Kereta Terperosok ke Sungai, 19 Tewas

Sabtu, 04 Juli 2015 - 12:37 WIB
Kereta Terperosok ke Sungai, 19 Tewas
Kereta Terperosok ke Sungai, 19 Tewas
A A A
GUJRANWALA - Sedikitnya 19 orang tewas, empat di antaranya anggota Angkatan Bersenjata Pakistan, dalam kecelakaan kereta api di dekat wilayah Jamke Chatha, Gujranwala, Pakistan, Kamis (2/7) malam.

Tiga gerbong kereta api paling depan tersungkur ke dalam Sungai Chennab, sedangkan satu gerbong lainnya anjlok. Kecelakaan itu terjadi akibat jembatan rel kereta api roboh. Bagian Pelayanan Publik (ISPR) menyatakan 14 jenazah berhasil dievakuasi Kamis, dan lima jenazah kemarin. Kereta api itu hanya terdiri atas empat gerbong yang mengangkut anggota militer.

Salah satu militer senior Pakistan masuk dalam daftar korban tewas yakni Letnan Kolonel Amir Jadoon beserta istri dan dua anaknya. Korban tewas lainnya adalah Mayor Abid, Kapten Kashif, Letnan Abbas, Sepoy Sultan, Sepoy Dhani Baksh, Sepoy Saleem, dan Sepoy Arshad. Berdasarkan pernyataan pemerintah Pakistan, sekitar 85 penumpang berhasil dievakuasi dan dirawat di Rumah Sakit Militer Gabungan (Combined Military Hospital/CMH) di Gujranwala.

Tim pencarian dan penyematan masih mencari korban hilang. Sampai kemarin, nasib sekitar 196 penumpang lainnya masih belum diketahui. Kereta api itu dilaporkan meluncur menuju Kota Kharian, Distrik Gujrat, Provinsi Punjab dari Pano Aqil, Distrik Sukkur, Provinsi Sindh. Para penumpang kereta yang kebanyakan dari Angkatan Bersenjata Pakistan dilaporkan akan melakukan latihan militer.

Korban yang selamat akhirnya membatalkan rencana itu. Penyebab kecelakaan masih belum diketahui. Polisi masih menyelidiki terkait insiden tersebut. Namun, Menteri Perkeretaapian Pakistan Khawaja Saad Rafique mengatakan penyebab kecelakaan ini kemungkinan disengaja. ”Sebab anjloknya kereta api biasanya tidak terjadi seperti ini,” kata Rafique, dikutip Geo.tv .

Karena itu, Rafique menduga kecelakaan ini berkaitan erat dengan sabotase. ”Bisa jadi karena adanya ledakan atau ada seseorang yang mencoba mencopot sendi logam yang menggabungkan dua ujung rel,” ujar Rafique. Sementara itu, pejabat senior Kementerian Kereta Api Bilal Sarwar menolak untuk memperkuat spekulasi Rafique.

”Kami tidak bisa mengatakan apa pun untuk saat ini. Kejadian ini belum tentu sabotase,” tandas Sarwar. Menurut Sarwar, saat ini pihaknya masih fokus pada operasi pencarian dan penyelamatan. Selain mengangkat bangkai gerbong dengan alat derek, air menuju kanal tersebut juga ditutup untuk mempermudah evakuasi. Pemerintah juga meluncurkan kereta api yang membawa perlengkapan medis, mekanik, dan staf teknisi.

Upaya evakuasi dilakukan tim gabungan antara tentara, tim pencarian dan penyelamatan, serta warga lokal. Sebagian dari mereka membawa pemotong besi dan alat berat lain untuk bisa masuk dalam gerbong. Beberapa televisi lokal melaporkan jembatan itu sangat berbahaya karena sebagian besar dibangun sekitar 100 tahun lalu oleh Inggris Raya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Relasi Publik Kereta Api Abdul Rauf Tahir membantah informasi itu mengingat kondisi jembatan. Menurutnya, jembatan yang dilintasi masih dalam keadaan baik dan kokoh. Menurut Tahir, semua jembatan kereta api, termasuk di jembatan yang terjadi kecelakaan, sudah diperiksa dan lolos uji pada Januari.

Hal ini dibuktikan dengan adanya kereta api yang melintas hanya berselang 90 menit sebelum kecelakaan, saat pulang-pergi dari Rawalpindi- Karachi-Rawalpindi. Padahal, kereta tersebut melaju dengan kecepatan penuh. Penyelidikan kecelakaan ini tidak hanya melibatkan polisi dan tenaga ahli bangunan, tetapi juga agen intelijen. Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif turut berdukacita dalam insiden itu.

Dia meminta pemerintah Punjab melengkapi semua keperluan korban selamat. ”Korban terluka harus mendapatkan fasilitas terbaik,” kata Sharif, dilansir Pakistan Today. Tentara Pakistan juga melakukan salat jenazah di Pangkalan Udara Gujranwala.

Muh Shamil
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5911 seconds (0.1#10.140)