Awas, Macet Parah di Pintu Keluar Tol Pejagan
A
A
A
BREBES - Peringatan bagi pengendara yang hendak melewati tol Cikopo-Palimanan (Cipali) pada arus mudik 2015. Selain rawan kecelakaan lalu lintas, pengendara bakal dihadapkan pada tantangan kemacetan parah di pintu keluar tol.
Penumpukan kendaraan diperkirakan berpusat di kawasan Pejagan, Brebes, Jawa Tengah. Persoalan bisa jadi bertambah karena jalur alternatif untuk memecah kemacetan belum ideal. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Brebes Mayang Sri Herbimo memprediksi arus kendaraan bakal melonjak seiring pengoperasian tol Cipali.
Jalan bebas hambatan akan jadi magnet karena dapat memperingkas waktu tempuh 1,5-2 jam dibandingkan lewat pantura. Namun, sebagai dampaknya, titik kemacetan kemungkinan akan bergeser dari Jawa Barat ke Jawa Tengah. ”Kesemrawutan nanti di exit tol Pejagan. Ini yang kita antisipasi,” ujar Mayang kemarin.
Selain peningkatan jumlah kendaraan, kemacetan diperkirakan karena kendaraan yang keluar dari tol dan menuju jalur pantai utara (pantura) akan melalui perlintasan kereta api. Dia menuturkan, langkah antisipasi itu antara lain berupa rekayasa lalu lintas. Selain diarahkan ke pantura, kendaraan pemudik akan dialihkan ke jalur tengah melalui Dermoleng-Ketanggungan.
Di Dermoleng, kendaraan yang hendak ke jalur pantura bisa melalui Sitanggal-Jatibarang- Slawi. Adapun yang menuju jalur selatan melalui Songgom- Tonjong-Bumiayu. ”Jika jalur tengah juga crowded, kendaraan dari exit tol Pejagan diarahkan masuk tol Pejagan-Pemalang yang saat ini terus dikebut perbaikannya,” papar Mayang. Dia menambahkan, secara keseluruhan terdapat 10 jalur alternatif yang disiapkan untuk mengurai kemacetan di kawasan Brebes.
”Memang kondisi jalan di jalur-jalur tersebut ada yang baik dan rusak, belum ideal. Karena itu, (jalur alternatif) ini bersifat insidental,” katanya. Kepala Korlantas Polri Irjen Pol Condro Kirono menuturkan, Mabes Polri memberikan perhatian penuh pada area pintu keluar tol Pejagan. Selain penyiapan rekayasa lalu lintas, Polri siap mengerahkan 861 personel yang akan bertugas memperlancar arus kendaraan.
Condro mengimbau para pemudik untuk mempersiapkan waktu mudik dengan tepat serta membekali diri dengan pemahaman tentang rute-rute alternatif. Dengan demikian diharapkan mereka dapat mudik dengan lancar dan nyaman. Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jawa Tengah Kombes Benyamin mengingatkan, selain exit t ol Pejagan, titik kemacetan lain yang diwaspadai selama arus mudik dan balik Lebaran adalah Jalan KH Mansyur, Kota Pekalongan. Sebab di ruas jalan tengah kota itu terdapat perlintasan kereta api.
Beroperasi Penuh
Setelah digratiskan selama hampir dua pekan, tol Cipali resmi menerapkan tarif mulai dini hari pukul 00.00 WIB kemarin. Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 323/ KPTS/M/2015 besaran tarif adalah sesuai jarak yang ditempuh dan golongan kendaraan. ”Misalnya, untuk jarak terjauh (Cikopo- Palimanan), kendaraan golongan I akan membayar Rp96.000, golongan II Rp144.000, golongan III Rp192.000, golongan IV Rp240.000,
sedangkan kendaraan golongan V akan membayar Rp288.500,” ujar Wakil Direktur PT Lintas Marga Sedaya Hudaya Aryanto dalam keterangan persnya kemarin Ruas tol Cipali sepanjang 116,75 km diresmikan pada 13 Juni 2015. Setelah peresmian, PT Lintas Marga Sedaya sebagai operator dan pemegang konsesi ruas tol tersebut melakukan sosialisasi dengan tanpa memungut biaya bagi kendaraan yang melintasi ruas tol tersebut.
