Bawa Terobosan pada Fashion Muslim

Minggu, 12 Juli 2015 - 10:43 WIB
Bawa Terobosan pada Fashion Muslim
Bawa Terobosan pada Fashion Muslim
A A A
Windri Widiesta Dhari adalah desainer sekaligus pencipta NurZahra, salah satu label fashion muslim terbaik di Indonesia dengan banyak prestasi mengagumkan. Produk yang dihasilkannya pun memiliki gaya khas dan berbeda dari produk busana muslim kebanyakan.

Mengusung tema Islamic Geometric , NurZahra menjadi sebuah terobosan baru pada fashion muslim. Bagaimana awal mula Windri mendirikan brand NurZahra? Apa saja kendala yang harus ia lewati? Berikut kutipan wawancara KORAN SINDOdengan wanita kelahiran Palembang, 23 Mei 1970 itu.

Bagaimana ide awal mendirikan brand NurZahra?

Awal mulanya saat saya memutuskan untuk berhijab pada tahun 2009. Ketika itu masih sulit menemukan pilihan pakaian muslim atau tertutup. Baju muslim tidak sebanyak seperti sekarang. Akhirnya, saya coba padukan baju yang sudah ada dengan outwear. Semenjak itu, menurut teman-teman, gaya berbusana saya sangat menarik dan terlihat simple. Saya berpikir, ada sebuah peluang bisnis. Kemudian, saya resmi mendirikan brand NurZahra pada 2009.

Apa yang menjadi identitas dari brand NurZahra?

Setelah NurZahra resmi berdiri, saya masih membutuhkan beberapa waktu lagi untuk melakukan pencarian identitas brand ini. Dimulai dari berani menggunakan motif seperti bunga-bunga. Sebab, ketika itu, belum banyak brand yang berani bermain dengan motif. Kebanyakan masih berbusana seperti Islam konvensional yang kaku. Saya berpikir, brand-brand besar lain di luar negeri saja berani menggunakan motif, sehingga kenapa tidak kalau saya juga mencoba?

Yang terpenting busana itu tetap tertutup. Tetapi dalam penggunaan motif eksklusif pun, ternyata masih terdapat kendala seperti minimum order. Berdasarkan saran teman, saya mulai mencari bahan tradisional seperti batik, tenun, dan sebagainya, sehingga identitas NurZahra baru didapat sekitar tahun 2011. Menggunakan pola Islamic Geometric . Konsep batik dari Indonesia dicampur dengan teknik shibori asal Jepang. Gayanya yaitu simple compatible.

Bagaimana proses berkembangnya NurZahra?

Pertama kali NurZahra mendapat kesempatan untuk tampil di ajang Indonesia Fashion Week 2012. Ternyata respons pasar bagus, bisnis mulai berjalan baik. Saya mulai terima order lewat media sosial, hingga berinteraksi dengan klien di luar negeri dengan e-mail. Kemudian, NurZahra semakin matang ketika terpilih dalam ajang Indonesia Fashion Forward 2013. Ajang ini adalah awal perkenalan saya dengan industri fashion profesional.

Banyak sekali pelatihan yang diberikan berupa mentoring dan kelas lokakarya dari Pusat Fashion Designer yang berbasis di London. Jadi, semua proses yang berjalan dari 2009 sampai saat ini, itu seperti mengalir terus. Ada tahapan-tahapan yang sudah diatur Tuhan. Prestasi lain yaitu saat show pada Tokyo Fashion Week 2014. D

ari acara tersebut, banyak media internasional yang juga tertarik untuk mengulas brand NurZahra, di antaranya Women’s Wear Daily, Vogue Italia, dan Harper’s Bazaar Amerika. Pasalnya, kita dianggap sebagai brand baru dan unik, namun memiliki konsep yang jelas. NurZahra seperti menjadi new frontieratau bagian mode yang belum terjamah. Beberapa ulasan media adalah NurZahra menawarkan pilihan baju muslim dengan konsep batik, tetapi memiliki gaya universal.

Produk NurZahra yang awalnya hanya ”menebeng” salah satu outlet di daerah Dharmawangsa, Jakarta Selatan, kini sudah bisa didapatkan di outlet-outlet terkemuka. Sekarang ada beberapa partneratau investor di setiap outlet untuk mengatur distribusinya. Namun, brand ini masih saya pribadi yang kelola.

Siapa target pasar NurZahra?

Sebenarnya tidak ada batasan dalam target pasar. Bahkan, saya tidak hanya menawarkan produk busana muslim, tetapi juga yang bisa digunakan bagi konsumen nonhijab. Ada produk lain contohnya scarf yang bisa digunakan siapa saja. Target pasar NurZahra sendiri adalah kalangan menengah ke atas, wanita berusia dua puluh hingga empat puluhan.

Produk ini juga dapat digunakan oleh wanita karier ataupun ibu rumah tangga yang berada di kelas middle up. Banyak sekali pencinta batik yang akhirnya menjadi bagian dari pelanggan NurZahra. Beberapa orang asing yang juga mencari batik, biasanya memilih produk NurZahra. Lebih banyak yang membeli sekarang merupakan para kolektor, sebab produk yang kami hasilkan sangat terbatas dan eksklusif.

Apa saja inovasi yang dilakukan oleh NurZahra?

Inovasi yang kami lakukan yaitu melalui penawaran produk dengan desain modern, elegan, dan canggih, namun tetap mengutamakan kenyamanan, produk yang dibuat ringan, sejuk, dan sederhana. Pilihan warna brand ini memang banyak berhubungan dengan alam. Kebanyakan warna biru tua yang melambangkan tanaman indigo (tarum), warna kuning dari pohon morinda, dan hijau dari batang pohon mahoni.

Hal inilah yang menjadi ciri khas atau identitas NurZahra dan sangat berbeda dengan brand lain. Batiknya pun tidak banyak bermain warna seperti batik lain. Banyak juga inovasi yang saya dapatkan berasal dari pencarian hingga menjadi sesuatu seiring berjalannya waktu. Semua step by step. Selain itu, juga dibantu oleh konsultan saat mengikuti pelatihan.

Apa saja kendala yang Anda lalui dalam membangun brand ?

Masalah yang saya alami seperti dialami banyak pengusaha lain, yaitu finansial. Selain itu, sumber daya manusia juga menjadi salah satu masalah. Dulu waktu belum bersama garmen, masih bersama tim jahit dan yang buat sample. Pernah ketika sudah mendekati waktu show, mereka mengundurkan diri.

Namun, setelah NurZahra berkembang dan semakin besar, satu per satu masalah dapat teratasi. Termasuk soal partner supplier, awalnya untuk mendapatkan bahan baku sangat sulit. Tetapi sekarang, justru banyak produsen bahan baku datang untuk menawarkan.

Apa target NurZahra ke depan?

Target NurZahra ke depan adalah memiliki distributor di luar negeri, namun tidak lupa memaksimalkan potensi pasar di Indonesia. Mungkin perlu waktu minimal lima tahun untuk memberikan edukasi kepada pasar Indonesia hingga sampai akhirnya produk ini diakui. Menjelaskan bahwa ada another type of batik, dengan genre dan gaya NurZahra yang etnik.

Dina angelina
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7100 seconds (0.1#10.140)
pixels