Dosen Siap Hadapi MEA

Senin, 29 Juni 2015 - 11:25 WIB
Dosen Siap Hadapi MEA
Dosen Siap Hadapi MEA
A A A
Jika para dosen tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan metode atau teknologi pendidikan yang berubah cepat, maka yang terancam bukan hanya masa depan para lulusannya, tetapi juga eksistensi serta masa depan perguruan tinggi tersebut.

Artinya, dosen dituntut terus meningkatkan kemampuan ilmiah dan kepribadiannya melalui berbagai upaya yang mungkin dilakukan. Dosen ilmu komunikasi dari Universitas Indonesia (UI), Pinckey Triputra, mengatakan, dilihat dari keilmuan, sebenarnya kualitas dosen Indonesia tidak kalah dengan dosen dari negara-negara di Asia Tenggara, khususnya Thailand, Singapura dan Malaysia.

”Kualitas dosen-dosen kita tidak kalah. Tapi, mungkin wawasannya perlu diperluas lagi ke skala internasional,” ucapnya saat dihubungi KORAN SINDO. Pada saat ini, sebagian dari dosendosen di Indonesia berkecenderungan memiliki wawasan yang berorientasi nasional. Padahal, jika ingin bisa bersaing dengan negara lain, dosendosen di dalam negeri harus mulai berpikir untuk go international.

Di antaranya dengan memasukkan karya ilmiah ke sejumlah jurnal ilmiah internasional yang diakui dunia. Menurut Ketua Departemen Ilmu Komunikasi UI ini, kondisi tersebut tidak terlepas dari masih minimnya jaringan internasional yang dimiliki sebagian dosen. Tidak mengherankan jika mereka cenderung kesulitan ketika hendak memublikasikan karya ilmiah yang telah dilakukan.

Akibatnya, karya ilmiah yang dimiliki hanya dipublikasikan di jurnal ilmiah dalam negeri atau bahkan internal perguruan tinggi. Padahal, semakin banyak karya ilmiah yang masuk ke dalam jurnal ilmiah internasional, bisa menjadi indikator untuk memenuhi standar kualitas dosen. Hal itulah yang membuat sejumlah dosen dari Thailand, Singapura, dan Malaysia cenderung berlomba- lomba memasukkan karya ilmiah mereka di jurnal ilmiah internasional.

Semakin dekatnya pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) membuat sejumlah dosen memaksakan diri untuk terus menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas. Sekaligus memperluas jaringan yang dimilikinya melalui forum internasional. Misalnya melalui forum ASEAN University Network (AUN). ”Forum ini akan mendorong kualitas mahasiswa dan dosen. Ada akreditasinya juga,” papar Pinckey. Menjelang era MEA, dosen harus terus mengasah dan meningkatkan kualitasnya.

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan. Di antaranya dengan mengikuti berbagai seminar maupun workshop yang dilakukan institusi pendidikan di dalam dan luar negeri. ”Peran dosen sangat vital bagi kualitas lulusan,” ucap Sularno, dosen pada Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Bagaimanapun, meningkatkan kualitas bukanlah hal mudah.

Terkadang apa yang diperoleh dari seminar maupun workshop masih harus disesuaikan dengan situasi serta kondisi di masing-masing perguruan tinggi. Di situlah diperlukan kreativitas dari dosen untuk menyesuaikan keilmuan yang dimiliki. Kreativitas dosen dalam aktivitas belajar-mengajar sangatlah diperlukan. Hal ini akan mempengaruhi output lulusan. Itulah mengapa, pengembangan dosen menjadi salah satu program perguruan tinggi yang menjadi prioritas. Pengembangan profesionalisme dosen ini sangat penting untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi di Indonesia.

Menurut Wakil Rektor III UMJ itu, meningkatkan kualitas dosen juga dilakukan dengan cara komunikasi yang baik melalui forum Universitas Muhammadiyah. Pada saat ini jumlah perguruan tinggi yang berada dalam naungan Muhammadiyah sekitar 190 perguruan tinggi. Hampir dalam setiap pertemuan selalu ada tukar-menukar informasi mengenai cara pembelajaran yang efektif dan efisien.

Dengan usaha yang sungguhsungguh dari perguruan tinggi untuk mengembangkan profesionalisme para dosen diharapkan tercipta tenaga pengajar yang mampu menjalankan tugasnya secara profesional, yaitu mencetak ilmuwan dan tenaga ahli di berbagai bidang. Mencerdaskan kehidupan bangsa dalam arti yang seluasluasnya, serta mengembangkan pribadi- pribadi manusia Indonesia seutuhnya.

Persoalan yang dihadapi dosen untuk meningkatkankualitasnya telahmenjadi problem nasional. Dosen Fakultas TarbiyahdanKeguruanUINRadenFatah Palembang, Afriantoni, mengatakan, ada baiknya peran dosen ditempatkan dalam posisi yang lebih profesional sebagai badan penyelenggara pendidikan. Selain itu, sudah saatnya ekspansi eksternal dikurangi dengan penyederhanaan aturan dalam pengelolaan pendidikan tinggi agar lebih adaptif dengan lingkungan dan tantangan yang dihadapi.

Kendati begitu, dosen harus berusaha melakukan peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian, dan moral sehingga masyarakat mampu menghadapi persaingan bebas sekaligus bermartabat di mata masyarakat dunia. ”Peningkatan kapasitas dan kualitas tenaga pengajar adalah sebuah keharusan yang dapat mendukungtumbuhkembanganakagar lebih percaya diri dan bersemangat,” ucap kandidat doktor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu.

Hermansah
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4668 seconds (0.1#10.140)