Longsor Dahsyat Hantam India
A
A
A
DARJEELING - Sedikitnya 30 orang dilaporkan tewas akibat tanah longsor di wilayah perkebunan teh terkenal di Darjeeling, Bengal Barat, India, kemarin. Para korban terperangkap di bawah gundukan lumpur dan puingpuing rumah.
Tim penyelamat terus berusaha menggali lumpur untuk mencari korban lain yang diduga masih tertimbun. Sayangnya, proses penggalian dan pembersihan puing hanya bisa dilakukan menggunakan tangan kosong dan peralatan seadanya karena alat berat tidak dapat mencapai daerah terpencil.
”Tim penyelamat menemukan 17 jenazah di Mirik, 11 di Kalimpong, dan dua mayat di dekat Kota Darjeeling. Sebanyak 2.000 orang sudah dievakuasi ke tempat aman,” sebut Amit P Javalgi, Inspektur Polisi wilayah Darjeeling, dilansir AFP, kemarin. Javalgi menambahkan, masih ada 15 warga Kalimpong atau lebih yang hilang. Kronologis kejadian berawal saat lumpur dan air meluncur menuruni bukit di kota wisata Mirik dan bukit Kalimpong Utara setelah diguyur hujan deras.
”Kami mendapat laporan, lebih dari 100 rumah hanyut di dua kota ini dan banyak orang dievakuasi dari daerah tersebut. Aliran lumpur dan air merobohkan segala sesuatu di sepanjang jalan wilayah Mirik dan Kalimpong,” katanya. Dia juga meyakinkan penjaga perbatasan sudah dikerahkan untuk membantu upaya penyelamatan meski hujan deras terus mengguyur. Longsor ini memicu kerusakan parah jalan yang menjadi akses masuk menuju Darjeeling dan wilayah tetangga Sikkim.
Peringatan bahaya juga dikeluarkan untuk wilayah berdekatan, Jalpaiguri agar tetap waspada terhadap banjir. ”Jalan rusak di beberapa tempat. Kami terus berusaha bergerak dengan mengeluarkan peralatan ke daerahdaerah. Kami juga mencari bantuan militer untuk memulihkan konektivitas jalan yang terputus di wilayah ini,” kata Anurag Srivastava, hakim wilayah Darjeeling, kepada Hindustan Times .
Peringatan juga dikeluarkan di wilayah Jalpaiguri, Bengal Barat. Setelah hujan deras terus- menerus, Sungai Teesta meluap. Air di Bendungan Teesta meningkat. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Pemerintah daerah mulai melakukan evakuasi di daerah sekitar sungai. Namun, operasi penyelamatan yang dilakukan Angkatan Bersenjata Perbatasan dan polisi negara bagian di Mirik, Kalimpong dan Sukhiapokhari, Darjeeling terganggu hujan deras.
Menteri Pembangunan Benggala Utara Gautam Deb mengatakan, pihaknya terus berusaha menjangkau daerahdaerah yang terkena dampak terburuk meski hujan deras terus menghadang. Hujan juga mengakibatkan jalanan dan sambungan telepon terputus. Kondisi ini semakin menyulitkan akses penyelamatan. Sementara itu, Menteri Pembangunan Bengal Utara Gautam Deb mengatakan, pihaknya memprioritaskan penyelamatan warga dan memberikan bantuan medis.
”Tantangan terbesar kami adalah melewati daerah yang kondisinya buruk di tengah hujan yang terus-menerus mengguyur,” katanya. Sebuah foto menunjukkan jembatan kecil hancur dan hanyut terbawa arus. Kondisi ini menyebabkan para wisatawan terdampar dan sulit untuk dievakuasi. Bencana ini menyebabkan pariwisata di Darjeeling untuk sementara dihentikan. Tempat wisata yang ikut ditutup yakni Merry Villa. Empat perjalanan menyenangkan dengan kereta api antara Darjeeling dan Ghoom harus dibatalkan.
Sementara perjalanan dari Kurseong hanya sampai Ghoom. ”Kami harus menghentikan layanan karena puing-puing telah memblokir jalur di Merry Villa. Mungkin butuh waktu setidaknya dua hari sebelum kami dapat melanjutkan layanan normal setelah puing dibersihkan,” kata S Sekhar, asisten insinyur Himalayan Railway Darjeeling, dilansir India Times. Antrean kendaraan tampak padat baik yang ingin masuk maupun meninggalkan Kota Darjeeling.
”Buldoser masih memenuhi sebagian besar ruas jalan. Kita juga perlu memotong beberapa pohon yang roboh ke jalan,” jelas Santosh Tamang, asisten insinyur lain. Wilayah Darjeeling merupakan objek wisata yang dikenal dengan perkebunan teh hijau yang subur dengan luas mencapai 600 km di sebelah utara Kolkata. Banjir dan tanah longsor melanda Asia Selatan setiap tahun selama musim hujan. Di negara bagian barat Gujarat, banjir yang disebabkan hujan tahunan pekan lalu menewaskan sedikitnya 55 orang tewas.
Perdana Menteri India Narendra Modi menyatakan rasa duka mendalam akibat peristiwa longsor yang memakan korban jiwa ini. ”Kami akan memberikan kompensasi sebesar 2 Rs Lakh (setara Rp41 juta) untuk masing-masing keluarga korban,” ujar Modi, dikutip Indian Express . Dia juga mengarahkan agar Menteri Urusan Perumahan Kiren Rijiju pergi ke lokasi kejadian untuk mengetahui situasi.
Ketua Menteri Benggala Barat Mamata Banerjee juga akan memberikan kompensasi sebesar 1,25 Rs Lakh (sekitar Rp26 juta) kepada mereka yang mengalami luka-luka longsor. Kompensasi lainnya senilai 4 Rs Lakh (Rp83 juta) akan diberikan kepada keluarga yang meninggal.
