Giliran Kantor 1MDB Digeledah
A
A
A
KUALA LUMPUR - Penyelidikan dugaan skandal korupsi yang dicurigai melibatkan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak semakin intensif.
Setelah membekukan enam rekening, tim gugus tugas kemarin menggeledah Kantor 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Pada saat bersamaan, PM Najib kembali membantah tudingan itu dan menyiapkan upaya hukum terhadap harian Wall Street Journal. 1MDB mengakui tim gugus tugas mendatangi kantor mereka dan mencari bukti-bukti atas dugaan keterlibatan Najib.
”Mereka mengunjungi kantor kami hari ini (kemarin). Kami memberikan sejumlah dokumen dan material untuk membantu penyelidikan,” demikian keterangan 1MDB dikutip Reuters. Tim gugus tugas melakukan penggeledahan 1MDB selama enam jam. Tim yang terdiri atas kepolisian, Jaksa Agung, dan lembaga antikorupsi itu membawa beberapa komputer selepas penggeledahan.
Seorang juru bicara Kepolisian Malaysia membenarkan penggeledahan tersebut. Namun dia enggan memberikan informasi detail mengenai apa saja yang dilakukan satuan gugus tugas tersebut. Jaksa Agung Malaysia Abdul Gani Patail menegaskan tidak ada rekening PM Najib yang dibekukan. ”Pembekuan enam rekening pada 6 Juli lalu itu tidak melibatkan rekening bank atas nama PM Najib,” kata Patail seperti dikutip Reuters.
Dia juga mengungkapkan dokumen dugaan transfer dana ke rekening PM Najib menjadi bukti. Namun Patail juga peduli dengan bocornya dokumen yang menjadi bagian dalam penyelidikan. Hanya saja, untuk saat ini, dia tidak akan memproses orang yang membocorkan dokumen tersebut. Harian WSJ pekan lalu melaporkan adanya investigasi terhadap 1MDB mengenai kecurigaan aliran dana ke rekening pribadi Najib senilai USD700 juta (Rp9,3 triliun).
Najib diduga menggunakan dana tersebut untuk kepentingan kampanye UMNO (Organisasi Nasional Melayu Bersatu) pada dua tahun lalu. Skandal korupsi tersebut diprediksi akan menggoyang kekuasaan Najib. 1MDB merupakan perusahaan investasi dalam bidang properti hingga energi dimana PM Najib menjabat sebagai dewan penasihat di perusahaan itu. 1MDB memiliki utang hingga USD11 miliar (Rp146,66 triliun).
Sebelum laporan WSJ, lembaga tersebut sudah menjadi objek penyelidikan bank sentral, auditor, polisi dan parlemen Malaysia. WSJ juga mengutip dokumen yang menjadi bagian penyidikan di mana terdapat lima rekening PM Najib. Dua transaksi terbesar senilai USD620 juta (Rp8,26 triliun) dan USD61 juta (Rp813 miliar) pada Maret 2013 selama musim kampanye.
Transfer uang itu berasal dari perusahaan yang terdaftar di British Virgin Islands melalui Falcon Private Bank Cabang Singapura. Bank sentral Singapura kemarin berjanji akan membantu penyelidikan yang dilakukan otoritas Malaysia. Mereka juga berjanji akan berbagai informasi mengenai data yang dibutuhkan.
Adapun Falcon Private Bank, bank swasta yang dimiliki perusahaan investasi minyak internasional Abu Dhabi, menyatakan telah menghubungi Otoritas Keuangan Singapura. ”Kita akan bekerja transparan dengan pemerintah,” demikian keterangan Falcon Private Bank.
Sementara itu, Otoritas Keuangan Singapura (MAS) menyatakan semua institusi finansial di Singapura harus melaksanakan uji kelayakan terhadap pelanggan, pemeriksaan rekening secara rutin dan memonitor transaksi yang mencurigakan. ”Mengenai investigasi (skandal 1MDB di Malaysia), kita tidak dapat memberikan informasi detail,” demikian keterangan MAS.
Dalam pernyataannya pada akun Facebook PM Najib, dia memerintahkan pengacaranya untuk mengirimkan surat kepada WSJ. ”Tuduhan yang dibuat Wall Street Journal adalah perbuatan jahat dan didukung sejumlah pihak di Malaysia dengan tujuan untuk menggulingkan saya sebagai PM dan Presiden UMNO,” katanya.
Firma hukum yang ditunjuk PM Najib, Hafarizam Wan & Aisha Mubarak, menyatakan mereka diperintahkan untuk menempuh langkah hukum terhadap WSJ. Mohd Hafarizam Harun, kuasa hukum PM Najib, mengungkapkan mereka akan mengirimkan surat kepada WSJ untuk mengonfirmasi tuduhan tersebut.
Mantan Menteri Hukum Malaysia Zaid Ibrahim memprediksi penyelidikan skandal PM Najib hanya menjadi pertunjukan sirkus yang menghibur. ”Jika ingin sirkus, ini (penyelidikan skandal 1MDB) akan sangat menghibur,” tutur Zaid seperti dikutip Free Malaysia Today. Dia mengungkapkan penyelidikan tidak akan mengenai orang yang masih berada di tampuk kekuasaan.
