Empat Juta Terlambat Datang ke Kantor

Jum'at, 10 Juli 2015 - 08:27 WIB
Empat Juta Terlambat...
Empat Juta Terlambat Datang ke Kantor
A A A
Mogok massal selama 24 jam yang digelar staf dan masinis kereta api bawah tanah di London atau dikenal London Underground (LU) mengakibatkan sedikitnya empat juta orang kemarin terlambat datang ke kantor.

Mereka juga harus berebut bus dan mengalami kesulitan untuk mendapatkan moda transportasi lain yang nyaman. Tony Clark, produser radio yang biasa menggunakan jaringan kereta, terpaksa menggunakan kapal di Sungai Thames dari Greenwich menuju London timur. ”Kapal ini hanya moda transportasi alternatif,” katanya kepada Reuters .

Ketika kereta bawah tanah tak beroperasi, Clark mengungkapkan tidak mungkin menggunakan bus. ”Saya harus bangun lebih awal. Tetapi, saya tetap terlambat ke kantor,” imbuhnya. Warga London yang terbiasa menggunakan kereta api terpaksa harus berjalan kaki, menggunakan sepeda, bersaing memesan taksi, dan berdesakdesakan di bus.

Pengelola aplikasi pemesanan taksi Hailo menyatakan terjadi kenaikan hingga 50% atau dua kali lipat dibandingkan malam perayaan Tahun Baru. Bagi sebagian orang yang malas, mereka memilih tinggal di rumah dan tidak berangkat ke kantor. Aksi mogok massal itu berlangsung sejak Rabu (8/7) malam sekitar 21.30 diikuti 20.000 staf dan masinis LU. Layanan kereta api akan kembali normal pada Jumat pagi (hari ini).

Biasanya jaringan kereta bawah tanah tertua di dunia itu melayani empat juta penumpang setiap hari. Pada jam sibuk, lebih dari 535 kereta dioperasikan. Berhentinya operasional kereta bawah tanah tersebut disebabkan mogok massal karena masinis dan pegawai tidak sepakat tentang rencana layanan 24 jam.

Empat serikat pekerja kereta api dari tingkat manajer hingga masinis tetap menolak rencana implementasi layanan 24 jam pada akhir pekan yang dimulai pada September mendatang. Pada kemarin pagi Mike Brown, direktur pelaksana LU, mengucapkan permintaan maaf. ”Saya meminta maaf karena perjalanan Anda terganggu,” ujar Brown.

Dia menambahkan, mogok massal itu seharusnya tak perlu terjadi. Anggota Serikat Pekerja Kereta, Maritim, dan Transportasi (RMT), Asosiasi Staf Bergaji Transportasi (TSSA), serta Serikat Persatuan ikut bergabung dalam mogok massal tersebut. ”Mereka (manajemen LU) berhenti memainkan permainan. Mereka seharusnya mulai berbicara dengan kita dengan kepercayaan yang baik untuk mendapat solusi atas permasalahan ini,” kata Manuel Cortes, pemimpin serikat TSSA.

Selain isu layanan 24 jam, empat serikat pekerja LU juga menolak gaji ”akhir” yang ditawarkan. Mereka juga menolak kenaikan gaji masinis 2% tahun ini. Mereka berdalih gaji standar masinis itu 50.000 poundsterling (Rp1,02 miliar) per tahun. Serikat pekerja juga menolak upah USD2.000 (Rp40 juta) bagi masinis yang bekerja pada malam akhir pekan.

Wali Kota London Boris Johnson menyebut mogok massal itu bermotif politik. Dia menuding serikat pekerja tidak memiliki niat untuk mencapai kesepakatan bersama. ”Para pemimpin serikat seharusnya memotong diskusi mereka,” tuntut Johnson kepada radio BBC . Dia meminta para pemimpin serikat pekerja harus menghentikan mimpi buruk bagi London.

Moda transportasi lain seperti London Overground (LO), Docklands Light Railway (DLR), TfL Rail, dan Tram tidak terkena dampak pemogokan. TfL menambah 200 bus dan menambah layanan kapal sungai untuk mengangkut warga London.

Andika Hendra
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9243 seconds (0.1#10.140)