Pencuri di Dalam Pesawat Ditangkap
A
A
A
TANGERANG - Polisi mengungkap kasus pencurian dalam pesawat yang meresahkan penumpang, khususnya penerbangan internasional. Satu pelaku warga negara asing (WNA) berhasil ditangkap.
Pelaku pencurian berinisial WX, 36, asal He Nan, China, dibekuk di Terminal 2D Bandara Internasional Soekarno-Hatta kemarin. Sindikat ini tergolong berani dan bermodal karena bukan beroperasi di bagasi bawah. Namun, di bagasi kabin dengan menyamar sebagai penumpang pesawat dan penerbangan yang dipilih juga tidak main-main yaitu Doha - Jakarta atau penerbangan dengan jarak tempuh lama, tapi murah dengan visa on arrival .
Kasat Reskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta Kompol Azhari Kurniawan menjelaskan, sindikat pencurian ini telah menjadi target operasi kepolisian karena beberapa penumpang melaporkan kehilangan barang ataupun uang di bagasi kabin pesawat. Kesulitannya, para korban melaporkan selang beberapa hari kemudian setelah kejadian. Sebenarnya modus operandi mereka ini sama dengan copet di bus.
Mereka beroperasi berdua atau bertiga dan mengambil seat (kursi penumpang) yang berlainan untuk menjaring lebih banyak korban. ”Ketika para penumpang tertidur dalam penerbangan, saat itulah mereka memanfaatkan kelengahan dengan bergerilya seolah- olah sebagai pemilik barang di bagasi kabin mencari barang berharga, selanjutnya setelah dapat dioper ke pelaku lainnya (saling tukar),” kata Azhari kemarin.
Yang menjadi korban sindikat pencurian dalam pesawat ini adalah Leo MC, 34, warga Indonesia yang berprofesi sebagai diplomat pada satu Kementerian RI di Swiss. Kejadian itu menimpa Leo pada pertengahan Mei 2015 saat hendak pulang ke Jakarta. Ketika dikonfirmasi, Leo pun membenarkan.
Dia mengapresiasi petugas Polresta Bandara Soekarno-Hatta yang dengan cepat dan profesional mengamankan sekaligus merespons laporannya. Barang bukti yang berhasil diamankan dari pelaku yakni mata uang dolar, uang milik korban, dompet, tas, dan paspor milik pelaku. ”Kerugian total jika dirupiahkan sekitar Rp130 juta,” sebutnya.
Sementara itu, Polresta Depok membekuk empat perampok spesialis minimarket. Mereka adalah anak jalanan yang biasa mengamen di jalanan Kota Depok. Mereka yakni IS, 23, AR, 25, RO, 19, dan TT, 19. Pimpinan kelompok ini, Epoh, 22, akhirnya menyerahkan diri ke Polsek Limo, Depok, dini hari kemarin dengan diantar orang tuanya.
Kapolresta Depok Kombes Pol Dwiyono mengatakan, dari tangan mereka, polisi menyita sejumlah senjata tajam yakni celurit dan linggis. ”Mereka ditangkap di beberapa tempat terpisah baik di Depok maupun luar Depok,” ujarnya. Awalnya polisi meringkus IS di Beji, Depok, Jumat (26/6). Saat akan dibekuk, pihaknya terpaksa melepaskan tembakan peringatan karena kawanan ini lari ke semak-semak.
Dari keterangan IS, polisi melakukan pengembangan dan berhasil membekuk RO di Kampung Aliandong, Sawangan, Sabtu (27/6). ”Dari keterangan IS dan RO inilah, diketahui tiga rekan mereka yakni Epoh, AR, dan TT sudah melarikan diri ke Tegal, Jawa Tengah. Kami lalu mengejar mereka ke sana,” ucapnya. Dari penyergapan di Tegal, petugas berhasil meringkus AR dan TT, Jumat (3/7).
Berdasarkan pengakuan para pelaku, mereka sudah beraksi sedikitnya lima kali di minimarket di Depok. Dalam sekali beraksi, mereka mengambil barang kemudian dijual kepada penadah untuk disalurkan ke warung-warung kelontong di kampung-kampung di wilayah Depok dan Bogor.
