Kurangi Urbanisasi, Manfaatkan Peluang di Desa
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat yang tinggal di pedesaan diimbau lebih memanfaatkan peluang di desanya dibanding mengadu nasib di kota tapi tanpa rencana dan keahlian.
”Saya mengimbau masyarakat untuk lebih memaksimalkan potensi desa dan mengembangkan ekonomi pedesaan,” kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta kemarin.
Menurut dia, ekonomi di perdesaan tidak kalah dengan ekonomi di perkotaan, terutama setelah ada kebijakan pemerintah yang memberikan kewenangan kepada desa guna mengembangkan potensi ekonomi masing-masing dengan dana desa.
Untuk itu, penduduk desa perlu memanfaatkan peluang itu sebaiknya untuk kesejahteraan desa, seperti mengembangkan ekonomi kreatif. Ia mencontohkan, peluang yang bisa digunakan oleh desa melalui dana desa dari pemerintah antara lain adalah membuat Badan Usaha Milik Desa atau, misalnya, mengembangkan desa wisata.
Bila perekonomian desa tumbuh dengan baik, Menteri Marwan meyakini, peredaran uang dan investasi bakal tersebar ke seluruh daerah dan desa sehingga menciptakan lapangan pekerjaan yang merata. ”Sehingga, arus perputaran uang tidak hanya terpusat disatu titik saja,” ujarnya.
Marwan menyampaikan, telah terdapat sejumlah daerah yang berhasil memberdayakan potensi desa dengan membuat Badan Usaha Milik Desa untuk memproduksi sejumlah komoditas yang menjadi unggulan dari daerah atau desa tersebut.
Sebelumnya Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, tingginya urbanisasi dari desa ke kota pasca-Lebaran, terutama warga yang tidak memiliki keahlian, berpotensi menjadi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). ”Urbanisasi berpotensi menjadi persoalan baru, terutama mereka yang tidak mempunyai skill sehingga tidak mampu bertahan hidup di kota, akhirnya menggelandang,” kata Mensos di Jakarta.
Setelah hidup menggelandang, kata Khofifah, mereka juga bisa mengalami gangguan psikotik atau kejiwaan jika tidak kuat menanggung beban hidup di kota. Para kaum urban tersebut, biasanya bergerak pasca- Lebaran dan sudah menjadi tren karena mereka yang mudik ke kampung, biasanya kembali ke kota bersama kerabat atau teman-temannya.
Untuk itu, pemerintah daerah perlu memastikan mereka mempunyai skill atau keahlian tertentu sehingga mampu ditampung di dunia kerja.
Syarifudin/ant
”Saya mengimbau masyarakat untuk lebih memaksimalkan potensi desa dan mengembangkan ekonomi pedesaan,” kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta kemarin.
Menurut dia, ekonomi di perdesaan tidak kalah dengan ekonomi di perkotaan, terutama setelah ada kebijakan pemerintah yang memberikan kewenangan kepada desa guna mengembangkan potensi ekonomi masing-masing dengan dana desa.
Untuk itu, penduduk desa perlu memanfaatkan peluang itu sebaiknya untuk kesejahteraan desa, seperti mengembangkan ekonomi kreatif. Ia mencontohkan, peluang yang bisa digunakan oleh desa melalui dana desa dari pemerintah antara lain adalah membuat Badan Usaha Milik Desa atau, misalnya, mengembangkan desa wisata.
Bila perekonomian desa tumbuh dengan baik, Menteri Marwan meyakini, peredaran uang dan investasi bakal tersebar ke seluruh daerah dan desa sehingga menciptakan lapangan pekerjaan yang merata. ”Sehingga, arus perputaran uang tidak hanya terpusat disatu titik saja,” ujarnya.
Marwan menyampaikan, telah terdapat sejumlah daerah yang berhasil memberdayakan potensi desa dengan membuat Badan Usaha Milik Desa untuk memproduksi sejumlah komoditas yang menjadi unggulan dari daerah atau desa tersebut.
Sebelumnya Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, tingginya urbanisasi dari desa ke kota pasca-Lebaran, terutama warga yang tidak memiliki keahlian, berpotensi menjadi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). ”Urbanisasi berpotensi menjadi persoalan baru, terutama mereka yang tidak mempunyai skill sehingga tidak mampu bertahan hidup di kota, akhirnya menggelandang,” kata Mensos di Jakarta.
Setelah hidup menggelandang, kata Khofifah, mereka juga bisa mengalami gangguan psikotik atau kejiwaan jika tidak kuat menanggung beban hidup di kota. Para kaum urban tersebut, biasanya bergerak pasca- Lebaran dan sudah menjadi tren karena mereka yang mudik ke kampung, biasanya kembali ke kota bersama kerabat atau teman-temannya.
Untuk itu, pemerintah daerah perlu memastikan mereka mempunyai skill atau keahlian tertentu sehingga mampu ditampung di dunia kerja.
Syarifudin/ant
(ftr)