Manfaatkan Ramadan untuk Perbaiki Diri

Rabu, 24 Juni 2015 - 10:21 WIB
Manfaatkan Ramadan untuk Perbaiki Diri
Manfaatkan Ramadan untuk Perbaiki Diri
A A A
JAKARTA - Bagi umat Islam, Ramadan adalah bulan penuh berkah dan sarat hikmah. Karenanya, muslimdiseluruhpenjuru dunia berlomba-lomba menunaikan ibadah kebajikan agar bisa menuai pahala di momen istimewa ini.

Demikian pula dengan para atlet meskipun harus tetap bertanding di kala berpuasa. Assmaah Helal, pesepak bola wanita asal Australia, tidak menganggap ibadah puasa menghalangi aktivitasnya sebagai atlet. Baginya seorang atlet bisa menikmati indahnya beribadah saat Ramadan walaupun harus tetap berjuang di lapangan. Bahkan, ibadah puasa membantunya untuk lebih bisa mengontrol diri.

”Ramadan adalah bulan penuh berkah dan momenuntukmemperbaiki diri,” ujar Assmaah kepada KORAN SINDO. Assmaah berharap pada Ramadan kali ini bisa meningkatkan keimanannya kepada Allah SWT. ”Saya ingin hubungan dengan sang pencipta makin dekat. Saya juga berharap bisa mencapai targettarget spiritual saya,” imbuh pemain University of NSW (UNSW) tersebut.

Selama Ramadan, Assmaah tetap tampil di kompetisi sepak bola wanita bersama UNSW (Premier League 2). ”Selama bulan puasa ini kami tetap bertanding. Saat ini kompetisi sudah berjalan setengah musim,” paparnya. Dia mengungkapkan, seorang atlet harus mengerti kebutuhan tubuhnya saat menjalankan puasa.

”Ini artinya saya harus sangat disiplin dalam hal makanan sehingga saya bisa tetap tampil baik saat bertanding dan sehat,” katanya. Lalu, apa rahasia fit Assmaah selama Ramadan? ”Saat sahur saya makan asupan yang sehat dan bukan makanan berat. Terkadang saya minum protein shake, omlet yang dicampur dengan sayuran, lalu buah-buahan dan banyak minum air putih.

Saya juga minum air kelapa,” jelasnya. Assmaah mengatakan aktivitasnya tidak banyak berubah di kala Ramadan. Dia berlatih bersama klubnya dua kali seminggu. ”Pada Ramadan ini, biasanya latihan setelah berbuka puasa,” ujar Assmaah. Saat berbuka, Assmaah memilih makanan yang ringan seperti sayuran, ayam panggang atau sup. ”Malam harinya jika tidak berlatih bersama klub, saya akan berada di gim untuk berlatih sendiri,” katanya. Lalu, setelah tarawih, dia santap malam.

”Saya selalu minum banyak air.” Assmaah mengatakan pada hari saat dia bertanding, menu sahurnya agak berbeda. ”Saya menyantap lebih banyak karbohidrat. Saya bertanding pukul 15.00, jadi cukup dekat dengan jam buka puasa,” ungkapnya. Di sepak bola wanita Australia, Assmaah adalah fenomena tersendiri.

Meski tidak memperkuat timnas wanita Australia, dia sudah menjadi simbol kesetaraan muslimah di lapangan hijau. Keputusannya tetap mengenakan jilbab di lapangan hijau membuat dia menjadi ikon perlawanan dari keputusan FIFA yang melarang pemain wanita menggunakan tutup kepala. Tak berlebihan jika kemudian dia menjadi salah satu pihak yang menyambut positif keputusan FIFA mengizinkan wanita muslim mengenakan jilbab pada 2012.

Hanna
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5934 seconds (0.1#10.140)