Hudaya mengklaim PT LMS telah melengkapi sarana dan fasilitas pendukung tol Cipali. ”Tol Cipali sekarang sudah full rambu. Sesuai standar keselamatan jalan, LMS sudah memasang dan melengkapi rambu, marka, petunjuk, dan guardrail yang diperlukan,” katanya.
Selain itu, untuk mendukung fungsi lampu penerangan jalan yang sudah terpasang di lokasi simpang susun, lanjut dia, di sepanjang ruas Cipali juga sudah dipasang patok pengarah (guide post) yang reflektornya akan bersinar jika terkena lampu kendaraan sehingga menambah keamanan berkendara di malam hari.
Hudaya menambahkan, saat ini sudah ada 6 area peristirahatan (rest area ), yakni di Km 86A, Km 86B, Km 101, Km 102, Km 164, dan Km 166, yang menyediakan fungsi dasar seperti toilet, musala, tempat parkir hingga beberapa gerai makanan. SPBU juga telah dioperasikan di Km 102. ”Pekan depan dua rest area lagi akan dibuka, sehingga lengkap menjadi 8,” katanya.
Untuk diketahui, ada 7 gerbang tol mulai dari Cikopo sampai Palimanan. Ketujuh pintu tol itu Gerbang Cikopo sebagai pintu utama, Pintu Tol Kalijati di Km 98, Pintu Tol Subang (Km 110), Pintu Tol Cikedung (Km 138), Pintu Tol Kertajati (Km 159), Pintu Tol Sumberjaya (Km 175), dan Pintu Tol Palimanan (Km 188).
Rawan Longsor
Kewaspadaan juga perlu dilakukan pengendara yang akan melewati jalur Karanganyar- Magetan. Rute ini terletak di antara bukit yang rawan longsor. Titik kerawanan antara lain berada di Bukit Ganoman. ”Bukit Ganoman itu kondisi tanahnya cukup labil dan sewaktu- waktu bisa membahayakan para pengguna jalan,” kata Kepala Pengendalian Operasional Dishubkominfo Karanganyar Joko Mulyono.
Selain ancaman longsor, lampu penerangan di jalur tersebut juga memiliki sejumlah kendala. Setidaknya ada belasan lampu penerangan jalan umum yang mati dan tidak berfungsi. Lampu tersebut semula dipasang petugas Dishubkominfo Jawa Tengah dengan sistem tenaga surya. Namun belakangan penerangan itu mati dan belum juga diperbaiki petugas.
Farid firdaus/ ichsan amin/ arief setiadi/ant
Penumpukan kendaraan diperkirakan berpusat di kawasan Pejagan, Brebes, Jawa Tengah. Persoalan bisa jadi bertambah karena jalur alternatif untuk memecah kemacetan belum ideal. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Brebes Mayang Sri Herbimo memprediksi arus kendaraan bakal melonjak seiring pengoperasian tol Cipali.
Jalan bebas hambatan akan jadi magnet karena dapat memperingkas waktu tempuh 1,5-2 jam dibandingkan lewat pantura. Namun, sebagai dampaknya, titik kemacetan kemungkinan akan bergeser dari Jawa Barat ke Jawa Tengah. ”Kesemrawutan nanti di exit tol Pejagan. Ini yang kita antisipasi,” ujar Mayang kemarin.
Selain peningkatan jumlah kendaraan, kemacetan diperkirakan karena kendaraan yang keluar dari tol dan menuju jalur pantai utara (pantura) akan melalui perlintasan kereta api. Dia menuturkan, langkah antisipasi itu antara lain berupa rekayasa lalu lintas. Selain diarahkan ke pantura, kendaraan pemudik akan dialihkan ke jalur tengah melalui Dermoleng-Ketanggungan.
Di Dermoleng, kendaraan yang hendak ke jalur pantura bisa melalui Sitanggal-Jatibarang- Slawi. Adapun yang menuju jalur selatan melalui Songgom- Tonjong-Bumiayu. ”Jika jalur tengah juga crowded, kendaraan dari exit tol Pejagan diarahkan masuk tol Pejagan-Pemalang yang saat ini terus dikebut perbaikannya,” papar Mayang. Dia menambahkan, secara keseluruhan terdapat 10 jalur alternatif yang disiapkan untuk mengurai kemacetan di kawasan Brebes.
”Memang kondisi jalan di jalur-jalur tersebut ada yang baik dan rusak, belum ideal. Karena itu, (jalur alternatif) ini bersifat insidental,” katanya. Kepala Korlantas Polri Irjen Pol Condro Kirono menuturkan, Mabes Polri memberikan perhatian penuh pada area pintu keluar tol Pejagan. Selain penyiapan rekayasa lalu lintas, Polri siap mengerahkan 861 personel yang akan bertugas memperlancar arus kendaraan.
