Tabrakan Maut di Tol Cipali, 7 Tewas
A
A
A
MAJALENGKA - Kecelakaan maut terjadi di ruas tol Cikopo- Palimanan (Cipali), Jawa Barat, kemarin. Mobil Daihatsu Gran Max E 1720 MF berpenumpang 11 orang menghantam truk pengangkut semen cair di Km 178.
Tujuh orang tewas dan empat lainnya luka parah. Sebagian korban meninggal dalam kondisi hangus terbakar. ”Penyebab kecelakaan sedang kita selidiki. Namun dugaan sementara sopir mobil mengantuk atau kelelahan sehingga tak menguasai kendaraan. Kita kumpulkan keterangan saksi-saksi dulu dan bukti di lapangan” kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Majalengka AKP Rezkhy Satya Dewanto di lokasi kejadian kemarin.
Kecelakaan terjadi sekitar pukul 16.30 WIB. Mobil Gran Max diketahui melaju kencang dari Cikopo arah Palimanan. Di Km 178, Kecamatan Sumberjaya, Majalengka, minibus berniat menyalip kendaraan di depannya dengan mengambil sisi kiri. Nahas, di bahu jalan ada truk molen yang menepi karena mengalami kerusakan.
Dalam posisi kecepatan tinggi, mobil itu tak sanggup menghindar. Tabrakan keras terjadi. Gran Max menghantam belakang truk, terguling dua kali, kemudian terperosok di parit tengah tol. Bersamaan dengan itu muncul kobaran api. Dalam tempo sekejap, api berkobar besar. ”Suara benturan sangat keras. Jelas saya kaget dan langsung melihat ke belakang. Saya melihat enam orang terpental dari mobil ke jalan, sedangkan mobil oleng ke parit,” kata Saprudi, sopir truk molen.
Dia mengaku shock mengetahui peristiwa tersebut. Melihat itu, dirinya berupaya melakukan pertolongan dengan mengambil air karena dalam mobil itu mulai keluar asap. ”Baru saja saya hendak mengambil air, mobil itu sudah langsung terbakar, tiga orang tewas terbakar di dalam mobil tersebut,” tuturnya.
Saprudi menuturkan, sebelum kejadian mobilnya memang mengalami masalah mesin. Karena itu bersama keneknya dia memutuskan menepikan kendaraan dan memperbaiki. ”Tapi malah terjadi kecelakaan ini. Saya kaget, lemas,” katanya. Dari pantauan di lapangan, bemper belakang truk itu sedikit ringsek.
Adapun Gran Max nyaris tak berbentuk. Seluruh bodi mobil juga hangus. Tiga penumpang tewas di lokasi kejadian, adapun tiga lainnya di rumah sakit. ”Korban luka dibawa ke Rumah Sakit Arjawinangun dan RS Mitra Plumbon Cirebon untuk mendapatkan perawatan,” kata Kepala Unit Polisi Jalan Raya Tol Cipali Ditlantas Polda Jabar AKP M Taufik.
Tadi malam, dari 5 korban luka, 1 mengembuskan napas terakhir. Dengan demikian keseluruhan korban tewas mencapai 7 orang. Korban terakhir diidentifikasi bernama Catim. Dia menderita luka bakar sekitar 50% dan mengalami perdarahan hebat di kepala akibat benturan keras. Berdasarkan data sementara di kepolisian, 6 korban tewas sebelumnya adalah Rastono, Nurdi, Uus, Edi, dan Manto. Satu orang lagi belum dikenali. Sementara korban luka adalah Usen, Suhada, Iwan, dan Amin.
Fasilitas Jalan
Kecelakaan Gran Max yang merenggut 7 nyawa kemarin menambah panjang daftar kecelakaan di ruas tol yang baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo ini. Sejak dioperasikan pada 13 Juni lalu, tercatat setidaknya terjadi 12 kali kecelakaan lalu lintas. Sebelum tragedi Gran Max, pada Minggu dini hari (5/7) terjadi kecelakaan antara minibus Isuzu Panther R 8683 BE dengan truk W 9151 UD di Km 151, Majalengka.
Dua orang tewas dan dua lainnya luka berat. Kecelakaan diduga akibat pengemudi minibus mengantuk sehingga kendaraannya oleng dan menabrak truk yang melaju di jalur lambat. AKP M Taufik kembali mengingatkan para pengendara untuk meningkatkan kehatihatian ketika melintas di tol Cipali. Tipikal jalan tol sepanjang 116,75 km itu didominasi trek lurus dan mulus, menyebabkan pengendara cenderung tancap gas.
Dia meminta agar semua pengendara tidak memaksakan diri. ”Selama ini kecelakaan umumnya akibat faktor kelalaian manusia. Mengantuk hingga kurang waspada, ini yang harus dihindari,” katanya. Taufik menegaskan bahwa fasilitas jalan dan rambu sebenarnya sudah mendukung. ”Pengendara harap meningkatkan kewaspadaan. Jika lelah, mengantuk, istirahat di rest area, baru melanjutkan perjalanan,” ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Majalengka Muhamad Jubaedi menilai fasilitas pendukung jalan tol Cipali belum lengkap. Jumlah rambu-rambu lalu lintas terhitung masih minim. ”Benar jalannya bagus dan mulus, sayang rambu-rambu lalu-lintas maupun perlengkapannya belum sempurna,” ujar politikus PKB itu.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar meminta kepada pengelola tol Cipali untuk segera melengkapi infrastruktur pendukung jalan sebelum musim mudik Lebaran 2015. Kelengkapan fasilitas itu sangat penting demi mengantisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas.
