Istirahat Cukup, Makan Bergizi, dan Hidup Bahagia, Kunci Panjang Umur Orang Jepang
A
A
A
Pria tertua di dunia, Sakari Momoi, meninggal dunia pada usia 112 tahun di Tokyo, Jepang, kemarin. Media setempat menyebutkan, Momoi mengembuskan napas terakhirnya di rumah jompo di Tokyo, tempat tinggalnya selama bertahuntahun.
”Kami mendengar dari keluarganya, kesehatan Momoi memburuk satu atau dua minggu lalu,” ujar pejabat lokal, dilansir AFP. Momoi dinobatkan sebagai pria tertua di dunia oleh Guinness World Records pada Agustus 2014. Saat acara penganugerahan, Momoi tampak sehat dan berwibawa dengan mengenakan setelan hitam, kemeja putih dan dasi perak.
Kepada wartawan, dia pun sempat mengatakan bahwa dia ingin hidup sekitar dua tahun lagi. Momoi lahir di Fukushima pada 5 Februari 1903. Semasa muda, Momoi menjadi kepala sekolah. Saat usia senja, dia masih aktif mengisi hari-harinya dengan membuat kaligrafi dan sesekali bergabung dalam kegiatan rekreasi di rumah jompo tempat dia tinggal. Meski usianya sudah satu abad lebih, Momoi masih selalu tampak sehat dan dapat menjalani kegiatan yang ia suka.
Menurutnya, rahasia umur panjangnya karena selalu mengonsumsi makanan sehat dan tidur malam yang cukup. Yasutaro Koide, warga Jepang lainnya yang lahir sebulan setelah dirinya, kini bakal menjadi penggantinya untuk memegang gelar pria tertua di dunia. Koide merupakan warga Kota Nagoya.
Berdasarkan dokumen Kementerian Kesehatan Jepang, dia lahir pada Maret 1903. Sementara rekor orang tertua di dunia dipegang warga New York, Susannah Mushatt Jones, yang merayakan ulang tahun ke-116 pada Senin (6/7) lalu. Jones tercatat lahir pada 6 Juli 1899. Wanita yang semasa sehatnya bekerja sebagai pembantu rumah tangga ini dikenal dengan panggilan ”T” oleh 100 keponakannya.
Sebelumnya rekor orang tertua di dunia dipegang warga Jepang, Misao Okawa yang meninggal April lalu, setelah merayakan ulang tahunnya ke- 117. Seperti Momoi, rahasia umur panjang Okawa karena dia banyak istirahat, tidak begadang, dan mengonsumsi makanan sehat yang bervariasi. Okawa kerap makan sushi setidaknya sebulan sekali. Namun, sesekali dia juga menikmati semangkuk mi ramen meski dinilai kurang sehat.
Menurut statistik resmi Jepang, Negeri Sakura itu merupakan rumah bagi lebih dari 58.000 orang yang berusia 100 tahun lebih. Sebanyak 87% di antaranya adalah perempuan. Populasi lansia di negara itu diperkirakan akan terus melambung dalam beberapa dekade mendatang. Berdasarkan sensus terbaru Jepang, seperempat dari 126 juta warganya berumur 65 tahun atau lebih.
Proporsinya diperkirakan akan tumbuh sekitar 40% pada pertengahan abad ini. Jepang memiliki harapan hidup lebih lama dibandingkan dengan negara lain. Pria Jepang rata-rata berusia 79 tahun dan wanita Jepang hidup sedikit lebih lama yakni sekitar 86 tahun. Jika menengok masa lalu, yakni setelah Perang Dunia II, Jepang malah menjadi salah satu negara dengan harapan hidup terendah di dunia.
Hal ini menunjukkan faktor umur panjang yang kini banyak dijumpai di Jepang bukan genetika. Menurut Tofugu.com,faktor gaya hidup yang membuat masyarakat Jepang kini berusia panjang. Mulai mengonsumsi makanan yang sehat, seperti memilih daging ikan ketimbang daging merah. Mereka juga memilih makanan mentah karena gizinya masih utuh, tidak terbuang karena proses memasak.
Orang Jepang juga lebih senang makan yang berbahan kedelai, sayuran, dan minuman favorit mereka adalah teh. ”Saya merasa satu cangkir teh akan lebih baik untuk Anda daripada satu cangkir kopi, terutama ketika kita berbicara jumlah yang lebih besar,” ujar warga Jepang, dikutip Tofugu.com.
Menurutnya, teh hijau atau teh Oolong memiliki kandungan antioksidan yang baik untuk memerangi kanker dan bisa membantu memecah minyak dalam sistem pencernaan serta menjaga perut tetap sehat. Salah satu trik orang Jepang untuk mengurangi porsi makannya, yaitu mengganti piring mereka dengan ukuran yang lebih kecil.
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa ukuran piring memiliki korelasi dengan porsi makan. Selain itu, kebiasaan berjalan kaki, naik sepeda, dan menggunakan kereta api untuk bekerja dan bepergian juga menjadi alasan mengapa orang Jepang sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit.
Di Jepang yang merupakan gudangnya produsen automotif, mobil termasuk barang mewah. Karena itu pula, layanan kereta api di sana sangat mengagumkan. Faktor lain yang membuat orang Jepang berusia lebih lama karena para orang lanjut usia (lansia) di Jepang hidup bahagia dan tetap beraktivitas seperti biasa. Tradisi di Jepang, anak tertua harus merawat orang tua ketika mereka sudah menjadi lansia. Orang tua hidup dengan anak-anak dan membantu di sekitar rumah.
