Trump Makin Populer, Republik Gelisah

Kamis, 23 Juli 2015 - 11:11 WIB
Trump Makin Populer,...
Trump Makin Populer, Republik Gelisah
A A A
WASHINGTON - Kandidat calon presiden (capres) Partai Republik Donald Trump semakin populer dan mendapatkan dukungan seiring dengan serangkaian isu kontroversial yang dilemparnya ke publik.

Jajak pendapat Reuters/Ipsos menyatakan Trump berhasil mendapatkan dukungan 17% dari pendukung Partai Republik. Perolehan tersebut hampir menyamai kandidat capres Republik yang difavoritkan, mantan Gubernur Florida Jeb Bush, dengan 18%. Dukungan Trump itu meningkat 8% dibandingkan sepekan lalu. Itu menjadi kemajuan yang sangat signifikan bagi Trump.

Tidak ada kepanikan diantara pesaing capres Partai Republik lainnya meski ada kejutan bagi pengusaha properti tersebut. Para kandidat capres lainnya menggunakan strategi lain dengan menyerang kebijakan dan pernyataan Trump anti imigrasi dan rasis terhadap warga keturunan Hispanik. Tapi, serangan tersebut masih wajar.

Trump justru semakin liar dengan menyerang secara personal para kandidat capres Republik atau politisi yang berseberangan dengannya. Misalnya, dia mengatakan Senator John McCain, mantan tahanan perang pada masa perang Vietnam, bukan sebagai pahlawan. Serangan Trump itu bukan mendapatkan cacian dari pendukung Partai Republik, dia justru mendapatkan simpati karena banyak warga tidak menyukai McCain.

Menurut Scott Walker, penasihat politik untuk Partai Republik, serangan yang dilakukan Trump itu merupakan suatu yang pasang-surut. Apalagi, perang pernyataan itu baru dilakukan pada Juli. ”Jajak pendapat nasional tidak akan mempermasalahkan apakah Anda mencoba masuk ke perdebatan atau tidak?” terang Walker, dikutip Reuters . Pergerakan maju Trump itu bisa dikatakan hal aneh dalam perpolitikan AS yang sudah sangat matang.

Trump tidak menawarkan visi kepresidenan yang biasanya ditawarkan setiap capres. Dia justru mengeluarkan berbagai pernyataan yang memanaskan telinga politisi. Dia juga selalu memamerkan kekayaannya. Tak disangkal, Trump memang kandidat capres terkaya. Politisi senior Republican memandang Trump akan tumbang sebelum pemilu pendahuluan Partai Republik.

Mereka memprediksi miliarder itu akan tumbang seperti Michele Bachmann hingga Herman Cain yang maju pada konvensi Republik 2012. ”Saya pikir dia (Trump) tidak memiliki kemampuan untuk dipertahankan,” kata pakar strategi Republican yang bekerja untuk Jeb Bush ketika ditanya masa depan Trump.

Selain itu, banyak politisi senior yang memandang apa yang dilakukan Trump dapat merusak upaya Republik untuk menggandeng pemilih dari etnik minoritas. Trump dianggap benalu bagi Republik untuk merebut Gedung Putih setelah kekalahan pada Pemilu 2008 dan 2012. ”Jika kita berbicara dengan bahasa perpecahan dan kebodohan, kita tidak akan menang,” ungkap Jeb Bush dalam kampanye di South Carolina.

Pada Selasa (21/7) waktu setempat, Trump menggelar kampanye di South Carolina. Di sana dia menyerang Senator Republican Lindsey Graham yang juga menjadi kandidat capres. Dia menyebut Graham sebagai seorang ”idiot”. Parahnya, dia memberikan nomor ponsel Graham dalam kampanye tersebut. Trump juga bercerita bahwa Graham pernah menyebutnya sebagai ”keledai jantan”.

”Kau tahu, saya mengatakan kepada diri saya sendiri, siapa pria ini, seorang pengemis?” ejek Trump kepada Graham dalam kampanye itu. Dia mengkritik Graham sebagai senator yang tidak berbuat atau memperbaiki apa pun. Aksi Trump itu dikecam manajer kampanye Graham, Christian Ferry.

”Donald Trump melanjutkan pertunjukkan berjamjam di mana dia adalah calon panglima militer yang sakit,” kata Ferry. Sedangkan Graham mengaku tidak peduli dengan pernyataan Trump. ”Jika mundur dari perebutan nominasi capres, saya tak peduli. Jika tetap bertahan, berhenti menjadi seekor keledai jantan,” sindir Graham, kepada CBS.

Sementara itu, Ben Carson menjadi kandidat capres Republik ke-16 yang mengumumkan diri ke publik pada Selasa lalu. ”Untuk melihat kontroversi tersebut, cukup bertanya Apa makna pernyataan Donald Trump ketika dia katakana itu? Itu saja,” kata Carson kepada The Washington Post.

Andika hendra m
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2099 seconds (0.1#10.140)