Denny irawan
Pelaku pencurian berinisial WX, 36, asal He Nan, China, dibekuk di Terminal 2D Bandara Internasional Soekarno-Hatta kemarin. Sindikat ini tergolong berani dan bermodal karena bukan beroperasi di bagasi bawah. Namun, di bagasi kabin dengan menyamar sebagai penumpang pesawat dan penerbangan yang dipilih juga tidak main-main yaitu Doha - Jakarta atau penerbangan dengan jarak tempuh lama, tapi murah dengan visa on arrival .
Kasat Reskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta Kompol Azhari Kurniawan menjelaskan, sindikat pencurian ini telah menjadi target operasi kepolisian karena beberapa penumpang melaporkan kehilangan barang ataupun uang di bagasi kabin pesawat. Kesulitannya, para korban melaporkan selang beberapa hari kemudian setelah kejadian. Sebenarnya modus operandi mereka ini sama dengan copet di bus.
Mereka beroperasi berdua atau bertiga dan mengambil seat (kursi penumpang) yang berlainan untuk menjaring lebih banyak korban. ”Ketika para penumpang tertidur dalam penerbangan, saat itulah mereka memanfaatkan kelengahan dengan bergerilya seolah- olah sebagai pemilik barang di bagasi kabin mencari barang berharga, selanjutnya setelah dapat dioper ke pelaku lainnya (saling tukar),” kata Azhari kemarin.
Yang menjadi korban sindikat pencurian dalam pesawat ini adalah Leo MC, 34, warga Indonesia yang berprofesi sebagai diplomat pada satu Kementerian RI di Swiss. Kejadian itu menimpa Leo pada pertengahan Mei 2015 saat hendak pulang ke Jakarta. Ketika dikonfirmasi, Leo pun membenarkan.
Dia mengapresiasi petugas Polresta Bandara Soekarno-Hatta yang dengan cepat dan profesional mengamankan sekaligus merespons laporannya. Barang bukti yang berhasil diamankan dari pelaku yakni mata uang dolar, uang milik korban, dompet, tas, dan paspor milik pelaku. ”Kerugian total jika dirupiahkan sekitar Rp130 juta,” sebutnya.
Sementara itu, Polresta Depok membekuk empat perampok spesialis minimarket. Mereka adalah anak jalanan yang biasa mengamen di jalanan Kota Depok. Mereka yakni IS, 23, AR, 25, RO, 19, dan TT, 19. Pimpinan kelompok ini, Epoh, 22, akhirnya menyerahkan diri ke Polsek Limo, Depok, dini hari kemarin dengan diantar orang tuanya.
Kapolresta Depok Kombes Pol Dwiyono mengatakan, dari tangan mereka, polisi menyita sejumlah senjata tajam yakni celurit dan linggis. ”Mereka ditangkap di beberapa tempat terpisah baik di Depok maupun luar Depok,” ujarnya. Awalnya polisi meringkus IS di Beji, Depok, Jumat (26/6). Saat akan dibekuk, pihaknya terpaksa melepaskan tembakan peringatan karena kawanan ini lari ke semak-semak.
Dari keterangan IS, polisi melakukan pengembangan dan berhasil membekuk RO di Kampung Aliandong, Sawangan, Sabtu (27/6). ”Dari keterangan IS dan RO inilah, diketahui tiga rekan mereka yakni Epoh, AR, dan TT sudah melarikan diri ke Tegal, Jawa Tengah. Kami lalu mengejar mereka ke sana,” ucapnya. Dari penyergapan di Tegal, petugas berhasil meringkus AR dan TT, Jumat (3/7).
Berdasarkan pengakuan para pelaku, mereka sudah beraksi sedikitnya lima kali di minimarket di Depok. Dalam sekali beraksi, mereka mengambil barang kemudian dijual kepada penadah untuk disalurkan ke warung-warung kelontong di kampung-kampung di wilayah Depok dan Bogor.
Denny irawan
(ftr)