Warga Padati Kolam Renang , Jam Pelajaran Sekolah Dipersingkat

Kamis, 02 Juli 2015 - 09:19 WIB
Warga Padati Kolam Renang , Jam Pelajaran Sekolah Dipersingkat
Warga Padati Kolam Renang , Jam Pelajaran Sekolah Dipersingkat
A A A
Gelombang panas melanda Eropa barat kemarin menyebabkan jutaan orang memilih tinggal di rumah dan mengurangi intensitas aktivitas di luar.

Temperatur cuaca di sana mencapai 40 derajat Celsius. Es krim diburu dan kolam renang umum dipadati warga dari Spanyol hingga Prancis. Sekitar setengah juta rumah di Prancis barat tanpa aliran listrik pada Selasa malam (30/5) lalu mengakibatkan jutaan orang harus mengalami kepanasan luar biasa karena mesin pendingin ruangan tak berjalan. Pemadaman juga terjadi di wilayah Vannes barat pada kemarin mengakibatkan 100.000 tanpa aliran listrik. Banyak pekerja konstruksi juga memilih menghentikan aktivitasnya karena cuaca yang tak bersahabat.

”Dalam keadaan cuaca saat ini kami tidak dapat bertahan di atap. Cuaca sangat panas,” kata Laurent Floux, seorang pekerja pembersih atap di Paris, kepada AFP . Ribuan sekolah di berbagai negara di Eropa juga memperpendek jam pelajaran untuk menghindari dampak buruk cuaca panas. Sementara itu, di London tengah masyarakat memenuhi kolam renang untuk mendinginkan tubuh. Banyak orang tua yang mengajak anakanaknya untuk bermain di kolam renang.

Dewan Muslim Inggris juga memperingatkan umat Islam yang berpuasa agar menjaga kesehatan. Temperatur panas hingga mencapai 40 derajat Celsius menjadi situasi terpanas di Inggris dalam sembilan tahun terakhir. Pemerintah Inggris menerapkan situasi kesehatan berada pada tingkat tiga atau satu tingkat di bawah keadaan darurat nasional. Mereka mengingatkan warganya yang mempunyai penyakit pernafasan, para lansia dan anakanak kecil untuk menghindari panas matahari.

”Suhu dalam bus di London lebih panas dari oven piza dan para penumpang meleleh,” kata Cipriali Zsraga, 23, seorang bartender asal Italia, dikutip Daily Mail . Mengenai korban tewas akibat gelombang panas dilaporkan terjadi wilayah Cumbria di mana seorang ayah tewas ketika hendak menyelamatkan putrinya yang berenang di sungai. Pada Selasa (30/6), di waduk Walton, Tattingstone, Suffolk, Inggris, polisi mengonfirmasi telah ditemukan seorang pria tewas akibat panas terik matahari.

Pembawa acara ramalan cuaca Meteo Group, John Griffiths, mengatakan, Inggris terkena hawa panas yang datang dari Spanyol dengan temperatur mencapai 44 derajat Celsius dan berembus ke arah utara, masuk wilayah Inggris. ”Kami menghimbau warga untuk berhati-hati saat panas. Ada kesempatan kulit Anda terbakar!” ungkap Griffiths.

Sebelumnya, gelombang panas pada 2003 menyebabkan 70.000 kematian di Eropa, sebagian besar adalah orang tua, orang sakit, dan balita. Situasi panas memicu serangan jantung bagi orang-orang. ”Balita yang menghasilkan panas metabolisme menyebabkan dehidrasi,” kata Badan Kesehatan Nasional Inggris.

Arvin
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7329 seconds (0.1#10.140)