 nanti. Mari, kami undang media massa terlibat aktif meliput dan memberitakan,” kata Kiai Said.

Said optimistis, keterlibatan aktif media massa diharapkan dapat mendorong situasi Muktamar yang tenang, damai, dan tidak diwarnai kegaduhan.

“Muktamar nanti berlangsung di Jombang, di tanah kelahiran para muassis (pendiri) NU. Saya mengajak semuanya untuk menghindari cara-cara yang tidak terpuji, sehingga suasana Muktamar kondusif,” tambahnya.

Muktamar NU sendiri dijadwalkan akan diselenggarakan di empat pondok pesantren (ponpes) berbeda di daerah Jombang, Jawa Timur. Keempat ponpes tersebut adalah, Pesantren Bahrul Ulum di Tambak Beras, Pesantren Darul Ulum di Peterongan, kemudian Pesantren Mamba’ul Ma’arif di Denanyar, dan Pesantren Tebuireng.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5150 seconds (0.1#10.140)