Andika hendra m
Setelah membekukan enam rekening, tim gugus tugas kemarin menggeledah Kantor 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Pada saat bersamaan, PM Najib kembali membantah tudingan itu dan menyiapkan upaya hukum terhadap harian Wall Street Journal. 1MDB mengakui tim gugus tugas mendatangi kantor mereka dan mencari bukti-bukti atas dugaan keterlibatan Najib.
”Mereka mengunjungi kantor kami hari ini (kemarin). Kami memberikan sejumlah dokumen dan material untuk membantu penyelidikan,” demikian keterangan 1MDB dikutip Reuters. Tim gugus tugas melakukan penggeledahan 1MDB selama enam jam. Tim yang terdiri atas kepolisian, Jaksa Agung, dan lembaga antikorupsi itu membawa beberapa komputer selepas penggeledahan.
Seorang juru bicara Kepolisian Malaysia membenarkan penggeledahan tersebut. Namun dia enggan memberikan informasi detail mengenai apa saja yang dilakukan satuan gugus tugas tersebut. Jaksa Agung Malaysia Abdul Gani Patail menegaskan tidak ada rekening PM Najib yang dibekukan. ”Pembekuan enam rekening pada 6 Juli lalu itu tidak melibatkan rekening bank atas nama PM Najib,” kata Patail seperti dikutip Reuters.
Dia juga mengungkapkan dokumen dugaan transfer dana ke rekening PM Najib menjadi bukti. Namun Patail juga peduli dengan bocornya dokumen yang menjadi bagian dalam penyelidikan. Hanya saja, untuk saat ini, dia tidak akan memproses orang yang membocorkan dokumen tersebut. Harian WSJ pekan lalu melaporkan adanya investigasi terhadap 1MDB mengenai kecurigaan aliran dana ke rekening pribadi Najib senilai USD700 juta (Rp9,3 triliun).
Najib diduga menggunakan dana tersebut untuk kepentingan kampanye UMNO (Organisasi Nasional Melayu Bersatu) pada dua tahun lalu. Skandal korupsi tersebut diprediksi akan menggoyang kekuasaan Najib. 1MDB merupakan perusahaan investasi dalam bidang properti hingga energi dimana PM Najib menjabat sebagai dewan penasihat di perusahaan itu. 1MDB memiliki utang hingga USD11 miliar (Rp146,66 triliun).
Sebelum laporan WSJ, lembaga tersebut sudah menjadi objek penyelidikan bank sentral, auditor, polisi dan parlemen Malaysia. WSJ juga mengutip dokumen yang menjadi bagian penyidikan di mana terdapat lima rekening PM Najib. Dua transaksi terbesar senilai USD620 juta (Rp8,26 triliun) dan USD61 juta (Rp813 miliar) pada Maret 2013 selama musim kampanye.
Transfer uang itu berasal dari perusahaan yang terdaftar di British Virgin Islands melalui Falcon Private Bank Cabang Singapura. Bank sentral Singapura kemarin berjanji akan membantu penyelidikan yang dilakukan otoritas Malaysia. Mereka juga berjanji akan berbagai informasi mengenai data yang dibutuhkan.
Adapun Falcon Private Bank, bank swasta yang dimiliki perusahaan investasi minyak internasional Abu Dhabi, menyatakan telah menghubungi Otoritas Keuangan Singapura. ”Kita akan bekerja transparan dengan pemerintah,” demikian keterangan Falcon Private Bank.
Sementara itu, Otoritas Keuangan Singapura (MAS) menyatakan semua institusi finansial di Singapura harus melaksanakan uji kelayakan terhadap pelanggan, pemeriksaan rekening secara rutin dan memonitor transaksi yang mencurigakan. ”Mengenai investigasi (skandal 1MDB di Malaysia), kita tidak dapat memberikan informasi detail,” demikian keterangan MAS.
Dalam pernyataannya pada akun Facebook PM Najib, dia memerintahkan pengacaranya untuk mengirimkan surat kepada WSJ. ”Tuduhan yang dibuat Wall Street Journal adalah perbuatan jahat dan didukung sejumlah pihak di Malaysia dengan tujuan untuk menggulingkan saya sebagai PM dan Presiden UMNO,” katanya.
Firma hukum yang ditunjuk PM Najib, Hafarizam Wan & Aisha Mubarak, menyatakan mereka diperintahkan untuk menempuh langkah hukum terhadap WSJ. Mohd Hafarizam Harun, kuasa hukum PM Najib, mengungkapkan mereka akan mengirimkan surat kepada WSJ untuk mengonfirmasi tuduhan tersebut.
Mantan Menteri Hukum Malaysia Zaid Ibrahim memprediksi penyelidikan skandal PM Najib hanya menjadi pertunjukan sirkus yang menghibur. ”Jika ingin sirkus, ini (penyelidikan skandal 1MDB) akan sangat menghibur,” tutur Zaid seperti dikutip Free Malaysia Today. Dia mengungkapkan penyelidikan tidak akan mengenai orang yang masih berada di tampuk kekuasaan.
Andika hendra m
(ftr)