Eks Aktivis Ini Ingin Bersihkan Indonesia dari Korupsi
A
A
A
JAKARTA - Mantan aktivis 98 yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Forum Kota (Forkot), Niko Adrian Azwar dinyatakan lolos dalam seleksi tahap dua, tes objektif dan tes penulisan makalah.
Alumni Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta itu lolos bersama 48 nama calon pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lainnya.
Menurut Niko, perjuangannya untuk mengambil satu peran sebagai pimpinan lembaga antikorupsi masih panjang.
Oleh sebab itu, dia berharap terus mendapat dukungan dari sesama ekponen 98 dan kalangan masyarakat lainnya.
"Tidak banyak yang bisa aku sampaikan. Semua ini berkat doa dan dukungan dari keluarga, kerabat dan kawan-kawan semua," ucap Niko saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Rabu (15/7/2015).
Niko mengungkapkan, keberhasilannya melewati seleksi tahap dua karena semangat dari teman-temannya sesama aktivis 98 yang terus mendukungnya. Dia berharap bisa berkontribusi nyata dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
"Berharap kawan-kawan tetap ingatkan tujuan awal saya mengikuti seleksi ini untuk Indonesia yang lebih bersih dari praktik korupsi," tutur Niko.
Ketua Eksekutif Indonesia Human Rights Committe for Social Justice (IHCS) Ridwan Darmawan, yang juga salah satu rekan Niko, menilai sosok temannya itu tidak perlu diragukan. Khususnya, kata dia, ide-ide Niko dalam pemberantasan korupsi.
Niko, kata Ridwan, selalu hidup dalam kesederhanaan dan kegelisahan terhadap perilaku dan praktik korupsi di negeri ini.
"Itu modal utama dia. Dia (Niko) tak diragukan lagi bagi kita. Kemana-mana masih pakai motor, buat mengisi diskusi dan berbagi pengalaman sama mahasiswa," kata Ridwan saat dihubungi terpisah melalui sambungan telpon.
Hal senada disampaikan eks pentolan Forkot asal Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Mixil Mina Munir.
Mixil mengatakan, Niko hidup dalam pendirian yang kuat dan konsisten. Bahkan di tengah pilihan politik para aktivis 98, Niko tekun memilih jalur penegakan hukum, yakni pemberantasan korupsi sebagai pilihan perjuangannya.
"Tidak berlebihan kita katakan Bung Niko adalah bagian dari pejuang pemberantasan korupsi yang mewakili generasi kita, selain juga kawan-kawan yang lain. Tetap idealis, konsisten, dan meneruskan cita-cita reformasi," tambah Mixil saat dihubungi Sindonews.
Panitia Seleksi Capim KPK telah mengumumkan sebanyak 48 dinyatakan lolos seleksi tahap dua. Berikutnya, mereka akan menghadapi tes lanjutan yakni tes profile assesment tanggal 27 dan 28 Juli 2015.
PILIHAN:
OC Kaligis Ditahan, Ketua DPR Apresiasi Kinerja KPK
Alumni Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta itu lolos bersama 48 nama calon pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lainnya.
Menurut Niko, perjuangannya untuk mengambil satu peran sebagai pimpinan lembaga antikorupsi masih panjang.
Oleh sebab itu, dia berharap terus mendapat dukungan dari sesama ekponen 98 dan kalangan masyarakat lainnya.
"Tidak banyak yang bisa aku sampaikan. Semua ini berkat doa dan dukungan dari keluarga, kerabat dan kawan-kawan semua," ucap Niko saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Rabu (15/7/2015).
Niko mengungkapkan, keberhasilannya melewati seleksi tahap dua karena semangat dari teman-temannya sesama aktivis 98 yang terus mendukungnya. Dia berharap bisa berkontribusi nyata dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
"Berharap kawan-kawan tetap ingatkan tujuan awal saya mengikuti seleksi ini untuk Indonesia yang lebih bersih dari praktik korupsi," tutur Niko.
Ketua Eksekutif Indonesia Human Rights Committe for Social Justice (IHCS) Ridwan Darmawan, yang juga salah satu rekan Niko, menilai sosok temannya itu tidak perlu diragukan. Khususnya, kata dia, ide-ide Niko dalam pemberantasan korupsi.
Niko, kata Ridwan, selalu hidup dalam kesederhanaan dan kegelisahan terhadap perilaku dan praktik korupsi di negeri ini.
"Itu modal utama dia. Dia (Niko) tak diragukan lagi bagi kita. Kemana-mana masih pakai motor, buat mengisi diskusi dan berbagi pengalaman sama mahasiswa," kata Ridwan saat dihubungi terpisah melalui sambungan telpon.
Hal senada disampaikan eks pentolan Forkot asal Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Mixil Mina Munir.
Mixil mengatakan, Niko hidup dalam pendirian yang kuat dan konsisten. Bahkan di tengah pilihan politik para aktivis 98, Niko tekun memilih jalur penegakan hukum, yakni pemberantasan korupsi sebagai pilihan perjuangannya.
"Tidak berlebihan kita katakan Bung Niko adalah bagian dari pejuang pemberantasan korupsi yang mewakili generasi kita, selain juga kawan-kawan yang lain. Tetap idealis, konsisten, dan meneruskan cita-cita reformasi," tambah Mixil saat dihubungi Sindonews.
Panitia Seleksi Capim KPK telah mengumumkan sebanyak 48 dinyatakan lolos seleksi tahap dua. Berikutnya, mereka akan menghadapi tes lanjutan yakni tes profile assesment tanggal 27 dan 28 Juli 2015.
PILIHAN:
OC Kaligis Ditahan, Ketua DPR Apresiasi Kinerja KPK
(dam)