Pengguna Bus AKAP Turun 21%
A
A
A
JAKARTA - Bus Antarkota Antarprovinsi (AKAP) di DKI Jakarta pada musim mudik 2015 sepi penumpang.
Jumlah pengguna bus AKAP mengalami penurunan sekitar 21% dibandingkan tahun lalu. Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, pengguna bus AKAP di sejumlah terminal pada musim mudik tahun ini tidak begitu ramai bila dibandingkan tahun lalu.
Berdasarkan catatannya, hingga Sabtu (18/7) pengguna bus AKAP berjumlah 164.057 jiwa. Angka tersebut lebih sedikit dibandingkan jumlah pengguna bus pada 2014 dengan hari yang sama yakni 212.591 jiwa. ”Sejauh ini kondisi mudik di sejumlah terminal cukup kondusif. Hanya banyak bus AKAP yang terparkir di terminal akibat sepi penumpang. Pengguna AKAP tahun ini turun 21% ketimbang tahun lalu,” ucap Andri kemarin.
Dia menjelaskan, sepinya peminat bus AKAP tahun ini lebih disebabkan kurang nyamannya kondisi terminal dan armada bus. Penyebab lainnya seperti program mudik gratis, penggunaan kendaraan pribadi, serta peningkatan layanan kereta api juga tidak bisa diabaikan.
Sebagai bahan evaluasi, pihaknya akan berbenah agar pengguna bus AKAP lebih meningkat di antaranya melakukan pergantian sumber daya manusia (SDM) dengan cara merotasi orang-orang lama dengan orang-orang baru yang lebih fresh dan memiliki visi misi dalam memberikan pelayanan sekaligus kenyamanan masyarakat.
Setelah itu pihaknya akan membuat peraturan atau rambu-rambu yang ketat dan tegas. ”Kami mau mencontoh PT KAI dalam meningkatkan pelayanannya. Paling penting kita ganti orang lama dengan orang-orang baru,” ucapnya.
Mengenai revitalisasi terminal, memang sangat diperlukan khususnya terminal-terminal besar seperti Kampung Rambutan, Kalideres, dan Pulo Gadung. Namun, terlebih dulu pihaknya akan melakukan pemetaan sebelum revitalisasi. ”Kita kaji dulu, yang mana yang harus direvitalisasi. Kalau yang ada dibenak saya, yang besar-besar saja sekalian, yang banyak memberikan pelayanan masyarakat biar dampaknya terasa,” katanya.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike mengaku tidak heran jumlah pengguna bus AKAP menurun mengingat kondisi terminal dan armada bus jauh seperti yang diharapkan. Dia meminta Pemprov DKI Jakarta agar jangan lagi menunda-nunda revitalisasi terminal, termasuk menindak tegas perusahaan otobus (PO) bila armada busnya tidak laik jalan maupun sopirnya ugal-ugalan.
”Terminal di Jakarta saat ini masih jauh seperti yang diharapkan, tidak ada ruang tunggu yang nyaman, toilet bersih, dan antrean loket yang berkepanjangan. Kami akan mendukung sepenuhnya revitalisasi terminal yang sudah direncanakan seperti Kampung Rambutan, Kalideres, dan Pulo Gadung,” ucap politikus PDIP ini.
Bima setiyadi
Jumlah pengguna bus AKAP mengalami penurunan sekitar 21% dibandingkan tahun lalu. Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, pengguna bus AKAP di sejumlah terminal pada musim mudik tahun ini tidak begitu ramai bila dibandingkan tahun lalu.
Berdasarkan catatannya, hingga Sabtu (18/7) pengguna bus AKAP berjumlah 164.057 jiwa. Angka tersebut lebih sedikit dibandingkan jumlah pengguna bus pada 2014 dengan hari yang sama yakni 212.591 jiwa. ”Sejauh ini kondisi mudik di sejumlah terminal cukup kondusif. Hanya banyak bus AKAP yang terparkir di terminal akibat sepi penumpang. Pengguna AKAP tahun ini turun 21% ketimbang tahun lalu,” ucap Andri kemarin.
Dia menjelaskan, sepinya peminat bus AKAP tahun ini lebih disebabkan kurang nyamannya kondisi terminal dan armada bus. Penyebab lainnya seperti program mudik gratis, penggunaan kendaraan pribadi, serta peningkatan layanan kereta api juga tidak bisa diabaikan.
Sebagai bahan evaluasi, pihaknya akan berbenah agar pengguna bus AKAP lebih meningkat di antaranya melakukan pergantian sumber daya manusia (SDM) dengan cara merotasi orang-orang lama dengan orang-orang baru yang lebih fresh dan memiliki visi misi dalam memberikan pelayanan sekaligus kenyamanan masyarakat.
Setelah itu pihaknya akan membuat peraturan atau rambu-rambu yang ketat dan tegas. ”Kami mau mencontoh PT KAI dalam meningkatkan pelayanannya. Paling penting kita ganti orang lama dengan orang-orang baru,” ucapnya.
Mengenai revitalisasi terminal, memang sangat diperlukan khususnya terminal-terminal besar seperti Kampung Rambutan, Kalideres, dan Pulo Gadung. Namun, terlebih dulu pihaknya akan melakukan pemetaan sebelum revitalisasi. ”Kita kaji dulu, yang mana yang harus direvitalisasi. Kalau yang ada dibenak saya, yang besar-besar saja sekalian, yang banyak memberikan pelayanan masyarakat biar dampaknya terasa,” katanya.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike mengaku tidak heran jumlah pengguna bus AKAP menurun mengingat kondisi terminal dan armada bus jauh seperti yang diharapkan. Dia meminta Pemprov DKI Jakarta agar jangan lagi menunda-nunda revitalisasi terminal, termasuk menindak tegas perusahaan otobus (PO) bila armada busnya tidak laik jalan maupun sopirnya ugal-ugalan.
”Terminal di Jakarta saat ini masih jauh seperti yang diharapkan, tidak ada ruang tunggu yang nyaman, toilet bersih, dan antrean loket yang berkepanjangan. Kami akan mendukung sepenuhnya revitalisasi terminal yang sudah direncanakan seperti Kampung Rambutan, Kalideres, dan Pulo Gadung,” ucap politikus PDIP ini.
Bima setiyadi
(ftr)