Nuklir Dibatasi, Sanksi Iran Dicabut

Rabu, 15 Juli 2015 - 11:24 WIB
Nuklir Dibatasi, Sanksi Iran Dicabut
Nuklir Dibatasi, Sanksi Iran Dicabut
A A A
TEHERAN - Perundingan panjang mengenai nuklir Iran berakhir. Enam negara adidaya dunia dan Iran sepakat program nuklir Iran akan dibatasi. Imbalannya, sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada Iran akan dicabut.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarif menyebut hasil akhir negosiasi tersebut sebagai kesepakatan bersejarah. “Kesepakatan tersebut membuka harapan baru bagi Iran,” ujar Zarif, dikutip BBC. Dengan kesepakatan itu, Iran akan mampu menghirup angin segar di sektor ekonomi, perdagangan, perbankan, keuangan, perminyakan, gas, asuransi, dan transportasi.

Namun, perjanjian itu memuat aturan penting yang perlu diperhatikan Iran, termasuk pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB dilaporkan akan memiliki akses untuk mengawasi lokasi fasilitas nuklir dan militer Iran untuk memastikan pengembangan nuklir tidak dialihfungsikan menjadi sebuah senjata pemusnah massal.

Meski demikian, PBB tidak otomatis memiliki akses penuh. Iran tetap diberi ruang privasi sehingga mereka memiliki hak untuk menentang di titik-titik tertentu. Sejak awal, Iran berulang kali mengatakan bahwa pihaknya tidak mengembangkan senjata berteknologi nuklir. Namun, enam negara adidaya tidak percaya terhadap Iran.

Pada 2006, enam negara adidaya yang terdiri atas Amerika Serikat (AS), Rusia, China, Inggris Raya, Prancis, dan Jerman memulai negosiasi dengan Iran. Kelompok yang terkenal dengan sebutan P5+1 itu berharap agar Iran meninggalkan aktivitas pengembangan nuklir yang sensitif itu guna meyakinkan P5+1 dengan pembelaan Iran.

Banyak negara yang enggan melakukan transaksi perdagangan dengan Iran karena sanksi yang dijatuhkan negara Barat. Dengan berkembangnya perundingan antara Iran dan P5+1, Iran terus mendesak agar sanksi itu segera dicabut. Mereka mencoba meyakinkan P5+1 bahwa energi nuklir hanya digunakan untuk listrik.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Federica Mogherini mengatakan, kesepakatan akhir ini merupakan pertanda terbentuknya harapan baru bagi seluruh negara di dunia. “Ini merupakan keputusan yang bisa membuka babak baru hubungan internasional,” komentar Mogherini di Vienna, Austria, kemarin, dilansir AFP.

Namun, Zarif mengaku keputusan ini masih belum sempurna bagi siapa pun, termasuk bagi Iran. Kendati begitu, keputusan ini merupakan capaian terbaik yang mungkin bisa dijalani Iran. Jika Iran mencoreng perjanjian yang disepakati, sanksi baru akan kembali dijatuhkan. Aset Iran senilai miliaran dolar AS juga akan kembali dicairkan setelah beku beberapa tahun.

Kepala Lembaga Energi Atom Internasional (IAEA) Yukiya Amano mengatakan, pihaknya menandatangani roadmap untuk mengklarifikasi isu mengenai program nuklir Iran, baik pada masa lalu maupun pada masa sekarang. “Kesepakatan ini merupakan kemajuan yang signifikan,” ujar Amano.

Fasilitas nuklir Iran juga tidak akan dibongkar ataupun dinonaktifkan. Selain itu, aktivitas riset dan pengembangan nuklir untuk semua tipe sentrifugal, termasuk pengembangan mesin IR-6 dan IR-8 akan dilanjutkan. Iran akan kembali aktif dalam kemajuan teknologi. Embargo senjata yang dijatuhkan kepada Iran juga akan dicabut dan diganti dengan pelarangan tertentu.

Namun, embargo secara keseluruhan hanya akan diberlakukan dalam lima tahun mendatang. Kabar perjanjian ini menyulut amarah Israel yang sejak awal berupaya mencegah terjadinya kesepakatan karena masih waswas. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ini merupakan kesalahan bersejarah.

“Iran akan menerima ratusan miliar dolar AS yang bisa digunakan untuk menggerakkan mesin teror mereka dan mengejar agresi serta teror di kawasan Timur Tengah dan dunia,” kata Netanyahu, dilansir Haaretz.

Muh shamil
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5936 seconds (0.1#10.140)