Nenek Berusia 70 Tahun Jadi Kepala Polisi
A
A
A
FEROZAH, seorang nenek yang tak pernah mengenyam pendidikan di sekolah, ternyata ditunjuk sebagai kepala unit kepolisian di Sistani, Distrik Marjah, Provinsi Helmand, Afghanistan.
Dia mampu mempertahankan wilayahnya dari serangan gerilyawan Taliban hanya dengan beranggotakan 13 personel. Apa yang dilakukan Ferozah sangat jarang dilakukan oleh kaum Hawa. Umumnya perempuan Afghanistan hanya berada di rumah dan tidak bekerja. Apalagi, dia juga memimpin pertempuran langsung dengan gerilyawan Taliban. Itu semua dilakukan tanpa mengenal rasa takut.
Ferozah memimpin 13 personel polisi, termasuk dua cucunya dan beberapa anggota keluarganya. Cucunya yang masih di bawah umur adalah Faizal Mohammed, 13, dan Sultan Mohammed, 14. Kedua cucunya itu ikut bertempur bersama Ferozah. Meski masih berusia belasan tahun, mereka memiliki keahlian dalam menggunakan senapan kalashnikov. Ferozah menyebut cucu-cucunya “pejuang Sistani”.
“Kelompok Taliban mengejek saya. Kata mereka, ‘Kamu sudah tak punya apa-apa, cucumu saja kau persenjatai’. Tapi, pemerintah menang dan mereka yang kalah,” kata Ferozah, dikutip BBC . Ferozah menjadi kepala unit polisi selama tiga tahun lamanya. Dia terpaksa mengangkat senjata karena pasukan asing dan pemerintah tidak bisa diandalkan dalam memerangi gerilyawan Taliban.
Motivasinya semakin kuat setelah dua putranya yang bergabung sebagai tentara Afghanistan meninggal dunia. “Semenjak putra saya meninggal, saya berjanji akan membela rumah dan wilayah saya. Sejak saat itu saya memimpin pasukan polisi,” katanya. Warga lokal menyebut Ferozah sebagai “Hajanai”, sebutan bagi tokoh yang dihargai di etnik Pashtun.
Walaupun sebagai pemimpin, Ferozah tak dapat membaca dan menulis tapi mampu menggunakan senjata. Ferozah pun tidak mendapatkan gaji dari pemerintah meski punya jabatan. Atas perjuangannya membela negara, Ferozah mendapatkan medali Malalai-penghargaan tertinggi bagi perempuan Afghanistan-pada pertengahan Juli lalu.
Menteri Dalam Negeri Afghanistan Noorulhaq Ulumi memberikan penghargaan secara langsung kepada Ferozah. “Satu bulan lalu perjuangan Ferozah mampu mempertahankan distrik Marjah dari serangan Taliban,” kata Kepala Kepolisian Provinsi Helmand Nabi Jan Mullahkhel.
Andika hendra m
Dia mampu mempertahankan wilayahnya dari serangan gerilyawan Taliban hanya dengan beranggotakan 13 personel. Apa yang dilakukan Ferozah sangat jarang dilakukan oleh kaum Hawa. Umumnya perempuan Afghanistan hanya berada di rumah dan tidak bekerja. Apalagi, dia juga memimpin pertempuran langsung dengan gerilyawan Taliban. Itu semua dilakukan tanpa mengenal rasa takut.
Ferozah memimpin 13 personel polisi, termasuk dua cucunya dan beberapa anggota keluarganya. Cucunya yang masih di bawah umur adalah Faizal Mohammed, 13, dan Sultan Mohammed, 14. Kedua cucunya itu ikut bertempur bersama Ferozah. Meski masih berusia belasan tahun, mereka memiliki keahlian dalam menggunakan senapan kalashnikov. Ferozah menyebut cucu-cucunya “pejuang Sistani”.
“Kelompok Taliban mengejek saya. Kata mereka, ‘Kamu sudah tak punya apa-apa, cucumu saja kau persenjatai’. Tapi, pemerintah menang dan mereka yang kalah,” kata Ferozah, dikutip BBC . Ferozah menjadi kepala unit polisi selama tiga tahun lamanya. Dia terpaksa mengangkat senjata karena pasukan asing dan pemerintah tidak bisa diandalkan dalam memerangi gerilyawan Taliban.
Motivasinya semakin kuat setelah dua putranya yang bergabung sebagai tentara Afghanistan meninggal dunia. “Semenjak putra saya meninggal, saya berjanji akan membela rumah dan wilayah saya. Sejak saat itu saya memimpin pasukan polisi,” katanya. Warga lokal menyebut Ferozah sebagai “Hajanai”, sebutan bagi tokoh yang dihargai di etnik Pashtun.
Walaupun sebagai pemimpin, Ferozah tak dapat membaca dan menulis tapi mampu menggunakan senjata. Ferozah pun tidak mendapatkan gaji dari pemerintah meski punya jabatan. Atas perjuangannya membela negara, Ferozah mendapatkan medali Malalai-penghargaan tertinggi bagi perempuan Afghanistan-pada pertengahan Juli lalu.
Menteri Dalam Negeri Afghanistan Noorulhaq Ulumi memberikan penghargaan secara langsung kepada Ferozah. “Satu bulan lalu perjuangan Ferozah mampu mempertahankan distrik Marjah dari serangan Taliban,” kata Kepala Kepolisian Provinsi Helmand Nabi Jan Mullahkhel.
Andika hendra m
(bbg)