Hidup bersama anak dan cucu menjadi dorongan psikologis yang cukup bagus untuk sang nenek atau kakek, yang membuat mereka hidup untuk lebih lama dan menikmati waktu mereka dengan keluarga. Para lansia juga terkadang membantu pekerjaan rumah yang berarti mereka diharuskan untuk bergerak dan membuat tubuh mereka tetap aktif.
Ananda Nararya
”Kami mendengar dari keluarganya, kesehatan Momoi memburuk satu atau dua minggu lalu,” ujar pejabat lokal, dilansir AFP. Momoi dinobatkan sebagai pria tertua di dunia oleh Guinness World Records pada Agustus 2014. Saat acara penganugerahan, Momoi tampak sehat dan berwibawa dengan mengenakan setelan hitam, kemeja putih dan dasi perak.
Kepada wartawan, dia pun sempat mengatakan bahwa dia ingin hidup sekitar dua tahun lagi. Momoi lahir di Fukushima pada 5 Februari 1903. Semasa muda, Momoi menjadi kepala sekolah. Saat usia senja, dia masih aktif mengisi hari-harinya dengan membuat kaligrafi dan sesekali bergabung dalam kegiatan rekreasi di rumah jompo tempat dia tinggal. Meski usianya sudah satu abad lebih, Momoi masih selalu tampak sehat dan dapat menjalani kegiatan yang ia suka.
Menurutnya, rahasia umur panjangnya karena selalu mengonsumsi makanan sehat dan tidur malam yang cukup. Yasutaro Koide, warga Jepang lainnya yang lahir sebulan setelah dirinya, kini bakal menjadi penggantinya untuk memegang gelar pria tertua di dunia. Koide merupakan warga Kota Nagoya.
Berdasarkan dokumen Kementerian Kesehatan Jepang, dia lahir pada Maret 1903. Sementara rekor orang tertua di dunia dipegang warga New York, Susannah Mushatt Jones, yang merayakan ulang tahun ke-116 pada Senin (6/7) lalu. Jones tercatat lahir pada 6 Juli 1899. Wanita yang semasa sehatnya bekerja sebagai pembantu rumah tangga ini dikenal dengan panggilan ”T” oleh 100 keponakannya.
Sebelumnya rekor orang tertua di dunia dipegang warga Jepang, Misao Okawa yang meninggal April lalu, setelah merayakan ulang tahunnya ke- 117. Seperti Momoi, rahasia umur panjang Okawa karena dia banyak istirahat, tidak begadang, dan mengonsumsi makanan sehat yang bervariasi. Okawa kerap makan sushi setidaknya sebulan sekali. Namun, sesekali dia juga menikmati semangkuk mi ramen meski dinilai kurang sehat.
Menurut statistik resmi Jepang, Negeri Sakura itu merupakan rumah bagi lebih dari 58.000 orang yang berusia 100 tahun lebih. Sebanyak 87% di antaranya adalah perempuan. Populasi lansia di negara itu diperkirakan akan terus melambung dalam beberapa dekade mendatang. Berdasarkan sensus terbaru Jepang, seperempat dari 126 juta warganya berumur 65 tahun atau lebih.
Proporsinya diperkirakan akan tumbuh sekitar 40% pada pertengahan abad ini. Jepang memiliki harapan hidup lebih lama dibandingkan dengan negara lain. Pria Jepang rata-rata berusia 79 tahun dan wanita Jepang hidup sedikit lebih lama yakni sekitar 86 tahun. Jika menengok masa lalu, yakni setelah Perang Dunia II, Jepang malah menjadi salah satu negara dengan harapan hidup terendah di dunia.
Hal ini menunjukkan faktor umur panjang yang kini banyak dijumpai di Jepang bukan genetika. Menurut Tofugu.com,faktor gaya hidup yang membuat masyarakat Jepang kini berusia panjang. Mulai mengonsumsi makanan yang sehat, seperti memilih daging ikan ketimbang daging merah. Mereka juga memilih makanan mentah karena gizinya masih utuh, tidak terbuang karena proses memasak.
Orang Jepang juga lebih senang makan yang berbahan kedelai, sayuran, dan minuman favorit mereka adalah teh. ”Saya merasa satu cangkir teh akan lebih baik untuk Anda daripada satu cangkir kopi, terutama ketika kita berbicara jumlah yang lebih besar,” ujar warga Jepang, dikutip Tofugu.com.
Menurutnya, teh hijau atau teh Oolong memiliki kandungan antioksidan yang baik untuk memerangi kanker dan bisa membantu memecah minyak dalam sistem pencernaan serta menjaga perut tetap sehat. Salah satu trik orang Jepang untuk mengurangi porsi makannya, yaitu mengganti piring mereka dengan ukuran yang lebih kecil.
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa ukuran piring memiliki korelasi dengan porsi makan. Selain itu, kebiasaan berjalan kaki, naik sepeda, dan menggunakan kereta api untuk bekerja dan bepergian juga menjadi alasan mengapa orang Jepang sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit.
Di Jepang yang merupakan gudangnya produsen automotif, mobil termasuk barang mewah. Karena itu pula, layanan kereta api di sana sangat mengagumkan. Faktor lain yang membuat orang Jepang berusia lebih lama karena para orang lanjut usia (lansia) di Jepang hidup bahagia dan tetap beraktivitas seperti biasa. Tradisi di Jepang, anak tertua harus merawat orang tua ketika mereka sudah menjadi lansia. Orang tua hidup dengan anak-anak dan membantu di sekitar rumah.
Hidup bersama anak dan cucu menjadi dorongan psikologis yang cukup bagus untuk sang nenek atau kakek, yang membuat mereka hidup untuk lebih lama dan menikmati waktu mereka dengan keluarga. Para lansia juga terkadang membantu pekerjaan rumah yang berarti mereka diharuskan untuk bergerak dan membuat tubuh mereka tetap aktif.
Ananda Nararya
(ftr)