Melangkah Menjadi Bank Premium Kelas Dunia
A
A
A
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) tengah mempersiapkan diri untuk memaksimalkan potensi persaingan terkini perbankan dunia. Perseroan melihat tren bank skala global terus merambah kawasan Asia.
Ini otomatis membuat Indonesia sebagai salah satu pasar potensial. Karena itu, masuk akal jika perbankan Indonesia juga melirik potensi pasar di kawasan Asia. Salah satu langkah awalnya adalah memaksimalkan pasar yang terbukti prospektif, yaitu Jepang. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 2014 menunjukkan Jepang merupakan penyumbang investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/ FDI) terbesar kedua setelah Singapura.
Ini makin menunjukkan komitmen Negeri Sakura yang sangat serius berinvestasi di Indonesia. Makin banyaknya FDI asal Jepang memberikan peluang besar bagi sektor perbankan Indonesia untuk menggarap bisnis perusahaan negeri sakura tersebut di Indonesia. Sampai saat ini diperkirakan 1.500 perusahaan Jepang telah berinvestasi di Indonesia dengan nilai investasi mencapai USD7 miliar (2014).
Dengan potensi tersebut, BNI melihat ada peluang pasar yang bisa digarap. Namun, hal ini dibarengi tantangan terutama untuk kebutuhan solusi dan layanan perbankan. Konsep bisnis Jepang yang bersifat business referral diharapkan sehingga harapannya referraldari Japan Regional Banks (JRB) dapat digarap secara lebih maksimal sekaligus memberikan kontribusi bisnis bagi kedua pihak.
Sebagai catatan, sejak 2013 BNI telah menjalin kerja sama strategis dengan 53 JRB atau semacam badan pembangunan daerah (BPD) di Indonesia. BNI pun telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mengoptimalkan peluang bisnis yang terkait dengan investor Jepang tersebut. Pertama, dari aspek keunggulan komparatif yang strategis. BNI merupakan satu-satunya bank di Indonesia yang memiliki kantor cabang di Tokyo dengan status full branchyang telah berdiri sejak 1968.
Juga mempunyai jaringan luas di kalangan perbankan dan pebisnis Jepang serta telah lama melayani nasabah Jepang. Kedua, aspek keunggulan kompetitif yang strategis. Dalam meningkatkan keunggulan kompetitifnya, BNI harus terus melakukan kustomisasi produk dan jasa yang bersifattailor made, disesuaikan kebutuhan pebisnis Jepang.
Peluang BNI memperbesar potensi pebisnis Jepang kian terbuka lantaran bank ini juga telah bekerja sama dengan Japan Credit Bureau (JCB) untuk menerbitkan kartu kredit JCB yang penggunaannya sangat populer di kalangan pebisnis Jepang baik di Indonesia dan Jepang. Layanan khusus ini didukung oleh keberadaan 1.700 gerai dan 14.000 ATM yang tersebar di seluruh Indonesia. Ketiga, aspek keunggulan kooperatif yang strategis.
Keunggulan ini dilakukan dengan cara membangun aliansi strategis melalui kerja sama kesepahaman (MoU) dengan 53 JRB. Melalui kerja sama ini, BNI ingin menggarap nasabah-nasabah JRB di Indonesia yang saat ini berjumlah 1.000 perusahaan atau 70% dari total perusahaan Jepang di Indonesia. Tidak hanya potensi dari Jepang yang akan dimaksimalkan dari bisnis luar negeri BNI, juga bisnis pengiriman uang dari luar negeri atau remittance.
BNI Smart Remittance melayani kiriman uang dari luar negeri baik ke rekening BNI, rekening bank lain, ataupun yang diambil tunai di cabang BNI, Kantor POS, Pegadaian, Alfamart, dan mitra lain yang telah bekerja sama dengan BNI. Layanan kiriman uang tunai itu disebut BNI Wesel PIN. Upaya BNI untuk terus melakukan perbaikan layanan tidak hanya diperhatikan dari segi kuantitas, tetapi kualitas layanan juga ikut diperhatikan. Peningkatan kualitas layanan front-liner, simplifikasi proses dan prosedur transaksi, serta penerapan standardisasi baik untuk tampilan outletmaupun ATM membuat servicelevel BNI mengalami peningkatan yang cukup tajam.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh pihak independen Marketing Research Indonesia (MRI) pada 2008, servicelevel BNI berada di peringkat 8 dan melejit pada peringkat 2 pada 2013 dan terus dipertahankan pada 2014 dan 2015, serta ditetapkan menjadi terbaik pada layanan walk in-channel.