Condro mengimbau para pemudik untuk mempersiapkan waktu mudik dengan tepat serta membekali diri dengan pemahaman tentang rute-rute alternatif. Dengan demikian diharapkan mereka dapat mudik dengan lancar dan nyaman. Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jawa Tengah Kombes Benyamin mengingatkan, selain exit t ol Pejagan, titik kemacetan lain yang diwaspadai selama arus mudik dan balik Lebaran adalah Jalan KH Mansyur, Kota Pekalongan. Sebab di ruas jalan tengah kota itu terdapat perlintasan kereta api.
Beroperasi Penuh
Setelah digratiskan selama hampir dua pekan, tol Cipali resmi menerapkan tarif mulai dini hari pukul 00.00 WIB kemarin. Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 323/ KPTS/M/2015 besaran tarif adalah sesuai jarak yang ditempuh dan golongan kendaraan. ”Misalnya, untuk jarak terjauh (Cikopo- Palimanan), kendaraan golongan I akan membayar Rp96.000, golongan II Rp144.000, golongan III Rp192.000, golongan IV Rp240.000,
sedangkan kendaraan golongan V akan membayar Rp288.500,” ujar Wakil Direktur PT Lintas Marga Sedaya Hudaya Aryanto dalam keterangan persnya kemarin Ruas tol Cipali sepanjang 116,75 km diresmikan pada 13 Juni 2015. Setelah peresmian, PT Lintas Marga Sedaya sebagai operator dan pemegang konsesi ruas tol tersebut melakukan sosialisasi dengan tanpa memungut biaya bagi kendaraan yang melintasi ruas tol tersebut.
Hudaya mengklaim PT LMS telah melengkapi sarana dan fasilitas pendukung tol Cipali. ”Tol Cipali sekarang sudah full rambu. Sesuai standar keselamatan jalan, LMS sudah memasang dan melengkapi rambu, marka, petunjuk, dan guardrail yang diperlukan,” katanya.
Selain itu, untuk mendukung fungsi lampu penerangan jalan yang sudah terpasang di lokasi simpang susun, lanjut dia, di sepanjang ruas Cipali juga sudah dipasang patok pengarah (guide post) yang reflektornya akan bersinar jika terkena lampu kendaraan sehingga menambah keamanan berkendara di malam hari.
Hudaya menambahkan, saat ini sudah ada 6 area peristirahatan (rest area ), yakni di Km 86A, Km 86B, Km 101, Km 102, Km 164, dan Km 166, yang menyediakan fungsi dasar seperti toilet, musala, tempat parkir hingga beberapa gerai makanan. SPBU juga telah dioperasikan di Km 102. ”Pekan depan dua rest area lagi akan dibuka, sehingga lengkap menjadi 8,” katanya.
Untuk diketahui, ada 7 gerbang tol mulai dari Cikopo sampai Palimanan. Ketujuh pintu tol itu Gerbang Cikopo sebagai pintu utama, Pintu Tol Kalijati di Km 98, Pintu Tol Subang (Km 110), Pintu Tol Cikedung (Km 138), Pintu Tol Kertajati (Km 159), Pintu Tol Sumberjaya (Km 175), dan Pintu Tol Palimanan (Km 188).
Rawan Longsor
Kewaspadaan juga perlu dilakukan pengendara yang akan melewati jalur Karanganyar- Magetan. Rute ini terletak di antara bukit yang rawan longsor. Titik kerawanan antara lain berada di Bukit Ganoman. ”Bukit Ganoman itu kondisi tanahnya cukup labil dan sewaktu- waktu bisa membahayakan para pengguna jalan,” kata Kepala Pengendalian Operasional Dishubkominfo Karanganyar Joko Mulyono.
Selain ancaman longsor, lampu penerangan di jalur tersebut juga memiliki sejumlah kendala. Setidaknya ada belasan lampu penerangan jalan umum yang mati dan tidak berfungsi. Lampu tersebut semula dipasang petugas Dishubkominfo Jawa Tengah dengan sistem tenaga surya. Namun belakangan penerangan itu mati dan belum juga diperbaiki petugas.
Farid firdaus/ ichsan amin/ arief setiadi/ant
(bbg)