”Yang harus ada antara lain rambu kecepatan, rest area, dan papan peringatan di simpang- simpang keluar, khususnya arah ke Indramayu dan Majalengka,” katanya.
Ade nurjanah
Tujuh orang tewas dan empat lainnya luka parah. Sebagian korban meninggal dalam kondisi hangus terbakar. ”Penyebab kecelakaan sedang kita selidiki. Namun dugaan sementara sopir mobil mengantuk atau kelelahan sehingga tak menguasai kendaraan. Kita kumpulkan keterangan saksi-saksi dulu dan bukti di lapangan” kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Majalengka AKP Rezkhy Satya Dewanto di lokasi kejadian kemarin.
Kecelakaan terjadi sekitar pukul 16.30 WIB. Mobil Gran Max diketahui melaju kencang dari Cikopo arah Palimanan. Di Km 178, Kecamatan Sumberjaya, Majalengka, minibus berniat menyalip kendaraan di depannya dengan mengambil sisi kiri. Nahas, di bahu jalan ada truk molen yang menepi karena mengalami kerusakan.
Dalam posisi kecepatan tinggi, mobil itu tak sanggup menghindar. Tabrakan keras terjadi. Gran Max menghantam belakang truk, terguling dua kali, kemudian terperosok di parit tengah tol. Bersamaan dengan itu muncul kobaran api. Dalam tempo sekejap, api berkobar besar. ”Suara benturan sangat keras. Jelas saya kaget dan langsung melihat ke belakang. Saya melihat enam orang terpental dari mobil ke jalan, sedangkan mobil oleng ke parit,” kata Saprudi, sopir truk molen.
Dia mengaku shock mengetahui peristiwa tersebut. Melihat itu, dirinya berupaya melakukan pertolongan dengan mengambil air karena dalam mobil itu mulai keluar asap. ”Baru saja saya hendak mengambil air, mobil itu sudah langsung terbakar, tiga orang tewas terbakar di dalam mobil tersebut,” tuturnya.
Saprudi menuturkan, sebelum kejadian mobilnya memang mengalami masalah mesin. Karena itu bersama keneknya dia memutuskan menepikan kendaraan dan memperbaiki. ”Tapi malah terjadi kecelakaan ini. Saya kaget, lemas,” katanya. Dari pantauan di lapangan, bemper belakang truk itu sedikit ringsek.
Adapun Gran Max nyaris tak berbentuk. Seluruh bodi mobil juga hangus. Tiga penumpang tewas di lokasi kejadian, adapun tiga lainnya di rumah sakit. ”Korban luka dibawa ke Rumah Sakit Arjawinangun dan RS Mitra Plumbon Cirebon untuk mendapatkan perawatan,” kata Kepala Unit Polisi Jalan Raya Tol Cipali Ditlantas Polda Jabar AKP M Taufik.
Tadi malam, dari 5 korban luka, 1 mengembuskan napas terakhir. Dengan demikian keseluruhan korban tewas mencapai 7 orang. Korban terakhir diidentifikasi bernama Catim. Dia menderita luka bakar sekitar 50% dan mengalami perdarahan hebat di kepala akibat benturan keras. Berdasarkan data sementara di kepolisian, 6 korban tewas sebelumnya adalah Rastono, Nurdi, Uus, Edi, dan Manto. Satu orang lagi belum dikenali. Sementara korban luka adalah Usen, Suhada, Iwan, dan Amin.
Fasilitas Jalan
Kecelakaan Gran Max yang merenggut 7 nyawa kemarin menambah panjang daftar kecelakaan di ruas tol yang baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo ini. Sejak dioperasikan pada 13 Juni lalu, tercatat setidaknya terjadi 12 kali kecelakaan lalu lintas. Sebelum tragedi Gran Max, pada Minggu dini hari (5/7) terjadi kecelakaan antara minibus Isuzu Panther R 8683 BE dengan truk W 9151 UD di Km 151, Majalengka.
Dua orang tewas dan dua lainnya luka berat. Kecelakaan diduga akibat pengemudi minibus mengantuk sehingga kendaraannya oleng dan menabrak truk yang melaju di jalur lambat. AKP M Taufik kembali mengingatkan para pengendara untuk meningkatkan kehatihatian ketika melintas di tol Cipali. Tipikal jalan tol sepanjang 116,75 km itu didominasi trek lurus dan mulus, menyebabkan pengendara cenderung tancap gas.
Dia meminta agar semua pengendara tidak memaksakan diri. ”Selama ini kecelakaan umumnya akibat faktor kelalaian manusia. Mengantuk hingga kurang waspada, ini yang harus dihindari,” katanya. Taufik menegaskan bahwa fasilitas jalan dan rambu sebenarnya sudah mendukung. ”Pengendara harap meningkatkan kewaspadaan. Jika lelah, mengantuk, istirahat di rest area, baru melanjutkan perjalanan,” ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Majalengka Muhamad Jubaedi menilai fasilitas pendukung jalan tol Cipali belum lengkap. Jumlah rambu-rambu lalu lintas terhitung masih minim. ”Benar jalannya bagus dan mulus, sayang rambu-rambu lalu-lintas maupun perlengkapannya belum sempurna,” ujar politikus PKB itu.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar meminta kepada pengelola tol Cipali untuk segera melengkapi infrastruktur pendukung jalan sebelum musim mudik Lebaran 2015. Kelengkapan fasilitas itu sangat penting demi mengantisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas.
”Yang harus ada antara lain rambu kecepatan, rest area, dan papan peringatan di simpang- simpang keluar, khususnya arah ke Indramayu dan Majalengka,” katanya.
Ade nurjanah
(ftr)