Aksi Penculikan Anak Terekam CCTV

Selasa, 21 Juli 2015 - 10:00 WIB
Aksi Penculikan Anak...
Aksi Penculikan Anak Terekam CCTV
A A A
JAKARTA - Ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi orang tua untuk lebih berhati-hati dalam mengawasi buah hatinya saat jalan-jalan ke mal. Adalah Shintya Hermawan, 6 tahun, dilaporkan hilang diduga diculik saat bermain di tempat bermain anak di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Kramatjati, Jakarta Timur.

Hingga tadi malam putri pasangan Ridwan, 30, dan Siti Ermawati, 27, tersebut belum diketahui keberadaannya. Dari hasil rekaman closed-circuit television (CCTV) milik PGC, korban digandeng oleh seorang pemuda berjalan ke luar tempat perbelanjaan. Siti Ermawati, 27, ibu korban yang juga pemilik toko aksesoris handphone di lantai 3 PGC, mengaku kehilangan anaknya tersebut pada Sabtu (18/7) sore di PGC, Jakarta Timur. Dia bercerita, sebelum hilang putrinya tidur di kios sekitar pukul 14.00 WIB.

Kemudian pada pukul 16.30 WIB, Shintya terbangun, dan makan sekitar 20 menit. Pada pukul 16.45 WIB Shintya izin mau main ke lantai 3A sendirian. Namun, pada pukul 17.45 WIB ibu dari Shintya tidak menemukan anaknya itu bermain bersama teman-temannya. ”Dia hilang di lantai 3A. Jadi sekitar sebelum pukul lima (17.00) WIB dia ingin main ke atas, kemudian saya bilang, Iya nak, jangan lamalama. Dia main ke atas sendiri,” ucap Ermawati.

Selama berjualan di sana, kata Ermawati, Shintya sering diajak ke kios. ”Dari kecil dia sudahseringikutsaya jualan. Jadi, pas dia mau main ke atas, saya enggak terlalu khawatir karena dia memang sudah hafal daerah sini,” tuturnya sesenggukan. Dia menambahkan, sebelum dinyatakan hilang, beberapa teman-temannya masih sempat melihat Shintya. Namun, ketika dicari hingga sore hari, Shintya tak juga diketahui di mana keberadaannya.

Dia menduga anaknya itu hilang lantaran diculik oleh pria tak dikenal dengan ciri-ciri berambut gondrong.”Dia dibawa sama satu orang cowok. Ciri-cirinya berambut panjang, berkulit hitam, badannya tinggi, dan usianya sekitar 30 tahun. Pelaku memakai baju bermotif belang-belang berwarna biru dongker,” kata Ermawati yang mengaku melihat pelaku dari rekaman CCTV.

Sebelum menculik Shintya, Ermawati menduga, pelaku menghipnosis atau membujuk secara halus terlebih dahulu. Shintya tidak pernah mau dekat dengan orang asing atau yang tidak dikenalnya. ”Dia (Shintya) biasanya kalausamaorangasing enggakmaudekat. Mungkinkarena dihipnosis atau dirayu-rayu kali sama cowok itu, jadinya dia (Shintya) mau,” sambungnya sambil menangis.

Meski diduga anaknya itu diculik oleh pria yang tidak dikenal, ibu korban mengaku belum mendapat telepon dari pelaku guna meminta tebusan atau memberi ancaman. Kapolsek Kramat Jati Kompol Handini menuturkan, hingga saat ini pihaknya masih menyelidiki kasus hilangnya Shintya tersebut. ”Kemarin ayahnya bernama Ridwan, 30, sudah melapor ke kami dan saat ini kami masih melacak keberadaan Shintya sekaligus menyelidiki pelaku dari rekaman CCTV yang kami dapatkan dari pihak pengelola PGC,” kata Handini.

Lebih lanjut Dini mengimbau kepada seluruh masyarakat agar lebih waspada dalam menjagabuahhatinyakarenamodus kejahatan semakin canggih. ”Kita harapkan kerja sama dari masyarakat untuk bersama memecahkan kasus ini, siapa pun yang memiliki informasi atau pernahmelihat korbanataupun pelaku bisa datang ke Polsek Kramatjati,” sebutnya. Saat hilang, Shintya mengenakan rok pendek warna pink dengan motif bungabunga dan baju biru dongker.

Sementara pria tidak dikenal yang diduga penculik memiliki ciri-ciri rambut panjang, kulit hitam, tinggi, berusia 30 tahun, dan memakai baju biru dongker dengan motif belang. Kanit Reskrim Polsek Kramat Jati AKP Bara Libra Sagita menambahkan, hingga kini penyidik masih melakukan pencarian terhadap Shintya dan memburu pelaku penculikan. ”Tim sudah turun ke lapangan, kita juga sudah kumpulin saksi.

Sejauh ini ada lima saksi yang dimintai keterangan, ada karyawan dan keluarga, rata-rata mereka tidak tahu siapa pelaku,” kata Bara kemarin. Bara melanjutkan, belum ada komunikasi antara penculik dan keluarga Shintya. Motif pelaku menculik bocah perempuan tersebut masih didalami.

Lemahnya Pengawasan Orang Tua

Komisioner KPAI Erlinda mengatakan, aksi penculikan ini tentu akibat dari lemahnya pengawasan. Orang tua korban lengah karena sudah terbiasa membiarkan anaknya untuk bermain sendirian tanpa berpikir bahwa kejadian buruk bisa datang kapan saja. Kemudian pihak keamanan mal juga lengah karena tidak terlalu memperhatikan anak korban yang notabene sering bermain di wahana tersebut.

”Intinya ini terjadi karena semua pihak lemah dan menggampangkan keamanan sekitar,” ujarnya. Erlinda mengatakan, pelaku berani berbuat demikian karena telah melihat keseharian orang tua korban. Jika baru sekali, tentu akan sulit. Erlinda menambahkan, meski seorang anak sulit beradaptasi dengan orang dan suasana baru, ketika seorang anak dijanjikan hal yang menyenangkan seperti akan dibelikan es krim atau permen, orang asing akan cepat menjadi dekat.

Ini karena sifat anak kecil belum mengetahui baik-buruk. Karena itu, tugas orang tua untuk melakukan pengawasan lebih ekstra terhadap anaknya, terutama di tempattempat keramaian. ”Ini harus menjadi pelajaran bagi orang tua lainnya, jangan pernah menyepelekan anak yang meninggalkan kita saat di keramaian,” tuturnya.

Ridwansyah/ okezone/sindonews
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1043 seconds (0.1#10.140)