Hafid fuad
Ini otomatis membuat Indonesia sebagai salah satu pasar potensial. Karena itu, masuk akal jika perbankan Indonesia juga melirik potensi pasar di kawasan Asia. Salah satu langkah awalnya adalah memaksimalkan pasar yang terbukti prospektif, yaitu Jepang. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 2014 menunjukkan Jepang merupakan penyumbang investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/ FDI) terbesar kedua setelah Singapura.
Ini makin menunjukkan komitmen Negeri Sakura yang sangat serius berinvestasi di Indonesia. Makin banyaknya FDI asal Jepang memberikan peluang besar bagi sektor perbankan Indonesia untuk menggarap bisnis perusahaan negeri sakura tersebut di Indonesia. Sampai saat ini diperkirakan 1.500 perusahaan Jepang telah berinvestasi di Indonesia dengan nilai investasi mencapai USD7 miliar (2014).
Dengan potensi tersebut, BNI melihat ada peluang pasar yang bisa digarap. Namun, hal ini dibarengi tantangan terutama untuk kebutuhan solusi dan layanan perbankan. Konsep bisnis Jepang yang bersifat business referral diharapkan sehingga harapannya referraldari Japan Regional Banks (JRB) dapat digarap secara lebih maksimal sekaligus memberikan kontribusi bisnis bagi kedua pihak.
Sebagai catatan, sejak 2013 BNI telah menjalin kerja sama strategis dengan 53 JRB atau semacam badan pembangunan daerah (BPD) di Indonesia. BNI pun telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mengoptimalkan peluang bisnis yang terkait dengan investor Jepang tersebut. Pertama, dari aspek keunggulan komparatif yang strategis. BNI merupakan satu-satunya bank di Indonesia yang memiliki kantor cabang di Tokyo dengan status full branchyang telah berdiri sejak 1968.
Juga mempunyai jaringan luas di kalangan perbankan dan pebisnis Jepang serta telah lama melayani nasabah Jepang. Kedua, aspek keunggulan kompetitif yang strategis. Dalam meningkatkan keunggulan kompetitifnya, BNI harus terus melakukan kustomisasi produk dan jasa yang bersifattailor made, disesuaikan kebutuhan pebisnis Jepang.
Peluang BNI memperbesar potensi pebisnis Jepang kian terbuka lantaran bank ini juga telah bekerja sama dengan Japan Credit Bureau (JCB) untuk menerbitkan kartu kredit JCB yang penggunaannya sangat populer di kalangan pebisnis Jepang baik di Indonesia dan Jepang. Layanan khusus ini didukung oleh keberadaan 1.700 gerai dan 14.000 ATM yang tersebar di seluruh Indonesia. Ketiga, aspek keunggulan kooperatif yang strategis.
Keunggulan ini dilakukan dengan cara membangun aliansi strategis melalui kerja sama kesepahaman (MoU) dengan 53 JRB. Melalui kerja sama ini, BNI ingin menggarap nasabah-nasabah JRB di Indonesia yang saat ini berjumlah 1.000 perusahaan atau 70% dari total perusahaan Jepang di Indonesia. Tidak hanya potensi dari Jepang yang akan dimaksimalkan dari bisnis luar negeri BNI, juga bisnis pengiriman uang dari luar negeri atau remittance.
BNI Smart Remittance melayani kiriman uang dari luar negeri baik ke rekening BNI, rekening bank lain, ataupun yang diambil tunai di cabang BNI, Kantor POS, Pegadaian, Alfamart, dan mitra lain yang telah bekerja sama dengan BNI. Layanan kiriman uang tunai itu disebut BNI Wesel PIN. Upaya BNI untuk terus melakukan perbaikan layanan tidak hanya diperhatikan dari segi kuantitas, tetapi kualitas layanan juga ikut diperhatikan. Peningkatan kualitas layanan front-liner, simplifikasi proses dan prosedur transaksi, serta penerapan standardisasi baik untuk tampilan outletmaupun ATM membuat servicelevel BNI mengalami peningkatan yang cukup tajam.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh pihak independen Marketing Research Indonesia (MRI) pada 2008, servicelevel BNI berada di peringkat 8 dan melejit pada peringkat 2 pada 2013 dan terus dipertahankan pada 2014 dan 2015, serta ditetapkan menjadi terbaik pada layanan walk in-channel.
Hafid fuad
(ars)