Ananda nararya
Tim penyelamat terus berusaha menggali lumpur untuk mencari korban lain yang diduga masih tertimbun. Sayangnya, proses penggalian dan pembersihan puing hanya bisa dilakukan menggunakan tangan kosong dan peralatan seadanya karena alat berat tidak dapat mencapai daerah terpencil.
”Tim penyelamat menemukan 17 jenazah di Mirik, 11 di Kalimpong, dan dua mayat di dekat Kota Darjeeling. Sebanyak 2.000 orang sudah dievakuasi ke tempat aman,” sebut Amit P Javalgi, Inspektur Polisi wilayah Darjeeling, dilansir AFP, kemarin. Javalgi menambahkan, masih ada 15 warga Kalimpong atau lebih yang hilang. Kronologis kejadian berawal saat lumpur dan air meluncur menuruni bukit di kota wisata Mirik dan bukit Kalimpong Utara setelah diguyur hujan deras.
”Kami mendapat laporan, lebih dari 100 rumah hanyut di dua kota ini dan banyak orang dievakuasi dari daerah tersebut. Aliran lumpur dan air merobohkan segala sesuatu di sepanjang jalan wilayah Mirik dan Kalimpong,” katanya. Dia juga meyakinkan penjaga perbatasan sudah dikerahkan untuk membantu upaya penyelamatan meski hujan deras terus mengguyur. Longsor ini memicu kerusakan parah jalan yang menjadi akses masuk menuju Darjeeling dan wilayah tetangga Sikkim.
Peringatan bahaya juga dikeluarkan untuk wilayah berdekatan, Jalpaiguri agar tetap waspada terhadap banjir. ”Jalan rusak di beberapa tempat. Kami terus berusaha bergerak dengan mengeluarkan peralatan ke daerahdaerah. Kami juga mencari bantuan militer untuk memulihkan konektivitas jalan yang terputus di wilayah ini,” kata Anurag Srivastava, hakim wilayah Darjeeling, kepada Hindustan Times .
Peringatan juga dikeluarkan di wilayah Jalpaiguri, Bengal Barat. Setelah hujan deras terus- menerus, Sungai Teesta meluap. Air di Bendungan Teesta meningkat. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Pemerintah daerah mulai melakukan evakuasi di daerah sekitar sungai. Namun, operasi penyelamatan yang dilakukan Angkatan Bersenjata Perbatasan dan polisi negara bagian di Mirik, Kalimpong dan Sukhiapokhari, Darjeeling terganggu hujan deras.
Menteri Pembangunan Benggala Utara Gautam Deb mengatakan, pihaknya terus berusaha menjangkau daerahdaerah yang terkena dampak terburuk meski hujan deras terus menghadang. Hujan juga mengakibatkan jalanan dan sambungan telepon terputus. Kondisi ini semakin menyulitkan akses penyelamatan. Sementara itu, Menteri Pembangunan Bengal Utara Gautam Deb mengatakan, pihaknya memprioritaskan penyelamatan warga dan memberikan bantuan medis.
”Tantangan terbesar kami adalah melewati daerah yang kondisinya buruk di tengah hujan yang terus-menerus mengguyur,” katanya. Sebuah foto menunjukkan jembatan kecil hancur dan hanyut terbawa arus. Kondisi ini menyebabkan para wisatawan terdampar dan sulit untuk dievakuasi. Bencana ini menyebabkan pariwisata di Darjeeling untuk sementara dihentikan. Tempat wisata yang ikut ditutup yakni Merry Villa. Empat perjalanan menyenangkan dengan kereta api antara Darjeeling dan Ghoom harus dibatalkan.
Sementara perjalanan dari Kurseong hanya sampai Ghoom. ”Kami harus menghentikan layanan karena puing-puing telah memblokir jalur di Merry Villa. Mungkin butuh waktu setidaknya dua hari sebelum kami dapat melanjutkan layanan normal setelah puing dibersihkan,” kata S Sekhar, asisten insinyur Himalayan Railway Darjeeling, dilansir India Times. Antrean kendaraan tampak padat baik yang ingin masuk maupun meninggalkan Kota Darjeeling.
”Buldoser masih memenuhi sebagian besar ruas jalan. Kita juga perlu memotong beberapa pohon yang roboh ke jalan,” jelas Santosh Tamang, asisten insinyur lain. Wilayah Darjeeling merupakan objek wisata yang dikenal dengan perkebunan teh hijau yang subur dengan luas mencapai 600 km di sebelah utara Kolkata. Banjir dan tanah longsor melanda Asia Selatan setiap tahun selama musim hujan. Di negara bagian barat Gujarat, banjir yang disebabkan hujan tahunan pekan lalu menewaskan sedikitnya 55 orang tewas.
Perdana Menteri India Narendra Modi menyatakan rasa duka mendalam akibat peristiwa longsor yang memakan korban jiwa ini. ”Kami akan memberikan kompensasi sebesar 2 Rs Lakh (setara Rp41 juta) untuk masing-masing keluarga korban,” ujar Modi, dikutip Indian Express . Dia juga mengarahkan agar Menteri Urusan Perumahan Kiren Rijiju pergi ke lokasi kejadian untuk mengetahui situasi.
Ketua Menteri Benggala Barat Mamata Banerjee juga akan memberikan kompensasi sebesar 1,25 Rs Lakh (sekitar Rp26 juta) kepada mereka yang mengalami luka-luka longsor. Kompensasi lainnya senilai 4 Rs Lakh (Rp83 juta) akan diberikan kepada keluarga yang meninggal.
Ananda nararya
(ars)